Berita Nasional Terkini

Inilah 3 Dosa Besar Dunia Pendidikan di Indonesia yang Akan Dihapus Mendikbudristek Nadiem Makarim

Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan pihaknya bertekad menghilangkan tiga dosa besar di dunia pendidikan.

Editor: Doan Pardede
Tribunnews/Jeprima
Menduikbud Nadiem Makarim. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan pihaknya bertekad menghilangkan tiga dosa besar di dunia pendidikan. 

TRIBUNKALTIM.CO -  Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan pihaknya bertekad menghilangkan tiga dosa besar di dunia pendidikan.

Menurutnya, ketiga dosa besar yang tidak boleh lagi terjadi di dunia pendidikan Indonesia, yakni:

1. Intoleransi

2. Perundungan

3. Kekerasan Seksual 

Baca juga: NEWS VIDEO Sah Dilantik, Bahlil Lahadalia Jabat Menteri Investasi dan Nadiem Jadi Mendikbudristek

"Kami bertekad untuk menghapuskan semua bentuk tiga dosa besar di dunia pendidikan Indonesia yakni intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual," tutur Nadiem dalam "Webinar Puasa, Kemanusiaan, dan Toleransi," pada Sabtu (8/5/2021).

Nadiem mengatakan sedianya pendidikan harus bebas dari intoleransi.

Kreativitas di dunia pendidikan, menurut Nadiem, tidak akan berkembang jika terjadi tekanan.

"Pendidikan harusnya bebas dari intoleransi karena kreativitas, nalar kritis, dan inovasi hanya dapat berkembangkan jika peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia belajar dengan merdeka tanpa paksaan dan tekanan. Itulah esensi dari Merdeka Belajar," tutur Nadiem.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim bersama Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mendengar curhatan calon guru penggerak di Hotel Grand Senyiur Balikpapan.TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim bersama Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mendengar curhatan calon guru penggerak di Hotel Grand Senyiur Balikpapan.TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

Mantan CEO Gojek ini mengajak seluruh siswa untuk memupuk nilai-nilai toleransi.

Selain itu, seluruh siswa diminta untuk menjalin pertemanan dengan seluruh lapisan masyarakat.

Baca juga: Jokowi Lakukan Resshufle Kabinet, Lantik 2 Menteri, Nadiem Makarim Kini Duduki Jabatan Baru

Langkah ini, menurut Nadiem, perlu ditanamkan untuk menciptakan pendidikan yang besar dari intoleransi.

"Teman-teman, saya yakin teman-teman semua ingin menjalankan ibadah dengan tenang, belajar tanpa paksaan, dan menjalin pertemanan dengan siapa saja. Tanamkan dalam benak kita rasa cinta terhadap perbedaan," ujar Nadiem.

Nilai-nilai, kata Nadiem, wajib ditularkan kepada orang.

Dirinya menekankan bahwa semua orang punya hak yang sama dalam beragama, belajar dan berkarya.

"Oleh karena itu, mari bersama-sama mewujudkan Indonesia yang bebas dari intoleransi yang akan mengakselerasi kemajuan bangsa kita," pungkas Nadiem.

Jokowi Bicara Pendidikan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pendidikan di Indonesia tidak akan jalan apabila masih menggunakan cara-cara lama.

Pendidikan butuh terobosan dan cara-cara baru di era Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

"Kalau kita gunakan cara-cara lama, pendidikan tidak bisa jalan di era pandemi ini, nggak akan bisa, perlu cara-cara baru, digital hybrid ini dan kita harus cepat adaptasi, harus adaptif, kreatif dan ada inovasi-inovasi terus," kata Jokowi dalam podcast bersama Mendikbudristek Nadiem Makarim yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (2/5/2021).

Situasi Pandemi seperti sekarang ini kata Presiden tidak hanya dihadapi oleh Indonesia saja, melainkan 215 negara di dunia.

Pandemi, kata Jokowi mengubah secara drastis kehidupan kita.

Dalam dunia pendidikan, pandemi telah menyebabkan kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara daring untuk menghidari penularan Covid-19.

Jokowi menyadari penerapan cara baru tersebut memiliki sejumlah tantangan.

Di antaranya yakni memastikan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa, meskipun dilakukan jarak jauh.

"Terutama untuk yang pendidikan dasar, dan ini guru guru dituntut betul-betul untuk kreatif dan inovatif, dan kondisi pandemi ini harus juga kita manfaatkan untuk mengevaluasi mengkoreksi total dunia pendidikan kita," katanya.

Pandemi kata Jokowi, jangan menjadi penghalang untuk mencapai kemajuan pendidikan, di antaranya mencapai SDM unggul.

"Agar pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia benar-benar dirasakan oleh rakyat kita dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai pulau Rote semuanya merasakan," katanya.

Jokowi lantik 2 Menteri Baru

Setelah lama menjadi desas-desus, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya melantik 2 menteri baru.

Menteri tersebut adalah Nadiem Makarim dan Bahlil Lahadalia.

Nadiem Makarim menududuki jabatan sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Sementara Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi.

Pelantikan 2 menteri ini merupakan amanat sesuai persetujuan DPR soal pergantian nomenklatur di kabinet Indonesia Maju

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik dua menteri dan satu Kepala Lembaga di Istana Negara pada Rabu, (28/4/2021).

Mereka yang dilantik yakni Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; lalu Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi; dan Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Prosesi pelantikan dan pembacaan sumpah dilakukan pada pukul 15.05 WIb.

Turut hadir mendampingi Presiden, yakni Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, dan lainnya.

Prosesi pelantikan diawali dengan pembacaan Keputusan Presiden oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kemensetneg Nanik Purwanti.

Pertama yakni Keputusan Presiden RI Nomor 72P tahun 2021 tentang pembentukan dan pengubahan kementerian serta pengangkatan beberapa menteri negara Kabinet Indonesia Maju periode tahun 2019-2024 .

"Mengangkat sebagai menteri negara kabinet Indonesia maju dalam sisa masa jabatan periode tahun 2019-2024 masing-masing satu: Saudara Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal. Dua, saudara Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi. Dietapkan di Jakarta 24 April 2021," bunyi Keppres yang dibacakan.

Selain itu Keputusan Presiden RI nomor 19 M tahun 2021 tentang pengangkatan kepala BRIN.

"Mengangkat saudara Laksono Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional terhitung sejak saat pelantikan. dan kepada yang bersangkutan diberikan hak keuangan, administrasi dan fasilitas lain sesuai peraturan perundang-undangan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 April 2021."

Usai pembacaan Keppres, Presiden lalu memimpin pembacaan sumpah ketiga pejabat tersebut. Pembacaan sumpah Nadiem dan Bahlil dilakukan terpisah dengan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.

"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan seluruh selurus lurusnya, demi Dharma Bakti saya pada bangsa dan negara," sumpah para pejabat tersebut.

(*)

Berita Nasional Terkini Lainnya

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mendikbudristek Nadiem Bertekad Menghilangkan Tiga Dosa Besar di Dunia Pendidikan

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved