Gaya Hidup
Hari Puisi Sedunia, Kisah Farah Via Rahmawati Penulis Berbakat Balikpapan Luncurkan Dua Buku Puisi
Hari Puisi Sedunia, Kisah Farah Via Rahmawati Penulis Berbakat Balikpapan Luncurkan Dua Buku Puisi
Penulis: Heriani AM |
Ditambah permasalahan kehidupan pribadi yang ikut ambil andil. Mood menulis menurutnya, harus dirangsang.
"Buntu ide, pasti. Aku ngopi untuk merangsang dan baca buku lagi. Selain malam hari, tiap habis ngopi biasanya ramai di kepala. Langsung kutuang ke Twitter," jelasnya.
Di Twitter, segalanya bisa ditulis dengan cepat. Apalagi ketika ia mendapat ilham di luar rumah. Namun saat di rumah, lebih khusyuk jika ia bercinta dengan pena dan buku.
Jadi meski zaman telah terdigitalisasi, lembaran buku yang mengeluarkan aroma khas atau bibliosmia, akan tetap menemukan penikmatnya
"Orang yang benar mencintai buku, akan paham. Feel- nya beda, berpengaruh pada vibes membaca. Tangan yang membalik lembar demi lembar, atmosfirnya beda jika membuka lewat buku digital. Lebih klimaks," tandasnya. (*)
