Berita Samarinda Terkini
Gedung SDN 016 Samarinda Kena Dampak Banjir, 1.000 Eksemplar Buku Perpustakaan dan 2 CPU Rusak
Pasca banjir dan hujan yang mengguyur Samarinda pada Kamis (7/1/2021) lalu, tak hanya SMPN 24 Samarinda yang terkena dampak. Gedung SDN di Jalan Sury
Penulis: Mohammad Fairoussaniy |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Pasca banjir dan hujan yang mengguyur Samarinda pada Kamis (7/1/2021) lalu, tak hanya SMPN 24 Samarinda yang terkena dampak.
Gedung SDN di Jalan Suryanata, Kelurahan Air Putih, Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur juga ikut terkena dampaknya, buku hingga barang elektronik ikut rusak diterjang air bercampur lumpur.
"Iya, jadi kena banjir tanggal 7 Januari 2021 kemarin. Biasanya nggak pernah masuk kelas, ini masuk sampai setengah meter dari lantai, selutut orang dewasa sekitar 60 centimeter," ucap Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 016 Aminem saat dihubungi, Minggu (10/1/2021) siang.
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Grafik Kasus Mulai Meroket, 6 Balita Ikut Terpapar Covid-19
Baca juga: Jalan Km 11 Balikpapan-Samarinda Kaltim Sudah Selesai, Masuk Rencana Beautifikasi
Baca juga: Harga Sembako di Balikpapan, Komoditi Cabai Rawit Naik, Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram
Endapan lumpur masih tersisa dan dibersihkan hingga siang hari tadi.
Halaman sekolah pada malam itu tergenang banjir.
Aminem mengatakan, ketinggian air mencapai paha orang dewasa.
Alhasil, buku-buku yang ada di ruangan yang cukup rendah, terendam dan rusak.

"Buku yang ada di lemari setengahnya terendam air bercampur lumpur. Perpustakan juga agak rendah, buku-bukunya juga terendam," ucapnya.
Rapor milik murid-murid SDN 016 sempat diselamatkan.
Terlebih sebagian rapor belum tercetak oleh wali murid, masih tersimpan rapi dengan sampulnya di atas lemari milik sekolah.
"Alhamdulillah rapor anak-anak selamat, belum tercetak (semua) dan kami taruh di atas lemari wali kelas, karena berat sampulnya tidak mengapung," tuturnya.
Lain hal dengan meja dan kursi yang kosong, air yang menggenang membuat barang-barang mengapung ke permukaan air.
Aminem menyampaikan, barang elektronik yang ada di sekolah juga ikut rusak.
"Barang elektronik berupa 2 CPU, tempatnya rendah, sempat berasap juga. Tidak terselamatkan," ungkapnya.
Kondisi banjir dari siang hingga malam hari kala itu, juga menyulitkannya untuk bergegas menuju ke sekolah yang sudah dipimpinnya dalam setahun terakhir.