Virus Corona di Kutai Timur
UPDATE Covid-19 di Kutim, Klaster Perusahaan Penyumbang Terbanyak, Kasus Positif Kembali Bertambah
Update covid-19 di Kutim, klaster perusahaan penyumbang terbanyak, kasus positif kembali bertambah
TRIBUNKALTIM.CO,SANGATTA - Update covid-19 di Kutim, klaster perusahaan penyumbang terbanyak, kasus positif kembali bertambah.
Kasus terkonfirmasi covid-19 di Kabupaten Kutai Timur ( Kutim) kembali mengalami penambahan, Minggu (03/01/21)
Berdasarkan data Surveillance Dinas Kesehatan Kabupaten Kutim, Sabtu (02/01/21) malam, telah tercatat penambahan kasus terkonfirmasi covid-19.
Baca juga: BPBD Kutim Amankan 3 Titik di Malam Tahun Baru, Kawasan Sangatta Bagian Utara dan Selatan
Baca juga: 2021! Perbaikan Drainase dan Jalan Tetap Dilanjutkan, Plt Bupati Kutim Kasmidi Bulang: Diselesaikan
Baca juga: Plt Bupati Kutim Ajukan Penambahan Rumah Karantina Covid-19 di Samarinda Buat Warga Kutai Timur
Penambahan baru kasus terkonfirmasi covid-19 sebanyak 23 kasus.
Pada kasus sembuh 44 kasus dan meninggal tidak ada penambahan.
Total keseluruhan terkonfirmasi positif sebanyak 3.696 kasus.
Penambahan pasien sembuh berjumlah 3.695 dan kasus meninggal berjumlah 58 kasus.
Wilayah kerja masih menjadi penyumbang terbanyak di Kutai Timur.
"Iya mohon maaf yang sering terkonfirmasi dari para pekerja perusahaan," ucap Pelaksana Tugas Bupati Kabupaten Kutim, Kasmidi Bulang.
Kepala Dinas Kesehatan Kutim, dr Bahrani Hasanal juga mengatakan, wilayah kerja banyak terpapar covid-19.
Baca juga: Libur Tahun Baru 2021, Tempat Wisata di Kutim Ditutup Sementara
Baca juga: BPBD Kutim Amankan 3 Titik di Malam Tahun Baru, Kawasan Sangatta Bagian Utara dan Selatan
Baca juga: Kepolisian Kutai Timur di Malam Tahun Baru, Kapolres Kutim AKBP Welly Djatmoko: Tindak Humanis
"Banyak orang yang terkonfirmasi dari perusahaan, kerena mereka melakukan tes mendeteksi covid-19 pada karyawan-karyawannya," ujarnya
Dengan penambahan tersebut, Bahrani tidak henti-hentinya mengingatkan masyarakat menerapkan protokol kesehatan khususnya pada libur tahun baru.
"Di jaga protokol kesehatannya, jangan takut dengan sanksi, tapi takut tertular dan menularkan," ujar Bahrani
(TRIBUNKALTIM.CO/DINI)