Sepekan PPKM Mikro di Balikpapan, tak Ada RT Zona Merah

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN-Satgas Covid-19 Kota Balikpapan menegaskan tidak ada RT yang berstatus zona merah.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Keamanan dan Penegakan Hukum Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Zulkifli.

“Alhamdulillah, dari 1.669 RT tidak ada yang termasuk dalam kategori zona merah,” katanya, Selasa (23/2/2021)

Baca juga: Kebakaran Terjadi Lagi, Sebuah Mess Perusahaan di Balikpapan Dilalap Jago Merah

Baca juga: PDAM Balikpapan Tidak Mengalir, Pipa IPAM Damai Stop Produksi 45 Persen, Berikut Daerah Terdampak

Berdasarkan hasil evaluasi PPKM Mikro yang dilakukan selama sepekan, belum ada RT yang warganya terkonfirmasi positif Covid-19 di atas 10 orang.

Sebagaimana diketahui, pada minggu lalu, Kota Balikpapan memiliki 5 RT yang masuk ke dalam zona orange. Saat ini hanya menyisakkan dua saja.

"Verifikasi terakhir malah sepertinya akan tinggal satu di Sepinggan Raya, yaitu di RT 34. Yang lain sudah turun ke zona kuning,” terang Zulkifli.

Baca juga: Gubernur Kaltim Isran Noor Sebut Kukar, Kutim dan Mahulu Berpotensi Karhutla, Ini Alasannya

Baca juga: Ingin Memancing, Seorang Pemuda di Samarinda Tiba-tiba Lompat ke Sungai Mahakam, Sempat Minta Tolong

"Jadi zona orange kita hampir habis," sambungnya.

Zulkifli mengatakan untuk mempertahankan zona setiap RT, pihaknya mengimbau melalui kelurahan agar zona hijau yang ada itu tetap dipertahankan.

Sehingga, tidak akan naik status menjadi zona kuning, yang akan menambah posisi terkonfirmasi positif Covid-19 dalam pelaksanaan PPKM Mikro.

“Yang hijau dipertahankan, dan kita fokus menyelesaikan zona kuning,” terangnya.

Selain itu, dirinya juga meminta agar pengawasan protokol kesehatan di tiap lingkunhan diperketat.

Baca juga: Di Balikpapan Tercatat 104 Kasus Positif Covid-19, Kamar Isolasi di Rumah Sakit Mulai Longgar

Zulkifli meminta kepada masyarakat agar jima tidak ada kepentingan yang mendesak, maka tidak keluar rumah.

“Jadi kita membatasi mobilitas warga kita dan meningkatkan pengawasan protokol kesehatan,” ungkapnya.

Penulis: Miftah Aulia Anggraini/Editor: Samir Paturusi