Berita Nasional Terkini

Jakarta Kewalahan, Jajaran Anies Angkut Jasad Pasien Covid-19 Pakai Truk, Makamkan 146 Orang Sehari

Jakarta kewalahan, jajaran Anies Baswedan angkut jasad pasien Covid-19 pakai truk, makamkan 146 orang sehari

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Twitter @nicolaslkh
Truk pengangkut jenazah pasien Covid-19 di Jakarta 

TRIBUNKALTIM.CO - Lonjakan kasus Virus Corona di Jakarta meningkat signifikan.

Kondisi ini diikuti angka kematian pasien Covid-19 yang juga meningkat.

Bahkan, jajaran Pemprov DKI kini mengangkut jenazah pasien Covid-19 menggunakan truk.

Para perajin peti jenazah juga kewalahan menerima order.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah memerpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM.

Diketahui, pertumbuhan Covid-19 di Jakarta mencapai 5 ribu kasus baru per hari.

Baca juga: Sindiran Telak Politikus PDIP ke Anies Baswedan di Paripurna HUT 494 Jakarta, Singgung Pilpres 2024

Dalam sehari, petugas pemakaman bisa memakamkan ratusan pasien Covid-19.

Anies Baswedan juga tak henti mengingatkan warganya untuk tetap berada di rumah saja.

Covid-19 makin menggila, hal ini terlihat dari beberapa hal.

Yang paling mencolok ialah jenazah pasien Covid-19 yang kini diangkut menggunakan truk.

Seiring dengan itu, sejumlah perajin peti jenazah mulai kewalahan terima orderan khusus dari RS rujukan Covid-19.

Terakhir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tarik rem darurat.

Ada 11 poin aturan lengkap pembatasan kegiatan di DKI Jakarta

Pemprov DKI Jakarta bakal menggunakan truk sebagai kendaraan pengangkut jenazah Covid-19.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Edi Sumantri dalam rapat bersama Komisi C DPRD DKI Jakarta.

Dalam rapat itu awalnya Edi menjelaskan soal anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) 2021 yang saat ini sudah digunakan untuk penanganan Covid-19 dan tersisa Rp 186 miliar.

Ia menyebut dana BTT selama ini digunakan untuk membeli peti jenazah bagi pasien Covid-19.

"Uang ini tinggal Rp 186 miliar dari Rp 2,133 triliun. Sudah terpakai buat apa saja? Dari Rp 186 miliar, sudah digunakan nih untuk peti jenazah," ucapnya, Rabu (23/6/2021).

Lalu Edi bercerita, kemarin dalam satu hari ada 146 jenazah yang dimakamkan menggunakan protokol Covid-19.

Jumlah ini meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan pada gelombang pertama Covid-19 yang terjadi 2020 lalu.

"Gelombang satu tertinggi 75 orang dalam satu hari, itu gelombang satu tahun lalu. Tahun ini baru jam 18.00 WIB sudah ada 146 orang," ujarnya.

Hal ini pun membuat petugas ambulans dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta kewalahan dan tak sanggup menguburkan.

Untuk menyiasati banyaknya jenazah yang bakal dikubur menggunakan protokol Covid-19, Pemprov DKI akhirnya menggunakan truk untuk membawa menuju tempat pemakaman.

"Ambulans tidak mungkin lagi, (akhirnya diangkut, red) dengan truk, dengan kapasitas satu truk delapan peti," beber Edi.

Itupun, lanjut dia, pemakaman hanya satu tempat yang tersedia di TPU Rorotan.

"Makanya ini akan bertambah lagi untuk biaya peti dan lain-lain," Edi menegaskan.

Diketahui, biaya pembelian peti menyedot dana sampai Rp 4,6 miliar.

Kemudian, anggaran dipakai untuk insentif tenaga pemulasaraan yang mencapai Rp 5,2 miliar, termasuk masker mencapai Rp 3,1 miliar.

Rincian lainnya, Dinas Pertamanan Pemakanan memakai anggaran Rp 13,02 miliar, Dinsos terkait konsumsi BST bagi masyarakat Rp 9 miliar.

Baca juga: Covid-19 Menjadi, Anies Baswedan Serius, Bukan Sekadar Angka, Tapi Nyawa, Cek Data Corona Indonesia

Inspektorat ada pendampingan dan pengawasan Rp 5,8 miliar, BPBD Rp 467 miliar.

Uang transpor gugus tugas dua kali, yakni sebesar Rp 466 miliar sekian.

"Sehingga subtotal di BPBD Rp 933 miliar. DLH juga ada Rp 502 miliar, Satpol PP Rp 9,108 miliar untuk pengamanan pelaksanaan pemberian dan Rp 8,2 miliar untuk pelaksanaan kegiatan PPKM oleh Kodam Jaya Jayakarta, lalu Dishub hanya Rp 140 juta, Rp 243 juta, Rp 294 juta pelaksanaan penyekatan," kata Edi.

Pada Juni ini BPKD sedang mengajukan dana ke BPKJ. Jika disetujui, dana yang digunakan untuk Dinsos disalurkan untuk makan-minum di lokasi penginapan tenaga kesehatan.

"Jadi nakes dikasih makan-minum. Totalnya Rp 83 juta tambahannya," tutur Edi.

Selain itu, pasien OTG diberi makan minum dan membutuhkan anggaran Rp 31 miliar dari Dinas Sosial.

"Makan-minum lagi buat OTG Rp 15 miliar, ada juga RKB butter stock Rp 5 miliar. Dinas perhubungan Rp 784 juta untuk belanja makan-minum sampai pelaksanaan posko. Jadi dari uang Rp 130 miliar yang masih tersedia sudah akan dicarikan karena sudah masuk permohonannya dan penelitian inspektorat sebesar Rp 83 miliar," sambung dia.

Dalam minggu ini dana sebesar Rp 53 miliar akan dikeluarkan, sehingga dana yang tersisa 84,7 miliar.

Edi menerangkan, angka tersebut tergolong angka yang kritis.

Jika ada perkembangan, ia akan melaporkan ke Ketua dan anggota DPRD DKI Jakarta.

Ia menaksir kemungkinan akan terjadi pergeseran kedua jika angka Rp 84 miliar ini nanti kurang.

"Uangnya dari mana? Tadi saya sampaikan ada uang BST Rp 647 miliar yang tadi enggak jadi dikasih itu. Itu bisa kita tarik lagi balik ke BTT atau kita BTT untuk kegiatan di Dinas," ucap dia.

Wagub DKI Cari Alternatif Terbaik

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria dengan tegas membantah adanya pengangutan jenazah pasien Covid-19 yang menggunakan truk.

Riza menegaskan, hingga saat ini Pemprov DKI masih memiliki cukup ambulance untuk mengangkut pasien.

Bahkan Riza mengaku baru mendengar informasi jika ada wacana penggunaan truk untuk mengangkut jenazah pasien Covid-19.

"Kita belum pernah terpikir menjadikan truk sebagai angkutan jenazah.

Sejauh ini mobil ambulance masih dapat memenuhi. Saya baru denger itu," kata Riza dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (23/6/2021).

Baca juga: Update, Anies Baswedan Akui Varian Covid-19 di Jakarta Kali Ini Beda, Beri Atensi Khusus Anak-anak

Menurut Riza, sampai sejauh ini Pemprov DKI masih bisa mengendalikan terkait pengangkutan jenazah pasien Covid-19 dengan ambulance.

Namun jika nantinya ambulance dirasa tidak mampu, maka pihaknya akan mencarikan alternatif terbaik untuk menggantinya.

"Sejauh ini kami masih bisa mengandalikan dan menggunakan ambulance."

"Nanti kalau ambulance dirasa tidak mampu, baru nanti kita carikan alternatif yang terbaik," sambungnya.

(*)

Artikel ini telah tayang dengan judul Jenazah Pasien Covid-19 Diangkut Pakai Truk, Perajin Peti Jenazah Kewalahan, https://www.tribunnews.com/metropolitan/2021/06/24/jenazah-pasien-covid-19-diangkut-pakai-truk-perajin-peti-jenazah-kewalahan?page=all.
 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved