Aplikasi

Gunakan Aplikasi Ini Buat Foto Bergerak & Bernyanyi, Berikut 12 Langkah yang Perlu Diperhatikan

Aplikasi berbasis AI (Artificial Intelligence) ini mendadak ramai digunakan karena mampu menghidupkan wajah orang dalam foto

Editor: Ikbal Nurkarim
(KOMPAS.com/ConneyStephanie)
Cara menggunakan aplikasi Wombo, gunakan aplikasi ini buat foto bergerak & bernyanyi, berikut 12 langkanya yang perlu diperhatikan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Suatu aplikasi yang bisa bikin foto bernyanyi dan bergerak kini ramai lagi di media sosial.

Banyak para pengguna aplikasi yang setelah mengedit, kemudian hasil editannya diunggah ke Tik Tok, Facebook maupun Instagram.

Jika kalian penggemar TikTok, tentu sering melihat unggahan video hasil editan yang memperlihatkan foto wajah bergerak dan bernyanyi.

Sebenarnya editan foto bergerak dan bernyanyi ini bukanlah hal baru.

Editan foto bergerak dan bernyanyi ini sudah jadi tren sejak 2019 lalu.

Baca juga: Ini 3 Cara Mudah Kirim Pesan Via Aplikasi WhatsApp ke Nomor Baru Tanpa Perlu Simpan Kontak

Namun kini ramai lagi dan hasilnya diunggah ke akun media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter hingga TikTok.

Unggahan foto yang dapat bergerak dan bernyanyi layaknya tengah melakukan lip sync.

Foto bergerak tersebut dihasilkan berkat aplikasi bernama Wombo.

Aplikasi berbasis AI (Artificial Intelligence) ini mendadak ramai digunakan karena mampu menghidupkan wajah orang dalam foto dan membuat foto tersebut bisa bernyanyi.

Kecerdasan buatan (AI) yang digunakan di aplikasi Wombo ini dapat memahami bentuk struktur wajah serta mengenal alat indera manusia seperti mata, hidung, telinga, dan mulut.

Dilansir dari Kompas.com, aplikasi Wombo juga dapat diunduh dan digunakan di Indonesia.

Pengguna ponsel Android sudah bisa mencobanya melalui toko aplikasi Google Play Store di tautan berikut.

KompasTekno pun menjajal aplikasi Wombo dengan membuat satu kreasi video.

Baca juga: Cara Mudah Membuat Meeting Online Lewat Aplikasi Telegram Video Conference Call

Lantas, bagaimana cara menggunakan aplikasi Wombo?

Berikut langkah-langkahnya.

1. Pertama, buka aplikasi Wombo yang sudah terpasang di perangkat Anda.

2. Untuk mengubah foto menjadi video lip-sync, Anda cukup memilih opsi apakah ingin mengambil foto dari kamera (memotret) atau mengambil gambar dari galeri ponsel.

3. Nah, kali ini, KompasTekno telah menyiapkan satu gambar yang diambil dari galeri foto.

Cara menggunakan aplikasi Wombo
Cara menggunakan aplikasi Wombo ((KOMPAS.com/ConneyStephanie))

4. Ketika mengklik foto tersebut, Anda akan diarahkan ke halaman editing untuk menyesuaikan posisi wajah (crop) agar lebih presisi.

5. Setelah mengatur ukuran dan posisi wajah, klik ikon centang berwarna putih di pojok kanan atas untuk menyimpan hasil editing foto tersebut.

6. Perlu dicatat, Wombo hanya dapat mengolah bagian wajah dalam satu frame. Artinya, Anda tidak bisa "menghidupkan" bagian tubuh lain, misalnya foto keseluhan badan dan membuat orangnya seolah sedang berjalan.

7. Selanjutnya, Anda diminta untuk memilih lagu apa yang akan digunakan sebagai pelengkap video.

8. Anda hanya bisa memilih lagu dari daftar yang tersedia. Jika ingin menambahkan lagu dari media penyimpanan, Anda bisa memilih opsi premium dengan harga berlangganan sebesar Rp 67.000/bulan atau Rp 429.000/tahun.

9. Setelah menentukan, klik salah satu lagu tersebut. 

Baca juga: Ini Cara Mudah Melakukan Obrolan Lewat Video di Aplikasi WhatsApp hingga 50 Orang Tanpa Batas Waktu

10. Anda tinggal menunggu proses sekitar satu menit.

11. Ketika sudah selesai, Anda bisa meng-klik ikon "Save" untuk menyimpan, atau "Send" untuk membagikannya kepada teman.

12. Nantinya, hasil kreasi video "lip sync" tersebut akan tersimpan secara otomatis dan bisa langsung dilihat di galeri ponsel Anda.

Video hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI) ini juga ramai dibagikan oleh pengguna lewat media sosial Twitter.

Tak sedikit dari mereka mengubah foto maupun hewan menjadi video wajah yang sedang bernyanyi.

Ada banyak foto yang dibagikan, bahkan foto orang-orang beken juga turut dimanipulasi.

Aplikasi serupa Sebelum Wombo, aplikasi serupa yakni MyHeritage juga sempat ramai digunakan di media sosial.

Aplikasi ini dapat mengubah foto menjadi gambar bergerak. Warganet menggunakan aplikasi MyHeritage untuk mengenang orang-orang tersayang mereka.

Aplikasi tersebut kerap digunakan untuk mengubah foto orang-orang yang sudah tiada menjadi "hidup".

Sama seperti Wombo, foto statis yang bisa bergerak tersebut dimungkinkan berkat teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang ada di fitur Deep Nostalgia.

Jangan Bikin Konten Kontroversial demi Viral

Menambah popularitas dengan membuat konten di platform media sosial seperti TikTok, YouTube, dan lainnya merupakan cara yang ampuh.

Banyak orang berbondong-bondong untuk membuat kreasi konten yang menarik perhatian.

Baca juga: TIDAK Banyak yang Tahu, Ini 2 Cara Mudah Mengubah Font WhatsApp dan Instagram Tanpa Aplikasi

Dengan begitu, mereka berharap bisa membuka jalan untuk menjadi orang terkenal di media sosial.

Kendati demikian, tidak jarang ditemukan konten-konten yang viral di medsos memiliki unsur yang sensasional.

Para kreator memilih untuk membuat hal yang yang kontroversial demi bisa mengundang animo masyarakat untuk melihat videonya.

Lantas, apakah hal tersebut baik dan layak untuk dilakukan?

Edho Zell sebagai salah satu konten kreator YouTube generasi pertama di Indonesia menceritakan pengalamannya.

Ia menyatakan bahwa selama 10 tahun berkarir, kerap kali ditemukan konten kreator pemula ingin namanya cepat melambung, namun tidak memahami bahwa membangun popularitas membutuhkan proses.

"Banyak yang ingin instan, membuat konten, besok viral" ucap Edho Zell pada acara pertemuan media bersama Samsung Electronics Indonesia, Jumat (5/3/2021).

"Jadinya, buat konten sensasional yang meledak," lanjutnya.

Meski tidak menyalahkan, namun Edho Zell mengimbau agar sebaiknya pembuatan konten yang kontroversial tidak dilakukan oleh para kreator pemula.

Baca juga: Cara Mengganti Tampilan Wallpaper di Ruang Obrolan Aplikasi WhatsApp

Sebab ada beberapa hal yang bisa saja berdampak untuk konten kreator jenis itu nantinya.

Dampak jangka pendek yang mungkin dirasakan oleh pembuat konten adalah popularitas yang hanya sesaat.

Tak hanya itu, kreator juga bisa justru menjadi bahan perundungan (bullying) para warganet di Indonesia.

Lalu untuk jangka panjangnya, kemungkinan besar bahwa tidak ada perusahaan yang ingin menggunakan jasa kreator kontroversial untuk endorse.

Padahal, sejauh ini pendapatan konten kreator dapat bertambah akibat adanya promosi endorse yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan.

"Merek-merek besar yang sudah tahu dunia digital, tidak mau jadikan 'brand ambassador' kalau kontennya sensasional," ungkap Edho.

Oleh karena itu, Edho Zell menyarankan bagi para kreator pemula untuk membuat konten yang positif.

Pasalnya dengan konten yang baik, maka kemungkinan popularitas yang didapatkan akan bisa jadi lebih lama.

"Kalau membuat konten yang positif, karir bisa mapan dalam jangka panjang," terang Edho.

Metode yang bisa dilakukan untuk bisa membuat konten yang positif pun ada banyak.

Disarankan konten kreator pemula menggali ide-ide yang berasal dari sesuatu yang disukai.

Dengan begitu, nantinya akan terlihat mana kreator yang membuat konten berdasarkan topik yang disukai dan yang hanya mengejar viralitas semata. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved