Mata Najwa

Mata Najwa Tadi Malam, Kesaksian Hendra/Ahsan, Dipaksa Pulang Saat Tanding di BWF, Rugi Ratusan Juta

Mata Najwa Tadi Malam, kesaksian Hendra/Ahsan, dipaksa pulang saat tanding di BWF, rugi ratusan juta

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribun Kaltim
Pasangan ganda putra Hendra/Ahsan tampil di Mata Najwa 

TRIBUNKALTIM.CO - Nasib kontingen bulutangkis Indonesia yang dipaksa pulang dari ajang Yonex All England Open 2021, jadi topik di acara Mata Najwa.

Najwa Shihab selaku presenter mengulik keterangan dari pebulutangkis Indonesia yang dipaksa pulang oleh Badminton World Federation ( BWF).

Pasangan ganda putra Indonesia Hendra/Ahsan jadi salah satu narasumber mata najwa tadi malam.

Di acara mata najwa terbaru tersebut, Hendra menceritakan kerugian yang dialaminya.

Pasangan ganda putra bulutangkis Indonesia Hendra/Ahsa tengah bertanding, saat dipaksa pulang dari All England 2021.

Marah dan kesal masih dirasakan pebulutangkis Indonesia sampai saat ini, pasca dipaksa pulang dari ajang All England 2021.

Baca juga: Pendapat Pakar Soal All England di Mata Najwa Buat Suasana Panas, Harga Diri Bangsa dengan Uang

Baca juga: Di Mata Najwa, Arief Poyuono Sebut 85 Persen Rakyat Indonesia Setuju Jokowi 3 Periode, Najwa Kaget

Pemain bulutangkis Indonesia sudah berada di Inggris dan bahkan sudah ada sempat bertanding.

Namun Hendra Setiawan Cs harus menerima kenyataan pahit.
Sebab mereka harus tersingkir dengan cara yang tak mengenakan.

Pemain bulutangkis Indonesia disuruh pulang karena satu pesawat dengan salah seorang penumpang yang dinyatakan positif covid-19.

Sesuai aturan di Inggris pemain Indonesia harus melakukan isolasi selama 10 hari.

Sehingga mereka harus memupus harapan di All England 2021.

Namun ternyata Hendra /Ahsan saat itu tengah bermain.

H tersebut terungkap saat Hendra menjadi bintang tamu di acara Mata Najwa, Rabu (24/3/2021).

Menurut Hendra dirinya mengetahui akan disuruh pulang, usai pertandingan pertama.

Saat itu kata Hendra, dirinya diberi tahu oleh pelatih untuk diminta pulang.

"Kita harus pulang, besok sudah tak boleh main," kata Hendra menirukan omongan pelatihnya saat itu.

Kabar dari pelatih itu seketika membuat Hendra /Ahsan kaget.

Sebab dirinya tak menyangka baru saja merasakan pertandingan tapi sudah disuruh pulang.

"Ya kita kaget disuruh pulang," kata dia.

Tak sampai disitu saja kekagetan yang dirasakan Hendra.

Saat pulang dirinya harus jalan kaki dan disuruh naik tangga saat tiba di hotel.

Padahal kata dirinya belum positif corona.

"Kita kayak sudah positif saja, padahal belum," kata dia.

Hendra akui masih merasa marah dan kesal tak bisa melanjutkan pertandingan di All England.

Apalagi dirinya harus memupus harapan menyembuhkan medali untuk Indonesia.

Namun Hendra merasa terhibur dengan sambutan yang dilakukan Pemerintah Indonesia saat atlet bulutangkis tiba di Tanah Air.

"Saya senang sambutannya," kata dia.

Baca juga: Mata Najwa Malam Ini, Gaduh Tiga Periode, Arief Poyuono Dukung Jokowi Maju, Ada Bocoran Fahri Hamzah

Rogoh Kocek Pribadi

Hendra/Ahsan harus merogoh kocek pribadi untuk bisa bertanding di All England.

Namun baru sekali bertanding, Hendra /Ahsan dipaksa pulang.

Alasannya karena pasangan ganda putra Indonesia ini satu pesawat dengan pasien covid-19.

Sehingga Hendra /Ahsan harus lebih cepat menyudahi pertandingan di All England.

Namun ternyata tak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh Hendra /Ahsan.

Meski mewakili Indonesia dalam ajang tersebut namu keduanya merogoh kocek pribadi untuk berangkat dan selama bertanding.

Najwa Shihab pun penasaran kerugian material yang dialami Hendra/Ahsan.

"Kurang lebih seratus juta," kata Hendra.

Respon Greysia Poli

Pebulutangkis Putri Indonesia, Greysia Poli menyampaikan rasa harunya saat disambut bak pahlawan setiba di Tanah Air.

Greysia tak menduga bahwa sambutan di Tanah Air sepulang dari Inggris melebihi sambutan untuk sang juara.

Ia mengapresiasi dan merasa sangat dihargai, apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam hal ini Dubes, Menlu dan Menpora.

"Rasanya (lega), tapi setengah-setengah. Ketika kita disambut luar biasa oleh Pemerintah Indonesia, kita merasa sangat mengapresiasi. Tapi kita pulang tanpa gelar juara. Mixed feeling, kata pemain bulutangkis Indonesia Greysia Poli, Rabu (24/3/2021), dilansir dari Sripoku.com.

Greysia masih penasaran terhadap tanggung jawab penyelenggara dari BWF.

"Rasa marah rasa kesal ya masih, kenapa ngak bisa ikut tanding. Apalagi kemarin kita lihat sudah ada yang juara, tapi ya sudah lah," kata Greysia Poli.

Greysia Poli mengungkapkan perlakuan BWF sangat tidak adil dan diskriminatif terhadap pebulutangkis Indonesia.

Saat itu kata Greysia dirinya tengah latihan.

Sedangkan Hendra Hasan sedang melakukan pertandingan.

Namun saat latihan dan bertanding itu mereka disuruh pulang dianggap suspected covid-19.

Greysia tak mempersoalkan mereka dituding suspected covid-19.

Namun yang disesali dirinya respon BWF menyikapi kondisi tersebut.

Padahal kata Greysia Poli, BWF merupakan protektor atlet saat bertanding di luar negeri.

Baca juga: Bukan Salah BWF dan All England, Terungkap Pihak Berkuasa yang Larang Praveen Jordan dkk Bertanding

Namun perlakuan BWF justru membuat mereka bingung karena para pebulutangkis merasa tak diajak komunikasi dua arah.

Menurut dia, BWF sepertinya memutuskan sendiri.

"Kok BWF kayak ini," kata dia.

Apalagi pebulutangkis pulang dengan jalan kaki tanpa diberi izin menggunakan bus.

Selain itu mereka juga dilarang menggunakan lift.

"Sampai saat ini yang masih menjadi pertanyaan kenapa mereka melakukan seperti ini," kata dia.

(*)

Berita Seputar Mata Najwa Lainnya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved