Berita Samarinda Terkini
Kisah Gelandangan yang Bertahan Hidup di Samarinda, Sampaikan Aspirasi ke Pemkot
Kali ini ada kisah kehidupan para gelandangan yang bertahan hidup di pusat ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, di Kota Samarinda
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kali ini ada kisah kehidupan para gelandangan yang bertahan hidup di pusat ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, di Kota Samarinda.
Sempat menjadi sorotan karena menyebabkan suasana kumuh, tidak banyak yang tahu sulitnya Afiz dan beberapa rekannya untuk bertahan hidup di tengah Kota Tepian, julukan Kota Samarinda ini.
Perantau asal Pulau Jawa ini mengaku sudah berada di tepi Jalan Gaja Mada, Samarinda Kalimantan Timur tersebut sejak 2011 lalu.
Pemuda berusia 26 tahun ini mengaku sehari-harinya dia dan rekannya mencari barang bekas yang masih bisa dijual untuk sekedar membeli makanan.
Baca Juga: TERPOPULER Satu Keluarga Liburan ke Italia, Gelandangan Tidur di Taman Sampai Ambil Sisa Makanan
"Dulu ke Samarinda mau cari kerja. Tapi nggak ada kerjaan jadi diajak mulung sama teman," beber Afiz saat ditemui Tribunkaltim.co, Minggu (23/05/2021) di tempat beristirahatnya yang berada tepat di depan Korem 091/Aji Surya Natakesuma tersebut.
Dari hasil memulung tersebut diakuinya bisa mendapat penghasilan Rp 50ribu hingaa Rp 100ribu.
"Cukup buat makan aja. Kadang nggak ada uang Saya pergi minta makan ke warung-warung," ungkapnya.
"Alhamdulillah dikasih aja. Kadang juga tentara di seberang ini ngasih Saya makan," syukurnya.
Baca Juga: Gelandangan di Jakarta Makin Banyak Usai Blusukan Risma, Kadinsos Jakpus Curiga Tergiur Janji Mensos
Baca Juga: Hari Pertama Kerja Ngobrol Dengan Pemulung, Turun ke Kolong Jembatan, Risma Rayu Gelandangan: Mau Ya
Untuk mandi Afiz dan rekannya mengaku selalu berenang di Sungai Mahakam, Kota Samarinda.
Dan untuk tidur dia hanya menggunakan kertas karton dan selimut lusuh miliknya.
"Kalau hujan yah ngumpet di bawah jembatan itu. Sudah kebal digigit semut Saya," ucapnya sembari tersenyum.