Berita Nasional Terkini
LEMBEK! Mantan Sekjen Partai Demokrat Sebut Sikap SBY Normatif, Akui Bisa Lebih Keras dari Ayah AHY
LEMBEK! Eks Sekjen Partai Demokrat, Marzuki Alie sebut sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) normatif, akui bisa lebih keras dari ayah AHY.
Berikut pernyataan lengkap SBY terkait isu kudeta tersebut:
1. Demokrat not for sale
SBY memberi peringatan keras bagi pihak-pihak yang ingin merebut Partai Demokrat.
Ia menegaskan, partai yang didirikannya itu tidak untuk diperjualbelikan.
"Bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Partai Demokrat, saya katakan dengan tegas dan jelas, Partai Demokrat not for sale, partai kami bukan untuk diperjualbelikan," kata SBY.
SBY mengatakan, meskipun bukan partai yang kaya raya dari segi materi, Demokrat tidak tergiur dengan uang sebesar apa pun.
SBY menilai, gerakan tersebut ingin mendongkel dan merebut kepemimpinan partai yang sah, kemudian menggantinya dengan orang lain yang bukan kader Demokrat.
"Kalau gerakan ini berhasil karena ada yang ingin membeli partai kita dan kemudian ada fasilitatornya, partai kita bisa mengalami kegelapan," ujar SBY.
Baca juga: Tragedi Pesta Nikah di India, Kendaraan Tabrak Arak-arakan Mobil Pengantin, 1 Orang Tewas, 12 Luka
2. Demokrasi akan krisis
SBY pun berujar, jika gerakan kudeta itu berhasil, demokrasi di Indonesia akan mengalami krisis karena sebuah partai politik dapat diambil alih begitu saja.
"Krisis besar karena sebuah partai politik yang puluhan tahun dibangun dan dibina, dengan segala dinamika dan pasang surutnya, tiba-tiba dengan kekuatan uang dan kekuasaan bisa direbut dan diambil alih begitu saja," kata SBY.
SBY menuturkan, jika kudeta di Demokrat terjadi, kehidupan bernegara pun tak ubahnya seperti di hutan rimba. Pihak yang kuat akan menang dan yang lemah akan kalah, sedangkan salah-benar menjadi persoalan nomor dua. SBY pun membandingkan masa kepemimpinannya sebagai Presiden RI.
Ia mengaku sangat menghormati kedaulatan dan kemandirian partai politik, termasuk partai yang mengambil sikap oposisi.
SBY juga mengaku menghormati para pemimpin partai.
"Saya menyadari bahwa partai politik sebagai elemen penting dalam demokrasi dan kehidupan bernegara perlu dihormati kedaulatan dan kemandiriannya. Tidak sepatutnya diintervensi oleh pihak mana pun dari luar partai," kata SBY.
Baca juga: SBY Curhat Rumahnya Digeruduk Massa Jelang Pilkada DKI Hingga Kini Keadilan Tidak Pernah Datang