Banjir di Nunukan

8 Desa di Sembakung Nunukan Terendam Banjir, BPBD Beber 440 Kepala Keluarga Kena Dampak

Peristiwa banjir di Sembakung, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara telah terjadi pada Selasa 25 Mei 2021

Editor: Budi Susilo
HO/BPBD NUNUKAN
BENCANA - Banjir menggenangi rumah warga di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (29/5/2021).  

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Peristiwa banjir di Sembakung, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara telah terjadi pada Selasa 25 Mei 2021.

Dari bencana banjir itu, catatan BPBD Nunukan, sebutkan, telah merendam 8 desa sekaligus.

Yakni Desa Butas Bagu, Labuk, Pagar, Tujung, Manuk Bungkul, Atap, Lubakan dan Tagul.

Dari 8 desa yang terdampak, BPBD Nunukan mencatat ada sebanyak 440 KK atau 1.568 jiwa ikut terdampak.

Baca Juga: Jelang Ibadah Waisak, Umat Buddha di Nunukan Siapkan Asana dan Hiasi Altar

Baca Juga: Puluhan Warga Binaan Pemasyarakatan Mengalami Hipertensi, Lapas Nunukan Mengambil Tindakan

Kabar terakhir banjir di wilayah Sembakung, Kabupaten Nunukan itu, perlahan surut hingga sore ini setinggi 4,5 meter.

Puncak ketinggian banjir terjadi pada Kamis 27 Mei 2021, yakni 4,95 meter dari ketinggian air normal 3 meter.

Meski banjir sudah menggenangi ruangan dalam rumah, warga Sembakung masih juga enggan mengungsi ke posko evakuasi yang telah disiapkan oleh BPBD Nunukan dan tim relawan banjir.

Mereka lebih memilih tinggal di atas pungkau yang telah mereka siapkan ketika banjir datang.

Baca Juga: BMKG Nunukan Keluarkan Peringatan Dini, 4 Wilayah Ini Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Pungkau merupakan sebuah ruang dari papan yang dibangun tepat di bawah atap rumah.

Seperti yang dilakukan oleh Kaharuddin, salah satu tokoh masyarakat di RT 006 Desa Atap.

Informasi yang dihimpun, dari 8 desa yang terendam banjir, di Desa Atap banjirnya paling tinggi.

Kaharuddin mengatakan, sehari setelah lebaran Sembakung mulai diguyur hujan ringan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Nunukan, Minggu 23 Mei 2021, Potensi Hujan Lebat Terjadi di Malam Hari

Namun, banjir mulai tampak di permukaan bahkan berangsur menggenangi anak tangga rumahnya pada tanggal 15 Mei, siang.

Hujannya tidak terlalu kuat juga. Tapi sebelumnya di Lumbis Hulu sudah dapat banjir kiriman dari Malaysia. Jadi begitu air naik di sana, otomatis Sembakung kena dampak juga.

"Di tempat kami, tanggal 15 Mei siang, banjir sudah mulai menggenangi tangga rumah kami," kata Kaharuddin kepada TribunKaltara.com, melalui telepon seluler, Sabtu (29/5/2021) sore.

Menurut Kaharuddin, puncak banjir di Sembakung terjadi mulai 24-27 Mei lalu.

Seperti biasa, ketika banjir datang Kaharuddin bersama empat orang keluarga intinya membuat pungkau, untuk ditempati selama 4 hari.

Jadi selama 4 hari banjir menggenangi rumah kami. Tapi kami mulai naik ke atas pungkau pada tanggal 24-27 Mei.

Puncaknya tanggal 27 Mei. Kemarin air sudah mulai surut perlahan.

"Di atas pungkau kami jadikan tempat untuk tidur, makan, dan masak. Termasuk dokumen berharga, kami simpan di atas pungkau. Ini sudah biasa kami lakukan ketika banjir datang," ucapnya.

Kaharuddin mengaku, pagi tadi dirinya bersama sanak keluarga gotong royong membersihkan lantai rumah yang penuh dengan lumpur akibat banjir.

"Kami tadi bersihkan lumpur sisa banjir di dalam rumah. Ya, mau gimana lagi. Bagi kami banjir sudah menjadi rutinas tahunan di Sembakung," ungkapnya.

"Tapi, kami tetap antisipasi banjir kembali naik, karena prediksi hujan minggu ini masih terjadi di Sembakung termasuk wilayah Lumbis," ungkapnya dengan nada suara terdengar kurang jelas, lantaran terkendala jaringan.

Sekadar diketahui, banjir di Sembakung yang mulai terjadi pada Selasa (25/05/2021), malam telah merendam 8 desa sekaligus.

Yakni Desa Butas Bagu, Labuk, Pagar, Tujung, Manuk Bungkul, Atap, Lubakan dan Tagul.

Dari 8 desa yang terdampak, BPBD Nunukan mencatat ada sebanyak 440 KK atau 1.568 jiwa ikut terdampak.

Sementara itu, rumah yang terdampak banjir sekira 350 rumah. Selain itu juga, 15 unit fasilitas pemerintahan termasuk rumah ibadat ikut terendam banjir.

BPBD Nunukan Distribusi Beras

Berita sebelumnya. Banjir yang mulai menggenangi Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Selasa (25/5/2021) malam, kini dikabarkan berangsur surut.

Kasubid Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Nunukan, Hasanuddin mengatakan malam tadi di Sembakung ketinggian air 4,6 meter, pagi tadi air mulai surut hingga menjadi 4,5 meter.

"Ketinggian air tetap bervariasi. Dengan kenaikan 1,5 meter dari posisi normal air 3 meter, ketinggian air di dalam rumah bisa mencapai 80-100 cm," ujarnya.

Utamanya untuk wilayah-wilayah yang rendah seperti di RT 006 dan RT 007, Tembelunuk Desa Atap," ujar Hasanuddin.

Baca juga: Banjir yang Rendam 9 Kecamatan di Nunukan Berangsur Surut, BPBD Fokus Tangani 2 Daerah Terparah

"Kalau wilayah lainnya relatif sudah tidak menggenangi di dalam rumah, sisa di kolong-kolong rumah saja," kata Hasanuddin kepada TribunKaltara.com, Sabtu (29/5/2021), pukul 09.30 Wita.

Meski perlahan surut, banjir tetap masih menggenangi 8 desa di Sembakung yakni Desa Butas Bagu, Labuk, Pagar, Tujung, Manuk Bungkul, Atap, Lubakan dan Tagul.

Dari 8 desa yang terdampak, BPBD mencatat ada sebanyak 440 KK atau 1.568 jiwa ikut terdampak.

Menurut Hasan, untuk jumlah rumah yang terdampak banjir sudah berkurang dari angka sebelumnya sekira 350 rumah.

Namun, untuk pagi ini dirinya belum mendapat data update jumlah rumah yang masih terendam banjir.

Lantaran, komunikasi dengan komandan pos terkendala jaringan. Belum lagi, letak antar 8 desa yang berjauhan.

"Jadi rumah-rumah warga yang terendam air itu, sebagianya sudah mulai surut. Tapi data update kami belum terima. Kami enggak bisa dapat data itu cepat, karena letak desa berjauhan. Untuk komunikasi juga susah," ucapnya.

Hasan menyampaikan, hari ini pihaknya akan kembali ke wilayah Sembakung untuk membawa beberapa keperluan kesiapsiagaan di posko pantau.

Seperti, beras 500 Kg, satu mesin perahu tempel 40 PK, dan 1 unit motor trial.

Baca juga: Banjir Belum Surut, BNPB Ingatkan Nunukan Kaltara Masih Potensi Hujan Lebat Hingga 3 Hari ke Depan

"Perlu kami sampaikan bahwa armada untuk menyusuri 8 desa sangat kurang. Di sana ada satu perahu dari Dinas Sosial, tapi tidak memungkinkan untuk digunakan, kalau melihat situasi banjir. Di sana juga banyak perahu milik warga tapi hanya body saja, mesin nggak ada," ujarnya.

Lanjut Hasan,"Semoga ini bisa digunakan sebagai kendaraan operasional teman-teman. Sementara untuk jalan darat, agak sulit memang ditembus. Makanya kami kirim satu motor trial," tuturnya.

Sementara itu, untuk 500 Kg beras, kata Hasan hanya diperuntukkan untuk kebutuhan posko yang sifatnya mendesak saja.

"Nanti barang itu kami kasi stand by di posko Sembakung. Jadi beras bukan dibagikan untuk warga terdampak, karena tidak memungkinkan untuk membagikan semua itu. Beras hanya persiapan kesiapsiagaan di posko. Misalnya kalau ada pengungsi. Kalau tidak ada pengungsi kami jadikan stok persediaan untuk antisipasi bencana banjir," ungkapnya.

Berita tentang Nunukan

Berita tentang Banjir di Nunukan

Penulis Febrianus Felis | Editor: Budi Susilo

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved