Berita Kaltim Terkini
Dampak Kaltim Steril, Rata-rata Okupansi Hotel di Kaltim Turun 50 Persen
Selama penerapan Kaltim Silent, Sabtu (6/2/2021) dan Minggu (7/2/2021) kemarin berdampak terhadap sektor ekonomi.
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Selama penerapan Kaltim Steril, Sabtu (6/2/2021) dan Minggu (7/2/2021) kemarin berdampak terhadap sektor ekonomi.
Tidak hanya pasar maupun pusat perbelanjaan saja yang berimbas terhadap penerapan Kaltim Steril itu.
Sektor perhotelan pun juga turut berimbas terhadap Kaltim Steril.
• Waspada, Aksi Begal Terjadi Lagi di Jalanan Balikpapan, Pelaku Bawa Sajam dan Incar Tas Korban
• Awang Faroek Ishak Hadir di Rumah Duka, Ikut Melepas Yurnalis Ngayoh ke Peristirahatan Terakhir
Hal ini semakin diperparah dengan libur imlek besok. Dimana pemerintah pusat maupun daerah mensyaratkan hasil swab antigen untuk dapat masuk ke daerah tertentu.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPD Indonesian General Manager Association (IHGMA) Kalimantan Timur (Kaltim) Budi Wahjono, Kamis (11/2/2021) mengatakan ,selama akhir pekan merupakan hari yang pas untuk meningkatkan revenue hotel.
• Presiden Jokowi Panggil Lima Gubernur, Salah Satunya Kaltim, Ini yang Dibahas
• Pusat Perbelanjaan di Balikpapan dan Samarinda Berkeinginan tak Ada Lagi Penutupan di Sabtu Minggu
Berkaca terhadap Kaltim Steril kemarin, Budi Wahjono mengakui terjadi penurunan okupansi hotel.
"Dampak utama (Kaltim Steril), okupansi drop. Hotel kami Sabtu dam Minggu selalu penuh. Kemarin itu hanya 50 persen, karena masyarakat nda berani keluar mengikuti edaran itu. Kurang lebih hanya sekitar 60 persen saja okupansinya," ucap Budi Wahjono.
Bahkan selama Kaltim Steril pekan kemarin beberapa event ditunda. Bahkan beberapa event diantaranya dibatalkan karena mengikuti kebijakan pemerintah.
• Bertemu Presiden Jokowi, Gubernur Kaltim Isran Noor Bawa Pesan Ibu Kota Negara Pasti Berlanjut
"Untuk acara di Ballroom, kemaren kita ada dua yg ultah bisa digeser, yang wedding tidak bisa karena sudah terencana sejak 6 bulan lalu. Akhirnya tetap dilaksanakan tapi di kalangan keluarga saja. Dari 60 persen okupansi, 40 persennya cancel," ucap Budi Wahjono
Penulis: Jino Prayudi Kartono/Editor: Samir Paturusi