Gaya Hidup
Hari Puisi Sedunia, Kisah Farah Via Rahmawati Penulis Berbakat Balikpapan Luncurkan Dua Buku Puisi
Hari Puisi Sedunia, Kisah Farah Via Rahmawati Penulis Berbakat Balikpapan Luncurkan Dua Buku Puisi
Penulis: Heriani AM |
Adalah cikal bakal lahirnya @baitsemusim. Menyempurnakan hobi desainnya, dimana aplikasi itu mendukung fitur membagi gambar.
"Kala itu aku insecure. Karyaku masih receh, di instagram dan blog. Alhamdulillah, dapat tawaran dari penerbit major. Awalnya sangsi, tapi akhirnya percaya diri," syukurnya.
Buku pertamanya, berisi 200 halaman. Cetak pertama 400 eksemplar. "Isi buku lebih ke motivasi, self improvement," terusnya.
Karya pertama yang dibukukan itu mengantarkan namanya semakin dikenal. Mulai merintis official account dari puluhan followers.
Sekarang sudah mengumpulkan 348 ribu pengikut militan. Tak hanya lokal Balikpapan, goresan tangannya disukai pasar nasional hingga Malaysia.
Farah Via Rahmawati saat ini juga sedang mengerjakan proyek buku ketiga. Temanya sama dengan buku pertama, lewat penerbit. Sedang buku kedua, adalah kumpulan puisi-puisi terbitan pribadi.
"Target, punya keinginan minimal 5 buku dalam 5 tahun. Tapi 2020 sempat vakum karena pandemi dll. Penerbit juga khawatir menyasar Gramedia karena penjualan yang turun," tukasnya.
Terinspirasi dari Pengalaman Pribadi
Perempuan kelahiran 9 Februari ini banyak mendapat inspirasi menulis dari pengalaman pribadi, curhatan teman, bahkan followers. Untuk tetap bertahan, ia menulis mengikuti selera pasar.
Memiliki banyak penggemar, diakui Farah Via Rahmawati hanya sekian persen dari Balikpapan. Perkembangan sastra puisi di Balikpapan, nilainya, tidak se-masif pulau Jawa.
Hal ini dipengaruhi oleh minat baca yang rendah di kota Minyak.
"Pegiat karya sastra puisi sebenarnya minim di Balikpapan. Kebanyakan mereka self publishing," ungkap Farah Via Rahmawati.
Penggerak literasi, akunya lagi, memang kerap menggelar malam puisi. Namun tokohnya itu-itu saja. Kebanyakan malahan sudah tak muda lagi. Untuk regenerasi, belum ada penggiat khusus.
"Bagi milenial, mereka tunggu ke trigger dulu, patah hati, jatuh cinta dulu. Baru mereka akan tertarik dengan kata-kata yang related sama mereka," sebut Farah Via Rahmawati.
Perjalanan karir menulis Farah Via Rahmawati, lanjutnya, tak melulu semulus dinding baru diamplas. Tak jarang ia mengalami krisis ide.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/farah-via-rahmawati_1.jpg)