Berita Nasional Terkini
Reshuffle Kabinet Indonesia Maju, Jokowi akan Depak Moeldoko dari KSP? Imbas Kudeta Partai Demokrat
Reshuffle Kabinet Indonesia Maju, Jokowi akan depak Moeldoko dari KSP? Imbas kudeta Partai Demokrat
TRIBUNKALTIM.CO - Reshuffle Kabinet Indonesia Maju, Jokowi akan depak Moeldoko dari KSP? Imbas kudeta Partai Demokrat.
Beberapa pos Kementrian dan lembaga setingkat Menteri di Kabinet Indonesia Maju bakal berganti.
Selain posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud), pengamat juga memerkirakan posisi Kepala Kantor Staf Presiden ( KSP) yang dijabat Moeldoko, tak aman.
Diketahui, Moeldoko belakangan ini jadi perbincangan lantaran terlibat upaya pengambilalihan Partai Demokrat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan bakal kembali melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju dalam waktu dekat.
Kabar ini menguat setelah keputusan peleburan Kemenristek dan Kemendikbud, serta pembentukan Kementerian Investasi.
Baca juga: Abdul Muti Gantikan Nadiem Makarim di Mendikbud? Ngabalin Bocorkan Jadwal Reshuffle Kabinet Jokowi
Baca juga: Isu Reshuffle Dibocorkan KSP, Cek Hasil Survei Daftar Menteri Layak Direshuffle, Teratas Kader PDIP
Terlepas dari posisi yang mengisi kementerian itu, pengamat politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan memprediksi Jokowi bakal mencopot Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Moeldoko diprediksi akan kehilangan posisinya, setelah terlibat dalam isu kudeta Partai Demokrat.
"Mungkin yang bisa terkena reshuffle juga adalah KSP Moeldoko."
"Karena baru saja membuat kegaduhan politik mengurusi Partai Demokrat," ujar Djayadi ketika dihubungi Tribunnews, Rabu (14/4/2021).
Akan tetapi, Djayadi juga melihat reshuffle kabinet ini jadi ajang Jokowi untuk memperingatkan para menterinya.
Terutama, menteri-menteri yang digadang-gadang akan maju dalam Pemilu Presiden 2024 kelak.
"Selain itu, reshuffle bisa juga dijadikan momentum oleh presiden untuk menertibkan atau memperingatkan menteri-menteri yang mulai tidak fokus dan lebih ancang-ancang untuk urusan pemilu 2024," ulasnya.
Meski begitu, Djayadi menilai tak tepat jika reshuffle dilakukan dalam waktu dekat.