Ekonomi dan Bisnis

UMKM di Kaltim Menunjukkan Arah Transformasi Digital yang Meningkat, Pasarkan Produk secara Online

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat mendominasi dan banyak yang bergerak di perdagangan. Hampir separuh UMKM di Kalimantan, bergerak di se

Penulis: Heriani AM |
HO/TRIBUNKALTIM.CO
Ilustrasi salah satu pelaku UMKM di Balikpapan dengan brand Cakesalakilo sedang melakukan produksi. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat mendominasi dan banyak yang bergerak di perdagangan.

Hampir separuh UMKM di Kalimantan, bergerak di sektor Perdagangan Besar dan Eceran (PBE).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalimantan Timur (Kaltim) Tutuk SH Cahyono mengungkap, jumlah UMKM di Benua Etam tertinggi setelah Kalimantan Selatan atau sekitar 97,6 persen dari total usaha.

Baca juga: Besok Vaksinasi Massal Kembali Digelar, 500 Lansia di Balikpapan Bakal Disuntik

Baca juga: Pedagang Pasar Pandansari Mengeluh ke Walikota Balikpapan, Omzet Turun, Kalah Bersaing dengan PKL

"Pasar utama produk UMKM masih lingkup kabupaten/kota dan provinsi. Adapun kendala utamanya adalah pemasaran sebanyak 36,7 persen dari total jumlah UMKM. Serta permodalan 21,5 persen," jelas Tutuk SH Cahyono, Minggu (7/3/2021).

Untuk naik kelas, lanjut Tutuk SH Cahyono, diperlukan pengembangan, yakni korporatisasi (penguatan kelembagaan), kapasitas (usaha dan SDM), perluasan akses pasar (digitalisasi), serta akses pembiayaan (bank, fintech, dll).

Lebih jauh dijelaskan, UMKM di Kaltim saat ini telah menunjukkan arah transformasi digital yang meningkat, khususnya dalam melakukan transaksi pembayaran.

Pemasaran produk UMKM secara online kini menjadi peluang, yang memang harus diambil oleh semua masyarakat.

Ia menilai, semua pelaku usaha dapat memasarkan produk mereka secara digital.

Namun yang paling penting untuk dicatat adalah bagaimana meningkatkan mutu di tengah daya saing yang semakin meningkat.

"Kami turut aktif mendorong UMKM Go Digital. Melalui pelatihan offline dan webinar online. Lalu ada penyelenggaraan Expo UMKM virtual dan offline. Serta, mendorong penempatan UMKM di market place dan on boarding QR Code Indonesian Standard atau QRIS," terangnya.

Bank Indonesia, lanjut Tutuk SH Cahyono, terus menciptakan ekosistem digital melalui pengenalan digitalisasi UMKM sejak dini, yakni ke SMA dan SMK di Benua Etam.

Pengenalan itu dilakukan secara online.

Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun Harap di Bawah Kepemimpinan Alimuddin, KKSS Kaltim Semakin Solid

Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun akan Naikkan Gaji Ketua RT Sebesar Rp 1 Juta

Pengembangan platform digital lokal di Kaltim mulai menunjukkan kemajuan.

Dengan hadirnya berbagai platform digital lokal, untuk mendukung peningkatan akseptasi digital.

"Kita punya beberapa platform lokal. Ada Lamin Etam Online yang merupakan E-Catalogue UMKM dari BI. Berbentuk website, dan sebagai media showcase produk-produk UMKM unggulan Kaltim. Dilengkapi katalog digital yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan," ucapnya.

Penulis: Heriani | Editor: Rahmad Taufiq

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved