Ekonomi dan Bisnis

Strategi Bisnis RM Pyramids Bertahan di Tengah Pandemi, Promosikan Budaya Timur Tengah Lewat Kuliner

Bicara tentang perayaan Idulfitri 1442 H, takkan lengkap rasanya jika tidak membahas soal budaya silaturahmi dan berbagai hidangan lezat yang biasanya

Instagram @rm.pyramids
Salah satu menu favorit yang tersedia di Rumah Makan Pyramids. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Bicara tentang perayaan Idulfitri 1442 H, takkan lengkap rasanya jika tidak membahas soal budaya silaturahmi dan berbagai hidangan lezat yang biasanya tersaji di tiap rumah.

Umumnya, masyarakat Indonesia menyajikan kuliner nusantara seperti opor ayam dan rendang di saat lebaran.

Namun bagaimana jadinya jika masakan khas Arab yang dimasak langsung oleh chef Mesir hadir di meja makan anda?

Ide inilah yang kemudian mengantarkan Tarik Raslan untuk mendirikan Rumah Makan Pyramids di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Tarik, owner Rumah Makan Pyramids.
Tarik Raslan, owner Rumah Makan Pyramids. (Instagram @rm.pyramids)

Menghadirkan berbagai menu masakan Arab, Tarik berupaya untuk memperkenalkan budaya bangsanya melalui bisnis kuliner, Senin (17/5/2021).

Baca juga: Dari Nusantara Sampai Arabian, Jelajahi Surga Kuliner Saat Buka di Four Point by Sheraton Balikpapan

Masakan Arab kerap didefinisikan sebagai masakan regional di kawasan Arab yang mencakup daerah dari Maroko, Tunisia, Yaman, Somalia, Mesir dan lain-lain.

Sajian khas Arab sendiri cukup terkenal seantero dunia, termasuk di Indonesia.

Karakteristik dari bumbu masakan Arab yang cenderung pekat, gurih, kaya rasa, serta memiliki variasi sajian seperti daging kambing dan nasi, membuat makanan satu ini begitu mudah diterima oleh lidah masyarakat Indonesia.

Memulai bisnis sejak tahun 2018, Tarik sendiri merupakan seorang chef profesional lulusan Fakultas Perhotelan dan Pariwisata Universitas di Mesir tahun 2002.

Dengan segudang pengalaman, dirinya pernah menjadi chef di berbagai negara termasuk Thailand dan Malaysia, sebelum akhirnya memutuskan untuk memulai bisnis kuliner bersama sang istri di Balikpapan.

"Pertama kali kami ke sini, kesan pertama yang kami dapatkan adalah kota yang bersih dengan masyarakat yang ramah," kenang Tarik.

Hal ini yang kemudian menjadi alasan dirinya memilih Kota Minyak sebagai tempat untuk membangun bisnis tersebut.

Faktor lain yang juga menjadi pertimbangannya adalah ekonomi masyarakat Balikpapan yang cenderung stabil.

"Balikpapan merupakan salah satu kota transit yang strategis. Dengan berbagai fasilitas umum yang cukup lengkap, didukung dengan budaya masyarakat yang baik serta kondisi ekonomi yang stabil, menjadikan Balikpapan menjadi salah satu kota yang menarik untuk memulai bisnis," ungkapnya.

Terkait dengan menu makanan yang tersedia di restoran tersebut, Tarik mengatakan bahwa menu yang ia sajikan merupakan makanan yang telah diseleksi berdasarkan cita rasa yang mudah diterima oleh lidah masyarakat Indonesia mulai dari Arabic Salad, Curry Puff, Kebab Halla, Kebab Kofta, Kabsha Shawarma hingga nasi Mandhi dengan varian daging ayam atau kambing.

"Jika ditanya makanan mana yang menjadi menu favorit, saya dapat mengatakan bahwa seluruh sajian di sini merupakan menu favorit karena seluruhnya merupakan hasil seleksi dari setiap menu yang paling banyak dipesan oleh pelanggan," tuturnya.

Dibanderol mulai dari harga Rp 25 ribu hingga ratusan ribu rupiah untuk menu dengan porsi besar.

Tarik menjelaskan bahwa harga yang dipatok untuk sajiannya terbilang sesuai dengan kualitas rasa dan bahan baku yang digunakan.

"Di sini kami menggunakan lebih dari 40 jenis bumbu yang sebagian besar dipesan langsung dari Mesir. Selain itu, teknik masak yang digunakan juga tepat seperti cara yang digunakan di negara kami.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pelanggan dapat merasakan sajian dengan rasa yang sama persis seperti yang disajikan di negara asal saya," jelasnya.

Karena kerja kerasnya tersebut, tak heran jika hingga saat ini Tarik berhasil menggaet puluhan pelanggan setia.

Mengolaborasikan penjualan luring di toko fisik yang berada tepat di samping Balikpapan Plaza dan secara daring di akun Instagram RM.Pyramids, Tarik mampu menghasilkan omzet hingga jutaan rupiah.

Pria yang mengaku telah mendapat dua tawaran untuk menjadi chef hotel di Balikpapan tersebut mengatakan bahwa dirinya masih ingin bertahan di bisnis ini.

"Jika bicara mengenai imbas dari pandemi, tidak ada satu pun orang yang luput dari dampak pandemi. Tapi kami masih mampu bertahan hingga saat ini dikarenakan relasi dengan pelanggan yang kami bangun sejak awal," ujarnya.

Tarik menjelaskan sebagai pegiat kuliner, pencapaian terbesar yang ingin ia raih adalah kepuasan pelanggan.

"Memang ada sedikit perbedaan antara idealisme pegiat kuliner dan pebisnis kuliner. Meskipun pada akhirnya semua kembali pada angka-angka di buku pemasukan, tapi sebagai pegiat kuliner, saya dapat mengatakan bahwa kepuasan pelanggan dan transfer nilai melalui makanan menjadi poin penting dalam bisnis ini," tuturnya.

Adapun, menurut Tarik, edukasi dan promosi budaya Timur Tengah melalui makanan merupakan nilai penting yang ingin ia capai.

"Apalagi di tengah pandemi seperti ini, di mana kita terbatas untuk melakukan perjalanan jarak jauh, melalui Pyramids kami ingin menyediakan solusi wisata yang lebih aman dan ramah di kantong. Lewat makanan, kita bukan hanya sekedar terhubung dengan suatu tempat saja, tetapi juga dengan sejarah dan orang-orang yang terlibat di dalamnya," ucap Tarik.

Berita tentang Balikpapan

Penulis: Bella Evanglista | Editor: Rahmad Taufiq

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved