News Video
NEWS VIDEO Tak Cuma Modal, UMKM Sebut Lebih Butuh Market
Ia mengatakan mayoritas UMKM juga merasakan dampak negatif dari sisi omzet penjualan, aset, hingga pengurangan karyawan.
TRIBUNKALTIM.CO- Pandemi Covid-19 telah berlangsung hampir setahun. Dampak keberadaan virus bernama Corona ini pun masih sangat dirasakan masyarakat. Terutama para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) .
Oleh karena itu agar tetap produktif, pemerintah menggelontorkan bantuan permodalan. Namun, nyatanya tidak hanya itu yang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM
"Saya belum pernah mengajukan bantuan. Saya mikirnya gini, kalau saya mengajukan tapi marketnya tidak ada, saya harus membayar bunga," ujar pemilik Arnesta Batik Balikpapan, Ronest Triyono, Senin (1/2/2021).
Baca juga: NEWS VIDEO Pembeli Pulau Lantigiang Mengaku Sudah Konsultasi Taman Nasional pada 2017
Menurutnya, bantuan yang lebih ia butuhkan adalah market. Ia menganalogikan jika mendapatkan modal lalu berproduksi, itu hanya akan menghasilkan barang atau stok yang menumpuk.
"Karena tidak ada daya beli. Beda kalau disediakan pasarnya, misalnya pemerintah bikin uniform (seragam). Begitu yang saya butuhkan," ujarnya.
Keberadaan vaksin, sebut Ronest, menumbuhkan sentimen positif. Dengan harapan jumlah kasus menurun 100 persen. Sehingga para pelaku usaha bisa bergerak leluasa memasarkan produk secara offline.
Untuk bertahan, lanjutnya, ia mengambil langkah yang belum pernah ditempuh sebelumnya. Pria berkacamata ini berpikir out of the box.
"Saya masuk ke komunitas apa saja yang bisa. Misalnya komunitas ikan diskus, komunitas arwana. Saya buat motif arwana tapi tetap dibumbui motif Kaltim sebagai ciri khas di sini. Dan mereka mau. Bukan uniform tapi untuk digunakan sendiri," urainya.
"Saya harus rajin komunikasi dengan orang-orang yang di luar batik. Memperluas jaringan," tukasnya.
Hal senada sebelumnya diungkap ekonom United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB Indonesia, Rima Prama Artha.
Ia mengatakan mayoritas UMKM juga merasakan dampak negatif dari sisi omzet penjualan, aset, hingga pengurangan karyawan.
Dari sisi produksi, dari hasil risetnya ke 1.100 UMKM tanah air ini menyatakan bahwa mereka beradaptasi dengan memodifikasi produk yang di jual. Menjual barang-barang yang dibutuhkan selama pandemi.
Dari sisi keuangan, UMKM banyak menekan biaya operasional, termasuk pengurangan listrik, air, dan lainnya.
"Selain bantuan keuangan, mayoritas UMKM mengharap ada bantuan untuk akses pasar. Karena mereka berpikir, jika ada bantuan keuangan artinya mereka harus meningkatkan produksi. Tapi kalau tidak dibantu dengan distribusi, akan tidak terlalu efektif bantuan tersebut," pungkasnya.(*)
Naskah: TribunKaltim.co/Heriani
Videografer: TribunKaltim.co/Heriani
Editor: TribunKaltim.co/Fz