Berita Nasional Terkini
Popularitas AHY & Demokrat Melejit, Djarot Syaiful Hidayat PDIP Beber Isu Kudeta Terinspirasi Drakor
Popularitas AHY & Partai Demokrat melejit, Djarot Syaiful Hidayat PDIP beber isu kudeta terinspirasi drakor
TRIBUNKALTIM.CO - Tak bisa dipungkiri, Partai Demokrat sekaligus Ketumnya Agus Harimurti Yudhoyono mendulang untung dari isu kudeta.
Popularitas Partai Demokrat dan putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono tersebut mengalami lonjakan.
Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat pun angkat bicara soal meningkatnya popularitas Partai Demokrat, tersebut.
Namun, sambil berkelakar, mantan Wakil Ahok di DKI Jakarta ini menyebut isu kudeta Partai Demokrat terinspirasi drama Korea alias drakor.
Diketahui, isu kudeta Partai Demokrat kian seksi lantaran melibatkan eks Panglima TNI Moeldoko.
Diketahui, Moeldoko kini menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Presiden.
• Beda Kebijakan dengan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan Panen Pujian Pengusaha, Ekonomi Bisa Bernafas
• Akhirnya Tim WHO Berhasil Bongkar Asal Usul Virus Corona, Bicara Hal Ini dengan Laboratorium Wuhan
Popularitas dan favorabilitas Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) bersama Partai Demokrat melejit semenjak isu kudeta partai itu mengemuka.
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Syaiful Hidayat pun angkat bicara terkait popularitas Demokrat dan AHY yang melejit.
"Mantap dong (popularitasnya meningkat, - red)," ujar Djarot, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (8/2/2021).
Djarot Syaiful Hidayat juga tak menutup kemungkinan mengenai isu kudeta hanya dimainkan agar partai berlambang mercy dan nama AHY tersebut mendulang popularitas.
Hanya saja, mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap dugaan tersebut salah dan keliru.
Djarot juga menyebut isu kudeta yang diduga dimainkan Partai Demokrat terinspirasi oleh drama Korea ( drakor).
"Saya ucapkan selamat dan sukses dalam memainkan isu kudeta yang mungkin saja, mudah-mudahan saya keliru, terinsipirasi sama popularitas drakor," kata Djarot.
Sebelumnya diberitakan, popularitas dan favorabilitas Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) bersama Partai Demokrat melejit semenjak isu kudeta partai itu mengemuka.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Demokrat Tomi Satryatomo dalam diskusi Proklamasi Democracy Forum bertajuk 'Prahara Hostile Take Over Partai Politik Dalam Arena Demokrasi' secara virtual, Minggu (7/2/2021).
• Kabar Gembira Program Kredit Tanpa Agunan BRI ke 57 Juta Pengusaha Ultra Mikro, Login kur. bri.co.id
Tomi menjelaskan, pihaknya membuat riset dengan cara memetakan pertarungan narasi upaya pengambilalihan paksa, menggunakan tools yang disebut sebagai social network analysis.
"Kita lihat popularitas dan favorabilitasnya.
Kita buat dua periode supaya ada perbandingan," kata Tomi.
Tomi menguraikan, periode pertama dilakukan 7 hari sebelum AHY memberikan keterangan pers soal adanya upaya kudeta Partai Demokrat (24 Januari sampai 30 Januari).
Di waktu itu, popularitas Partai Demokrat berada pada urutan ketiga
"Tapi pada tanggal 31 januri sampai 6 Februari popularitasnya melejit jauh di atas 70 ribu dan favorabilitasnya pun naik jauh mengatasi partai-partai lain," ucap Tomi.
"Jadi Partai Demokrat menjadi populer dan pada saat yang sama orang suka pada Partai Demokrat terjadi lonjakan popularitas dan favorabilitas baik dalam pemberitaan maupun percakapan," ujarnya.
Terkait dengan popularitas AHY, pada 24 Januari hingga 30 Januari berada di posisi keempat, di bawah gubernur se-Jawa itu, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Sementara, popularitas Moeldoko (sebagai pihak eksternal yang diduga terlibat kudeta Demokrat) berada di posisi paling bawah.
Pada 7 hari berikutnya, lanjut Tomi, posisi AHY melejit melampaui tokoh-tokoh yang lain.
Begitupun dengan Moeldoko, namun Kepala Staf Kepresidenan itu memiliki favorabilitas yang rendak dibanding AHY.
"Kenapa Moeldoko melejit karena kita tadi melihat ada upaya-upaya akun anonimous untuk mendogkrak popularitasnya Pak Moeldoko," ujarnya.
• Akhirnya Golkar & NasDem Berbalik, Seirama dengan PDIP Soal Revisi UU Pemilu, Anies Bisa Gigit Jari
"Bisa disimpulkan bahwa 7 hari pemantauan kemarin baik Partai Demokrat maupun ketum AHY itu menjadi media daring dibandingkan dengan partai-partai lain, dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain," pungkasnya.
Survei Parpol Terbaru
Dalam kurun waktu empat bulan, elektabilitas partai politik bergerak dinamis.
PDIP masih tetap unggul, tetapi elektabilitasnya anjlok.
Sebaliknya dengan Demokrat yang elektabilitasnya melesat.
Dua parpol yaitu PKS dan PSI mengalami kenaikan elektabilitas.
“Elektabilitas Demokrat melesat, PDIP anjlok, sedangkan PKS dan PSI naik elektabilitasnya,” kata Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, pada Minggu (7/2/2021).
Elektabilitas PDI Perjuangan ( PDIP) sebelumnya naik dari 29,3 persen pada survei bulan Juni 2020 menjadi 31,4 persen pada survei bulan Oktober 2020.
Tetapi pada survei terakhir, elektabilitasnya merosot hingga 23,1 persen.
Sementara itu Partai Demokrat sebelumnya turun dari 3,8 persen (Juni 2020) menjadi 3,2 persen (Oktober 2020).
Pada survei terakhir, elektabilitasnya meroket menjadi 8,2 persen, membuat posisi Demokrat berada di empat besar.
• Tegas, Gubernur Aceh Pecat Tenaga Kesehatan Honor yang Tolak Divaksin, Nasib Nakes PNS Lebih Baik
“Pengungkapan kasus korupsi bantuan sosial penanganan Covid-19 yang melibatkan menteri dan sejumlah politisi asal PDIP membuat citra parpol penguasa ini melorot tajam,” kata Andreas.
Parpol-parpol oposisi, khususnya Demokrat, cukup berhasil memanfaatkan kemerosotan dukungan terhadap PDIP.
“Naiknya isu kudeta terhadap kepemimpinan Demokrat bisa jadi upaya untuk terus mendulang elektabilitas,” kata Andreas.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) naik dari 5,5 persen (Juni 2020) menjadi 6,1 persen (Oktober 2020) dan terakhir 7,7 persen.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) naik dari 4,2 persen (Juni 2020) menjadi 4,6 persen (Oktober 2020) dan terakhir 4,8 persen.
Parpol-parpol lain cenderung stabil atau turun, misalnya Gerindra dan Golkar.
Gerindra berada pada posisi dua besar (12,5 persen | 12,3 persen | 12,6 persen), sedangkan Golkar menyusul di tiga besar (9,7 persen | 8,8 persen | 9,1 persen).
Lalu ada PKB (6,8 persen | 6,7 persen | 6,4 persen), Nasdem (4,1 persen | 3,7 persen | 3,5 persen), PPP (2,4 persen | 1,9 persen | 2,0 persen), dan PAN (1,6 persen | 1,3 persen | 1,0 persen).
“Yang mengejutkan, Partai Ummat yaitu parpol baru besutan Amien Rais dengan elektabilitas 1,1 persen, atau 0,1 persen di atas PAN, berhasil menggerus basis suara PAN,” kata Andreas.
Parpol lain hanya mampu meraih elektabilitas di bawah 1 persen. Di antaranya Perindo (0,9 persen | 0,5 persen | 0,4 persen), Hanura (0,3 persen | 0,2 persen | 0,2 persen), dan Berkarya (0,3 persen | 0,1 persen | 0,2 persen).
Parpol baru lain yang mulai mendapatkan dukungan adalah Gelora (0,1 persen).
Sisanya tidak meraih dukungan, yaitu PBB, PKPI, Garuda, dan parpol baru Masyumi Reborn.
• Tak Berkelit Ganjar Pranowo Langsung Akui Banjir di Semarang Salahnya, Anies Baswedan Sempat Disorot
Masih ada yang tidak tahu/tidak jawab sebesar 19,6 persen.
Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 20-31 Januari 2021, dengan sambungan telepon kepada 1200 orang responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019.
Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
( TribunKaltim.co / Rafan Arif Dwinanto )
Artikel ini telah tayang dengan judul Popularitas Demokrat dan AHY Melejit, PDIP: Isu Kudeta Mungkin Terinspirasi Popularitas Drakor, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/02/08/popularitas-demokrat-dan-ahy-melejit-pdip-isu-kudeta-mungkin-terinspirasi-popularitas-drakor?page=all.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/agus-harimurti-yudhoyono-kiri-bersama-ketua-fraksi-partai-demokrat.jpg)