News Video

NEWS VIDEO Luhut Pandjaitan Geram Covid-19 Dinilai Tak Terkendali

Geram Covid-19 dinilai tak terkendali, Luhut Binsar Pandjaitan: Nanti saya tunjukkan ke mukanya bahwa kita terkendali

Editor: Djohan Nur

TRIBUNKALTIM.CO - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pandemi Covid-19 di Indonesia, terkendali.

Meskipun diketahui penambahan kasus baru Virus Corona di Tanah Air akhirnya pecah rekor menembus angka 40 ribu lebih per hari.

Diketahui, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan sebagai koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat.

Luhut pun geram dengan penilaian pandemi Covid-19 di Indonesia tak terkendali.

Bahkan, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut dalam lima hari ke depan akan terlihat hasil dari penerapan PPKM Darurat.

Sebelumnya, jajaran Jokowi sudah menyiapkan berbagai skenario mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.

Baca juga: Anies Baswedan Beri Hasil Survei Covid-19 ke Menkes & Luhut Pandjaitan, 4,7 Juta Warga DKI Terpapar

Diantaranya menambah pasokan oksigen dengan cara impor, membuka fasilitas perawatan Covid-19 baru.

Selain itu, Pemerintah juga menggencarkan program vaksin Covid-19.

Dilansir dari Kompas.com, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia bisa membaik dalam empat hingga lima hari mendatang.

Namun, hal itu bisa dicapai jika semua poin penanganan penularan Covid-19 berjalan maksimal.

"Saya pikir dengan pelaksanaan vaksinasi, kemudian PPKM jalan secara bersamaan, obat dan oksigen, kemudian tempat tidur, saya melihat dalam empat-lima hari ke depan kita situasinya akan membaik," ujarnya dalam konferensi pers virtual pada Senin (12/7/2021).

Dia melanjutkan, kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini bisa dikendalikan.

Luhut Binsar Pandjaitan pun menampik berbagai anggapan yang menyebutkan kondisi pandemi di Tanah Air tidak terkendali.

"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadannya, sangat-sangat terkendali.

Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya.

Nanti saya tunjukkan ke mukanya bahwa kita terkendali," tegasnya.

Meski demikian, Luhut mengakui selama menangani pandemi pemerintah menghadapi berbagai kendala.

Namun, pemerintah berusaha memperbaiki semua kendala tersebut.

"Bahwa kita punya masalah, saya berkali-kali sampaikan, yes kita punya banyak masalah.

Dan masalah kita perbaiki dengan tertib karena tim bekerja sangat kompak.

Presiden memberikan direction yang sangat jelas, dan Presiden, saya katakan, in charge di semua ini," katanya.
"Dan kami sebagai pelaksananya tidak ada masalah.

Semua kami putuskan secara terintegrasi.

Semua kami putuskan secara terintegrasi," lanjut Luhut.

Dalam kesempatan yang sama, dia juga mengungkapkan selama tujuh hari pelaksanaan PPKM darurat mobilitas masyarakat di Jawa-Bali mengalami penurunan 10-15 persen.

Pemerintah sendiri menargetkan penurunan mobilitas bisa mencapai 20 persen atau lebih selama PPKM darurat.

"Hasil yang kami dapat selama periode 3-10 Juli seluruh provinsi Jawa-Bali sudah menunjukkan penurunan mobilitas dan penurunan aktivitas masyarakat 10-15 persen dari target kita 20 persen atau lebih," ujar Luhut.

Hasil tersebut dipantau dari indikator mobilitas dan kegiatan aktivitas masyarakat menggunakan Google Traffic, Facebook Mobility serta indeks cahaya malam.

Baca juga: Aturan Lengkap PPKM Darurat 15 Daerah Luar Jawa-Bali, Termasuk 3 Kabupaten di Kalimantan Timur

Luhut Binsar Pandjaitan berharap ke depannya mobilitas kegiatan masyarakat semakin turun sesuai dengan harapan pemerintah.

"Mungkin dengan sekarang kita kelihatan betul-betul kalau bisa kasus ini jangan lebih dari 30 ribuan tapi dari 3 hari terakhir sudah berkisar diantara 33 ribu, 34 ribu dan 38 ribu bisa mundur lagi dan seterusnya," tuturnya.

"Tapi tingkat kesembuhan meningkat banyak jadi kami berharap minggu depan sudah mulai.

Mungkin kalau semua berjalan kita disiplin akan mulai flattening atau mulai merata dan kita harap nanti cenderung akan terkendali," tambah Luhut.

Sementara itu, pada Senin sore pemerintah melaporkan penambahan 40.427 kasus Covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir.

Angka tersebut merupakan penambahan kasus harian tertinggi sejak kasus Covid-19 pertama kali terkonfirmasi pada 2 Maret 2020.

Ini juga merupakan untuk kali pertama penambahan pasien dalam sehari mencapai lebih dari 40.000 kasus.

Dengan penambahan tersebut, hingga Senin (12/7/2021), tercatat ada 2.567.630 kasus Covid-19 di Tanah Air.

Catatan Kompas.com, rekor penambahan kasus harian tertinggi sebelumnya terjadi pada Kamis (8/7/2021) yaitu sebanyak 38.391 kasus.

Dalam data yang sama juga menunjukkan penambahan 891 kasus kematian akibat Covid-19.

Anies Baswedan Serahkan Hasil Survei ke Luhut

Dilansir dari Kompas.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku telah menyerahkan hasil riset serosurvei pandemi Covid-19 di Jakarta kepada Pemerintah Pusat.

Riset ini dilakukan secara kolaboratif antara Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) bersama Lembaga Eijkman, dan CDC Indonesia.

Anies menyerahkan langsung hasil riset itu kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin serta Ketua Pelaksana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Hasil ini sudah saya teruskan kepada Menkes, saya teruskan juga kepada ketua pelaksanaan PPKM darurat, untuk bisa menjadi bahan bagi mereka dalam melihat perspektif nasional," kata Anies Baswedan saat hadir secara virtual dalam pemaparan riset itu, Sabtu (10/7/2021).

Riset itu berupa serosurvei yang bertujuan mengukur seberapa besar penyebaran Covid-19 di Jakarta.
Pengambilan data dan spesimen dilakukan dari 15-31 Maret 2021.

Jumlah sampel sebanyak 4.919 orang usia 1 tahun lebih, tersebar di 100 kelurahan di 6 kota/kabupaten di DKI Jakarta.

Hasilnya, diperkirakan ada 44,5 persen penduduk DKI Jakarta yang pernah terpapar Covid-19 sampai 31 Maret 2021 lalu.
Dengan total penduduk DKI Jakarta 10.600.000, maka artinya ada 4.717.000 orang yang pernah terinfeksi.

Di sisi lain, kasus Covid-19 yang terdeteksi sampai 31 Maret berdasarkan data Dinkes hanya 382.055.

Dengan demikian, kasus yang terdeteksi hanya 8,1 persen.

Anies Baswedan berharap riset ini bisa menjadi dasar pengambilan kebijakan untuk Pemprov DKI Jakarta maupun Pemerintah Pusat.

"Yang perlu digarisbawahi dari hasil survei ini dijadikan feedback untuk pengambilan keputusan dan penyusunan strategi ke depan," katanya.

Baca juga: Denny Cagur Hentikan Syuting Selama PPKM Darurat, Beri Pendapat Soal Peningkatan Kasus Covid-19

Untuk di Jakarta sendiri, Anies Baswedan menyatakan akan terus menggenjot vaksinasi untuk menciptakan kekebalan komunal.

Ia berharap, 44,5 persen penduduk Jakarta yang diperkirakan telah terpapar itu kini mempunyai kekebalan terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Namun, vaksinasi yang kini sudah menyasar 5,4 warga Jakarta akan terus dikebut.

"Dengan mobilitas penduduk yang tinggi, baik mobilitas intra maupun lintas antar wilayah karena kotanya terbuka, maka tidak ada pilihan bagi Jakarta kecuali memastikan penduduknya punya kekebalan," ucap Anies Baswedan.

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved