Liga Italia
Kontras Perbandingan AC Milan Masa Allegri dan Pioli, Beda Rasa, Mampukah Saingi Inter dan Juventus?
Perbandingan kontras AC Milan di masa Massimiliano Allegri dan Stefano Pioli, dengan rasa yang berbeda, mampukah saingi Inter Milan dan Juventus?
TRIBUNKALTIM.CO - Ini perbandingan kontras AC Milan di masa Massimiliano Allegri dan Stefano Pioli, dengan rasa yang berbeda, mampukah saingi Inter Milan dan Juventus?
Perlu satu dekade bagi AC Milan untuk kembali bangun dari tidur panjangnya dan membuktikan bahwa mereka satu di antara klub elite Liga Italia, bahkan dunia
AC Milan, terakhir mampu menjadi kampiun di kompetisi Liga Italia ialah musim 2010/2011.
Ketika itu, AC Milan dilatih oleh Massimiliano Allegri.
Kini, AC Milan dikomandoi Stefano Pioli, terlihat perbandingan yang sangat kontras antara masa Massimiliano Allegri dan Stefano Pioli,
Meski ada perbedaan, tetap saja AC Milan punya ambisi untuk juara, akankah kini Rossoneri mampu saingi Inter Milan dan Juventus dalam perebutan gelar juara Serie A Liga Italia.
Baca juga: LIGA ITALIA AC Milan Tolak Papu Gomez Gegara Satu Hal Ini, Kans Inter Milan dapat Pengganti Eriksen
Baca juga: Pemain Muda AC Milan dan Inter Milan Jadi Mimpi Buruk Juventus, Hancurkan Dominasi di Liga Italia
Baca juga: MU Gigit Jari! Masa Depan Hakan Calhanoglu Temui Titik Terang di AC Milan, Pioli Jadi Jaminan
Baca juga: Pemain Buangan Real Madrid Jadi Pahlawan di AC Milan & Inter Milan, Gusur Juve, Kuasai Liga Italia!
Bagaimana tidak, di bawah arahan Stefano Pioli, AC Milan belum terkalahkan sama sekali.
Tercatat mereka mampu mengemas 10 kemenangan dan empat hasil imbang dari 14 Giornata yang usai berlangsung.
Tak cukup sampai di situ, penampilan apik Zlatan Ibrahimovic cs juga berbanding lurus dengan posisi mereka saat ini.
Rossoneri sukses menutup tahun 2020 sebagai Capolista alias pemuncak klasemen sementara Liga Italia lewat raihan 34 poin.
Capaian ini merupakan pertama kali dibukukan Rossoneri setelah 10 tahun silam.
Tak pelak banyak spekulasi maupun prediksi yang menyebutkan bahwa Rossoneri bisa menghentikan dominasi Juventus musim ini.
Jika di rata-rata, skuat AC Milan musim ini ialah berusia 24 tahun, termasuk nama Zlatan Ibrahimovic (39).
Baca juga: TERBARU Kode Redeem Free Fire 26 Desember 2020, New Year Token Hunt dan Buy 1 Get 2, Bundle Keren
Baca juga: Kisah Polwan NTT Bikin Mewek di Hari Natal, Anak Buah Idham Azis Jaga Gereja Sambil Gendong Bayi
Namun dengan rataan pemain yang masih muda, AC Milan mampu bersaing ketat dengan Inter Milan dan Juventus untuk perburuan gelar Serie A.
Padahal dua tim itu memiliki komposisi materi pemain dan kedalaman skuat yang mumpuni.
Bahkan hampir di semua lini permainan Juventus dan Inter Milan adalah kilauan bintang.
Tapi kondisi tersebut tak mengubah apa yang menjadi ambisi AC Milan
Dilansir laman Dailymail, AC Milan yang sekarang dengan 10 tahun lalu takala mereka menjadi juara memiliki ambisi yang sama, yakni menjadi tim terbaik.
AC Milan di tahun 2010/2011 sukses meriah Scudetto dengan raihan 82 poin di akhir kompetisi.
Sedangkan Rossoneri yang sekarang bekerja ekstra keras untuk kembali mengulang capaian era Allegri.
Baca juga: Tak Terima Pesantren Habib Rizieq Disomasi PTPN VIII, Marzuki Alie: Aset Umat Jangan Turut Dihabisi
Baca juga: Janji Risma, Bansos 2021 Bakal Beda, BST Diperpanjang hingga Juni 2021, Cek di dtks.kemensos.go.id
Namun kembali lagi, meskipun memiliki persamaan soal ambisi untuk meraih gelar, tapi perbedaannya sangatlah mencolok.
Era Allegri dengan Pioli boleh saja memiliki ambisi yang sama, namun rasanya tetap beda.
Di bawah komando Massimiliano Allegri, Rossoneri di musim 2010/20211 banyak disesaki pemain bintang.
Sebut saja Ronaldinho, Zlatan Ibrahimovic, Thiago Silva, Alessandro Nesta, Clarence Seedorf hingga Andrea Pirlo jadi bukti nyatanya.

Deretan pemain bintanglah yang kala itu mampu menggaransi AC Milan berjaya di tanah Negeri Pizza.
Sedangkan di bahwa asuhan Pioli, AC Milan banyak mengandalkan pemain muda.
Sebut saja Jens Petter Hauge, Rafale Leao, Lorenzo Colombo, Ismael Bennacer, Daniel Maldini, Alexis Saelemaekers merupakan contoh pemain muda AC Milan di bawah 23 tahun.
Layak ditunggu bagaimana era kepemimpinan Pioli yang berbeda rasa dengan Allegri mampu mengulang memori manis 10 tahun silam.
Belum Garansi Juara
Musim Liga Italia 2020/2021 berjalan kompetitif.
AC Milan kokoh berdiri di puncak klasemen, disusul Inter Milan yang hanya selisih satu poin dengan klub asuhan Stefano Pioli.
Duduk sebagai pemuncak klasemen merupakan kado natal terindah bagi skuat AC Milan.

Namun, Sang juru taktik, Stefano Pioli tak ingin skuatnya euforia dengan hal itu.
Berada di puncak klasemen saat Natal bukan garansi keluar sebagai juara di akhir musim.
Apalagi ada kenangan pahit pada gelaran Liga Italia musim 2002/2023, dimana kala itu AC Milan hanya finish di urutan ketiga, meski pada saat Natal, tim bertabur bintang itu memegang puncak klasemen.
Berada di puncak klasemen saat Natal tiba bukan garansi lahirnya gelar juara.
Fakta itu menjadi alarm pengingat AC Milan agar tak bersikap jemawa.
AC Milan menutup tahun 2020 dengan manis via kemenangan 3-2 atas Lazio pada pekan ke-14 Liga Italia 2020-2021.
Kemenangan itu memastikan status Milan sebagai pemuncak klasemen di hari Natal.
Pencapaian yang membangkitkan memori indah di benak fans I Rossoneri, julukan AC Milan.
Terakhir kali Milan mampu bertengger di puncak klasemen saat Natal adalah pada 10 tahun silam!
Kala itu, Natal terasa sempurna bagi Milan mengingat tim ada di undakan pertama klasemen dengan mengantongi keunggulan tiga poin dari Napoli.
Milan mampu melanjutkan momentum dan mengakhiri musim 2010-2011 dengan gelar juara.
Akan tetapi, berstatus sebagai pemimpin klasemen saat Natal tak selalu bermakna lahirnya gelar scudetto.
Zlatan Ibrahimovic dkk mesti belajar dari kepahitan yang dialami skuad Milan pada 2002-2003.
Waktu itu, Milan yang bertabur bintang macam Andrea Pirlo, Rivaldo, Manuel Rui Costa, dan Filippo Inzaghi menyambut Natal dengan bahagia karena bisa berada di puncak klasemen bersama klub rival sekota mereka, Inter Milan.
Baca juga: Tissa Biani Setuju Menikah Muda dengan Dul Jaelani, Profil Aktris Peraih Sederet Penghargaan
Baca juga: Akun Instagram Nikita Mirzani Hilang, Bukan Karena Diretas, Ledekan Kiki The Potters, Balasan Nyai
Milan dan Inter sama-sama mengoleksi 33 angka.
Namun, Rossoneri berhak duduk di singgasana pertama lantaran unggul rekor pertemuan.
Kado Natal indah tersebut nyatanya tak menjadi bekal terbaik Milan untuk mengarungi sisa musim.
Milan hanya finis di urutan ketiga Liga Italia 2002-2003, kendati Rossoneri akhirnya bisa menebus kegagalan di pentas domestik itu lewat gelar dobel Liga Champions dan Coppa Italia.
Memimpin klasemen saat Natal memang tak 100 persen menggaransi lahirnya titel juara.
Saat tampil sebagai kampiun pada edisi 2003-2004 dan 1998-1999, Milan malah tak menduduki singgasana puncak klasemen saat Natal tiba.
Pada Natal 2003, Milan tertinggal tiga angka dari AS Roma di urutan pertama.
Sementara pada 25 Desember 1998, Rossoneri hanya berada di posisi ketiga klasemen dan terpaut empat poin dari sang pemimpin klasemen, Fiorentina, yang mengandalkan striker haus gol bernama Gabriel Batistuta.
Perbaikan hasil signifikan di paruh kedua kompetisi lantas menjadi kunci keberhasilan Milan mencaplok titel scudetto pada 1998-1999 maupun 2003-2004.
Lumrah jika pelatih Milan saat ini, Stefano Pioli, sudah mewanti-wanti agar bara semangat anak asuhnya tak membeku diterpa angin sejuk libur musim dingin.
“Kami telah mencapai target tahun ini. Kami adalah pemimpin klasemen. Kami punya api di dalam diri dan harus membiarkannya tetap menyala,” kata Pioli.
Baca juga: Jadwal Operasional Bank Mandiri BCA BNI BRI Selama Cuti Bersama 2020, Libur Natal, Tahun Baru 2021
Baca juga: Penjelasan FPI soal Lahan Ponpes Rizieq Shihab yang Disomasi PTPN VIII, Aziz Yanuar: Bukan Merampas
(Tribunnews.com/Giri)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Perbandingan AC Milan Era Allegri dengan Rezim Pioli, Ambisi yang Sama Tapi Beda Rasa dan kompas.com dengan judul Hati-hati AC Milan, Pimpin Klasemen Saat Natal Bukan Garansi Juara