Lebaran Idul Fitri 2021

Bacaan Niat Puasa Syawal 2021, Bisa Dibaca Siang Hari, Bolehkah Digabung dengan Utang Puasa Ramadan?

Berikut niat menjalankan Puasa Syawal yang bisa dibaca saat siang hari. Termasuk ketentuan dan tata cara menjalankan puasa Syawal   

TRIBUN BALI/KAMBALI
Ilustrasi niat dan tata cara puasa syawal 2021 

TRIBUNKALTIM.CO - Memasuki bulan Syawal 1442 H ada satu amalan yang dianjurkan di bulan ini.

Yakni menjalankan Puasa Syawal selama 6 hari.

Berikut niat menjalankan Puasa Syawal yang bisa dibaca saat siang hari.

Termasuk ketentuan dan tata cara menjalankan puasa Syawal   

Setelah Hari Raya Idul fitri 1442 H, umat Islam bisa kembali berpuasa sunnah, yakni Puasa Syawal 6 hari di bulan Syawal.

Sejak hari kedua lebaran atau 2 Syawal, Puasa Syawal sudah dapat dikerjakan.

Baca juga: Puasa Syawal Berapa Hari? Jadwal Puasa Ayyamul Bidh & Amalan Sunnah yang Dianjurkan di Bulan Syawal

Saat melaksanakan puasa sunnah, niat puasa termasuk Puasa Syawal dapat dibaca siang hari.

Dikutip Tribunnews.com (grup TribunJatim.com) dari buku Panduan Ramadhan terbitan Pustaka Muslim tahun 2014, qadha artinya mengerjakan suatu ibadah yang memiliki batasan waktu di luar waktunya.

Jika memiliki utang Puasa Ramadhan, maka bisa dibayarkan di luar bulan Ramadhan.

Namun ada pendapat yang menyebut qadha Ramadhan boleh ditunda.

Yakni boleh dibayarkan di luar bulan Syawal, sehingga bisa melaksanakan Puasa Syawal terlebih dahulu.

Utang Puasa Ramadhan bisa dibayarkan bulan Dzulhijah hingga Syaban, asalkan sebelum masuk Ramadhan tahun depan.

Pendukung pendapat ini adalah 'Aisyah, di mana ia pernah menunda qadha puasa hingga Syaban.

Meski demikian, tetap saja utang Puasa Ramadhan harus segera dilaksanakan, seperti dalam firman Allah SWT:

“Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. Al Mu’minun: 61)

Tak bisa bayar utang Puasa Ramadhan hingga Ramadhan tahun depan

Karena satu dan lain hal, ada kemungkinan umat Muslim tak sanggup membayar utang Puasa Ramadhan hingga masuk Ramadhan berikutnya.

Ada pendapat mengenai situasi tersebut, yakni membayar dengan puasa dan memberi makan untuk orang miskin serta hanya perlu membayar puasa.

Syaikh Ibnu Baz menjelaskan orang yang menunda bayar utang Puasa Ramadhan hingga Ramadhan tahun depan tanpa sebab, maka ia harus memberi makan orang miskin.

"Orang yang menunda qadha puasa sampai Ramadhan berikutnya tanpa uzur wajib bertaubat kepada Allah dan dia wajib memberi makan kepada orang miskin bagi setiap hari yang ditinggalkan disertai dengan qadha puasanya."

Baca juga: Mana yang Didahulukan Puasa Syawal Atau Bayar Utang Puasa Ramadhan, Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Beda halnya jika seorang Muslim tak sanggup segera membayar utang Puasa Ramadhan karena ada sebab seperti sakit, hamil, atau menyusui.

Bagi orang-orang yang memiliki uzur seperti contoh di atas, maka hanya perlu membayar utang puasa saja.

Meski demikian, Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin menyebut hukum memberi makan orang miskin itu sifatnya sunnah atau tidak wajib.

Hal ini lantaran bersumber dari perkataan sahabat Nabi serta tidak ada dalilnya.

Tidak berturut-turut

Membayar utang Puasa Ramadhan tidak harus dilakukan secara berturut-turut.

Misalkan memiliki utang 7 hari, maka tidak harus dibayar puasa seminggu penuh.

Seperti dalam firman Allah SWT:

“Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185).

Dari ayat di atas, Ibnu 'Abbas RA menyebut tidak apa-apa jika membayar utang Puasa Ramadhan tidak berurutan.

Baca juga: Selain Puasa Sunnah Syawal 6 Hari, Ini Amalan-amalan Sunnah yang Dianjurkan di Bulan Syawal

Berikut bacaan niat Puasa Syawal dan niat ganti Puasa Ramadhan:

Puasa Syawal

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT"

Jika seseorang mendadak ingin mengamalkan Puasa Syawal di pagi hari, maka diperbolehkan meskipun dia tidak berniat saat malam harinya.

Sebab, niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.

Berikut bacaan niat Puasa Syawal siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah SWT".

Bayar Utang Puasa Ramadhan

Berikut bacaan niat qadha Puasa Ramadhan, lengkap dengan lafal latin dan arti:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.

(*)

Berita tentang Puasa Syawal

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Aturan Membayar Utang Puasa Ramadhan, Lebih Dulu Bayar Qadha atau Puasa Syawal?
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved