News Video

NEWS VIDEO Kudeta di Myanmar, PBB: 149 Tewas, 37 Jurnalis Ditangkap, 5 Kantor Berita Ditarik Izinnya

pasukan keamanan terus secara sewenang-wenang menangkap dan menahan orang-orang di seluruh negeri, dengan setidaknya 2.084 orang saat ini ditahan.

TRIBUNKALTIM.CO - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut terjadi lonjakan korban jiwa di Myanmar sejak kudeta 1 Februari lalu.

Bukan itu saja, PBB mengatakan ada banyak demonstran yang ditahan menghadapi penyiksaan dan ratusan telah hilang.

"Korban tewas telah melonjak selama seminggu terakhir di Myanmar, di mana pasukan keamanan telah menggunakan kekuatan mematikan,

semakin agresif terhadap aksi demonstrasi damai," kata juru bicara kantor hak asasi manusia PBB Ravina Shamdasani kepada wartawan seperti dilansir Reuters oleh TribunNews.com , Rabu (17/3/2021).

Baca juga: NEWS VIDEO 134 Korban Tewas Sejak Kudeta di Myanmar, Junta Terapkan Darurat Militer

Secara total, katanya, PBB mencatat total 149 orang telah meninggal dalam tindakan brutal aparat keamanan terhadap aksi protes anti kudeta, sejak 1 Februari.

Bahkan menurut dia, jumlah sebenarnya pasti jauh lebih tinggi lagi.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), lebih dari 180 orang telah tewas, termasuk 74 orang pada hari Minggu saja.

Selain pembunuhan itu, Shamdasani memperingatkan bahwa pasukan keamanan terus secara sewenang-wenang menangkap dan menahan orang-orang di seluruh negeri, dengan setidaknya 2.084 orang saat ini ditahan.

Baca juga: NEWS VIDEO Lindungi Demonstran Myanmar, Suster Ann Roza: Tolong, Tembak Saya Saja

"Laporan penyiksaan yang sangat menyedihkan dalam tahanan juga terjadi" katanya.

Paling tidak PBB mencatat "setidaknya lima kasus kematian dalam tahanan telah terjadi dalam beberapa minggu terakhir."

Dia menambahkan bahwa "setidaknya dua jenasah korban telah menunjukkan tanda-tanda terjadi kekerasan fisik yang keji yang menunjukkan bahwa mereka disiksa".

Baca juga: NEWS VIDEO Sosok Angel Gadis yang Ditembak Militer Myanmar saat Berdemo, Pemberani & Pantang Mundur

Penghilangan Paksa

Selain itu, "ratusan orang yang telah ditahan secara melawan hukum tetap tidak ditemukan atau hilang dan belum diakui oleh otoritas militer".

Ini, kata Shamdasani, "adalah penghilangan paksa".

Komentarnya muncul setelah pasukan keamanan meningkatkan penggunaan kekuatan mematikan terhadap demonstran anti-kudeta, meskipun ada seruan internasional untuk menahan diri.

Sebagian besar negara telah gempar sejak pemimpin sipil yang digulingkan militer Aung San Suu Kyi ditangkap dan ditahan bulan lalu, dengan ratusan ribu orang turun ke jalan untuk menuntut kembali ke demokrasi.

Baca juga: NEWS VIDEO Sorotan Media Asing terhadap Indonesia, Jadi Sasaran Baru Amuk Massa Anti-Kudeta Myanmar

Shamdasani menyuarakan keprihatinan bahwa Badan HAM PBB menghadapi kesulitan yang meningkat mengkonfirmasi informasi di lapangan, menunjuk pada pengenaan aturan darurat militer di berbagai kota di dan sekitar Yangon dan Mandalay.

Selain itu, banyak lingkungan kelas pekerja di mana orang-orang telah terbunuh telah terputus akses komunikasi yang dilakukan negara.

“Tindakan keras yang dramatis terhadap media di negara itu juga mempersulit mendapatkan informasi,” katanya.

Dia menyebut setidaknya 37 jurnalis telah ditangkap, sementara lima kantor berita utama di Myanmar telah digerebek dan ditarik izinnya.

Baca juga: NEWS VIDEO Ricuh, Pedemo Anti-Kudeta Militer Ditembaki Polisi Myanmar Selama Berjam-jam

Kantor HAM PBB mengatakan korban tewas telah meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir, 11 kematian pada hari Senin, 39 pada hari Minggu dan 18 pada hari Sabtu lalu.( Tribunnews.com | AFP/Channel News Asia)

Berita Tentang Kudeta di Myanmar

Berita Tentang News Video

IKUTI >> News Video

Editor: Ardians

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PBB: 149 Orang Tewas, Ratusan Hilang dalam Kerusuhan Myanmar, https://www.tribunnews.com/internasional/2021/03/17/pbb-149-orang-tewas-ratusan-hilang-dalam-kerusuhan-myanmar?page=2.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved