Wawancara Eksklusif

WAWANCARA EKSKLUSIF Walikota Balikpapan Rizal Effendi, Purnatugas dan Ajakan ke Senayan

Setelah 15 tahun mengabdi di Pemkot Balikpapan, 1 periode menjadi wakil walikota dan 2 periode menjadi walikota, Rizal Effendi purnatugas.

TRIBUNKALTIM/CAHYO ADI WIDANANTO
Walikota Balikpapan Rizal Effendi (2 kiri) berfoto bersama dengan manajemen Tribun Kaltim. 

TRIBUNKALTIM.CO - MINGGU (30/5/2021), menjadi moment bersejarah bagi Walikota Balikpapan Rizal Effendi. Setelah 15 tahun mengabdi di Pemerintahan Kota Balikpapan, satu periode menjadi wakil walikota dan dua periode menjadi walikota, Rizal Effendi bakal purnatugas.

Rizal Effendi mengakhiri jabatan di tengah pandemi Covid-19. “Tadinya mau happy ending berakhir masa jabatan akan tetapi jadi banyak pekerjaan rumah gegara pandemi Covid-19,” katanya saat wawancara secara ekslusif bersama Tribun Kaltim, di awal bulan Ramadan lalu, di Pemkot Balikpapan.

Rizal Effendi becerita tentang pekerjaan rumah apa saja yang bakal dihadapi oleh penggantinya hingga ke mana nanti dirinya usai purnatugas.

Berikut petikan wawancara eksklusif Tribun Kaltim dengan Rizal Effendi.

Refocusing anggaran cukup besar, namun di tengah pandemi bukannya anggaran harus lebih besar untuk menggenjot penanganan Covid-19?

Kita takut tidak selesai dalam penggunaan anggarannya, karena ini mepet dengan penyusunan perubahan. Sehingga kekurangan anggaran Covid-19 akan disusun di anggaran perubahan.

Kita akan hitung, hal ini bisa diantisipasi di anggaran perubahan, kita turunkan sekarang dan kemudian kita masukan ke anggaran perubahan.

Karena kalau anggaran tidak terpakai nanti akan ada omongan ‘ini sudah direfocusing tapi kok tidak dimanfaatkan’. Ada uang tapi terlambat dalam pemanfatannya juga jadi persoalan. Jadi keputusan kita sebagian di anggaran perubahan, karena masih bisa diantisipasi sampai nanti bulan Desember.

Hal ini bukan karena SILPA-nya yang terlalu besar, jadi berdampak pada penggunaan dana Covid-19?

Kemarin itu yang Silpa-nya jadi besar karena di luar dugaan. Ada dana kurang salur dari pusat yang dicairkan, jadi perhitungan DBH pajak dan Migas dibayarkan per triwulan tapi belum ketahuan angkanya berapa.

Akan ketahuan setelah diketahui berapa jumlah pendapatan pajak dan migas di Pusat, jadi dibayarkan dulu setelah akhir tahun baru ketahuan berapa jatahnya Balikpapan.

Akan tetapi yang bahaya ketika dibayarkan kelebihan salur. Tempo hari kita pernah babak belur karena ini. Lebih salur di DBH dan lebih di insentif guru, oleh Menteri Keuangan dipotong. Waktu itu saya usul, minta dipotong bertahap tapi tidak bisa.

Kedua, memang karena adanya penghematan akibat ada kegiatan yang tak terlaksana, sehingga itu menjadi Silpa.

Kemarin kita juga agak hati-hati menghitung anggaran PAD karena pajak terbesar kita dari hotel dan restaurant, dan ini sektor yang terdampak pandemic. Di luar dugaan kita ternyata PBB-nya bagus dan naik, orang tetap rutin membayar, sehingga tertutupi. Ini juga menyumbang pendapatan. Kita sempat kaget memang waktu SILPA-nya sampai Rp 600 Miliar.

PR terbesar yang perlu ditangani oleh pemerintah kota Balikpapan?

Kita memang tengah mengantisipasi adanya pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), Balikpapan harus bisa mengambil peran yang besar, jangan sampai kita menjadi penonton.

Kemarin saat Musrembang dan bertemu Mendikbudristek, saya terus menggelorakan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) menjadi proyek stretegis nasional. Kalau bisa menjadi PSN, seluruh pembiayaannya dibiayai APBN kemudian ada percepatan.

ITK menjadi penting supaya menjawab kebutuhan sumber daya manusia, agar tidak semua kebutuhan dari luar, ada anak-anak yang dicetak di Balikpapan atau di Kalimantan Timur.

Prospek ITK menjadi Proyek Strategis Nasional berapa persen?

Saya kira saat bertemu kemarin beliau bilang akan mencatat itu. Di Musrembang Provinsi juga saya sampaikan kebetulan ada Kepala Bappenas. Tolong sekali karena ITK sangat penting.

Semangat ITK dulu minimal sama besarnya dengan ITB dan ITS, akan tetapi kita tidak mampu menyelesaikan permasalahan lahannya. Kita janjikan lahan 300 Hektare namun yang hanya mampu kita bebaskan sekitar 160 hektare saja, uangnya tidak ada lagi. Kepada Presiden juga saya pernah sampaikan mengenai ITK.

Kemudian proyek Coastal Road juga penting sekali. Dulu, Coastal Road menjadi satu dengan rencana Jembatan Nipah-Nipah, ini konsorsium Waskita, Pemerintah Provinsi Kaltim, Pemerintah Kota Balikpapan, dan Pemkab PPU.

Tadinya sudah klir dengan ketinggian 50 meter, akan tetapi karena ada IKN ada yang keberatan dengan tinggi konstruksinya karena bisa menganggu kapal yang lewat. Sehingga oleh Kementrian PUPR akan dikaji kembali.

Sebelumnya, Jembatan Nipah-Nipah turunnya ada di Coastal Road, nanti jalan Jendral Sudirman tidak lagi jadi jalan utama, jalan utama akan berada di pinggir laut. Jadi bisa lebih lebar dan menarik, sayangnya Coastal Road harus tertunda akibat IKN, padahal orang sedang semangat-semangatnya menyambut IKN.

Investasi sangat prospektif, ini menjadi PR yang sangat besar. Saya ingin Coastal Road terealisasi karena ini bisa mengubah wajah kota terutama memecahkan kepadatan di jalan Sudirman. Balikpapan akan terlihat cantik sekali.

Ketiga, yang juga harus diselesaikan yakni masalah air. Ini menjadi perosalan yang sangat berat karena kita tidak memiliki sumber air baku yang memadai. Kita kekurangan 1000 liter per detik air, penggunaan sumur dalam tak lagi potensial.

Kita saat ini hanya mengandalkan waduk Teritip, ini tidak cukup. Kita sedang menunggu waduk yang saat ini tengah dikerjakan oleh Balai Sumber Daya Air di wilayah Semoi-Sepaku.

Sayangnya ini tanggung karena potensinya 2.500 liter per detik, dan saat ini baru digarap 1.500 liter per detik. Padahal kesepakatannya 1.000 liter akan dialirkan ke Balikpapan. Kalau SPAM ini selesai bisa memenuhi kebutuhan air baku di Balikpapan.

Kita juga sebenarnya sudah merintis desalinasi air laut, akan tetapi ini mahal. Tapi waktu itu kita coba akan mengalirkan ke perumahan kelas menengah.

Ada studi ke SPAM Mahakam, akan tetapi mahal juga karena kalau mau mengambil harus ke hulu dan kualitas airnya saat ini turun.

Tempo hari sempat ditawari Pak Hasim (adik Prabowo Subiyanto) untuk mengaliri air dari ITCI Kenangan untuk mensuplai ke Balikpapan, akan tetapi karna ada IKN belum ada perkembangan lebih lanjut.

Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang Ungkap Pesan Ismunandar, Jangan Terulang Dinda

Setelah selesai menjabat sebagai Walikota Balikpapan, mau kemana ?

Saya ikut air mengalir saja, apakah masih di politik atau mau menikmati masa tua. Tapi kalau pengusaha sepertinya tidak, karena saya tidak bakat.

Karir saya di politik ini sebenarnya ada unsur seperti kebetulan.

Mungkin ada garis tangan, tapi lebih banyak kebetulannya. Waktu saya masih di Kaltim Post, kala itu calonnya incumbent, niatnya waktu itu mau gangguin saja, kan kita orang media bisa gangguin walaupun calonnya tidak menarik.

Akhirnya saya diminta maju, karena saat itu niatnya hanya begitu. Tapi di detik-detik terakhir tiba-tiba Pak Imdad Hamid dan Pak Mukmin berpisah. Sehingga tiba-tiba Pak Imdad menghubungi kita, minta untuk bergabung.

Awalnya tidak ada juga cita-cita ke dunia politik, benar-benar hanya ketelanjuran, akhirnya 15 tahun di dunia yang seperti ini. Jika nanti berakhir, saya ingin menikmati dulu untuk bercanda sama cucu, karena lagi seru-serunya.

Belum ada rencana ikut kontestasi Pemilihan Gubernur Kaltim?

Di politik itu banyak hal yang tidak pasti, kalau dikejar bisa menjauh, kalau tidak dikejar bisa mendekat. Kalau seandainya diminta bergabung saya akan lihat berbagai kondisi.

Terkadang kalau sudah tidak aktif lagi, kondisi badan saya bisa menurun drastis. Makanya kegiatan sama cucu sekarang, lalu bertani, supaya bisa tetap produktif.

Image saat menjabat 15 tahun bagus, sepertinya ini akan menjadi modal bagi Pak Rizal ?

Hahaha, ini ucapan provokator untuk saya maju lagi. Tapi yang jelas satu faktor yang saya tidak mampu di politik soalnya tidak punya uang.

Jadi garis tangannya yang lebih kuat, karena sekarang itu dana menjadi suatu hal yang sangat penting. Boleh dibilang selama saya menjabat, case-nya lebih banyak tanpa uang, tidak bisa banyak mengeluarkan banyak.

Ini yang sering menjadi keluhan Kepala Derah, keluarnya besar, pendapatannya kecil dan orang tidak percaya kalau saya miskin.

Dari Partai tidak ada sokongan untuk maju lagi?

Partai tentu mengharap kadernya tetap eksis, ada dorongan, minimal menjadi DPR. Saya diajak oleh Ketua APEKSI, Ibu Airin (Mantan Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany), karena sama-sama berakhir masa jabatannya, beliau bilang ‘nanti kita ketemu lagi ya di Senayan’.

Bisa saja memang tidak menutup kemungkinan, karena saya dulu pernah menjadi anggota MPR utusan daerah, waktu zaman Gusdur menjadi Presiden.

Saat itu saya menjadi anggota MPR selama 5 tahun. Tapi saat itu, MPR utusan daerah hanya bersidang setahun sekali saja.

Yang jelas kalau di politik jangan terlalu mimpi besar, akan tetapi kalau ada jalan kita bisa ikuti. Apakah jalannya terbuka lagi atau tidak saya tidak tau.

Tempo hari saya gagal, padahal saat itu saya dijanjikan Pak Surya Paloh (Ketua Nasdem), jika berhasil nyumbang atau nambah kursi di DPR RI kita perjuangkan menjadi Duta Besar,tapi gagal.

Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF Ketua DPRD Balikpapan Abdulloh, Boneka Susan Saja Punya Cita-cita Apalagi Saya

Pesan untuk anak-anak muda di Balikpapan?

Jangan berhenti mencintai kota ini, kita ingin betul Balikpapan menjadi kota yang nyaman untuk dihuni dan berkelanjutan.

Kota ini harus tetap cinta dengan lingkungan, dan mengubah mindset kita untuk bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Kalimantan terutama di Kalimantan Timur.

Jangan hanya nafas ekonomi dari sumber daya alam, karena selama ini kita mengandalkan migas di tahun 50-an, zaman kayu 70-an, zaman batubara di tahun 2000an, semua jadi OKB.

Akan tetapi kita lupa untuk membangun SDM-nya ini yang mungkin perlu dicatat. Jika kita mau menjadi tuan rumah di kota sendiri, kita harus lebih hebat dari yang lain.

Saatnya menjadi orang Kaltim yang kualitas SDM-nya bisa lebih baik. Ini kesempatan besar bagi anak-anak kita khususnya Balikpapan.

IKN jadi momen besar, jangan sampai tidak mampu memanfaatkan. Kecelakaan besar apabila tidak bisa kita capai. Kita harus perbaiki SDM kita bangun supaya kita siap, apalagi mimpi Gubernur Isran Noor, bukan lagi sekadar menjadi Ibu Kota Kaltim tapi juga menjadi Presiden, apalagi ada IKN.

Andaikata Pak Isran belum kesampaian (jadi Presiden), perjuangan ini harus diteruskan oleh anak mudanya. Semangatnya Pak Isran Noor harus digelorakan, sudah waktunya ada Presiden dari Kalimantan. (Miftah Aulia Anggraini)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved