Berita Nunukan Terkini
Pasokan BBM Subisidi di Perbatasan RI-Malaysia Terbatas, Warga Krayan Nunukan Terhambat ke Sawah
Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di perbatasan RI-Malaysia, utamanya Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan masih terbatas hingga saat ini.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di perbatasan RI-Malaysia, utamanya Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan masih terbatas hingga saat ini.
Camat Krayan, Haberly mengatakan, meski antrean BBM di APMS dan SPBU sudah tidak sepanjang sebelumnya, namun pasokan BBM bersubsidi itu masih terbatas ke wilayah Krayan.
Muatan BBM pesawat Air Tractor yang sebelumnya 4 ton sekali flight. Kini hanya memuat 2,7 ton dengan dibantu oleh Pesawat Cessna yang memuat BBM 1,2 ton.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kabupaten Nunukan Hari Ini, Siang Hingga Dini Hari Semua Wilayah Diprediksi Berawan
Baca juga: Pasokan BBM di Nunukan Normal, Distribusi Bahan Bangunan Berhenti, Semen Rp 1,5 Juta per Sak
"Awal tahun 2021, pasokan BBM ke Krayan terkendala soal lisensi pilot Pesawat Air Tractor. Saking sulitnya mendapat BBM saat itu, sehingga warga sanggup antre berjam-jam di APMS.
Kalau sekarang normal saja, namun dibatasi pendistribusiannya. Kalaupun warga antre itu lumrah terjadi di sini," kata Haberly kepada TribunKaltara.com, Sabtu (27/03/2021), pukul 11.00 Wita.
Untuk menjamin ketersediaan pasokan BBM bersubsidi di APMS Krayan Induk dan SPBU di Krayan Selatan, distribusi BBM kepada warga dibatasi dari segi jumlahnya.
"Distribusi BBM itu ke 5 kecamatan. Solar untuk kendaraan roda empat hanya 15 liter per kendaraan. Sementara itu, bensin untuk jerigen dan kendaraan roda dua itu 3 liter. Itu sesuai kartu kendali dan antrenyapun 3 hari sekali," ucapnya.
Baca juga: Kisah Miris Warga Krayan Nunukan yang Antre Bensin 3 Jam di APMS, Kini Beli Eceran Rp 20 Ribu/Liter
Menurutnya, APMS di Long Bawan melayani 3 kecamatan yakni Krayan Timur, Krayan Barat dan Krayan Induk.
Sementara itu, pasokan BBM lebih banyak didistribusikan ke Krayan Barat dan Krayan Timur, lantaran jaraknya cukup jauh dari ibukota kecamatan dan warganya terbilang lebih banyak.
"Jumlah warga Krayan Induk ada sekira 3 ribuan jiwa. Kalau KK jumlahnya 1.219. Lebih banyak warga di Krayan Barat dan Krayan Timur makanya distribusi ke sana lebih banyak.
Kalau jumlah BBM stabil biasanya didistribusikan ke setiap agen di beberapa desa. Biar tidak terjadi penumpukkan antrean di Long Bawan. Di Krayan Induk ada dua agen itu letak desanya jauh," ujarnya.
Informasi yang dihimpun dari warga, saat ini pasokan bensin di APMS Krayan Induk masih nihil.
Haberly menjelaskan, keterbatasan BBM, utamanya bensin berdampak pada aktivitas warga Krayan yang kesehariannya bekerja di ladang atau sawah.
Sedangkan untuk pembangunan infrastruktur di Krayan terbilang lancar, pasalnya pasokan BBM industri dari Tarakan dan Malinau terus tersedia.
Baca juga: Rumah Kosong dalam Bencana Kebakaran di Nunukan jadi Buah Bibir Warga, 19 Bangunan Gosong
"BBM bersubsidi utamanya bensin itu lebih berdampak pada warga di sini. Mayoritas warga di sini bekerja sebagai petani sawah dan ladang. Sehingga warga nggak bisa ke ladang atau sawah kalau bensin nggak ada.
Saya lihat sekarang, ketersediaan bensin eceran di kios kecil pinggir jalan, sangat jarang. Kalau untuk pembangunan infrastruktur ya lancar saja, karena pasokan BBM industri dari Tarakan dan Malinau ada saja terus," ungkapnya. (*)