Aplikasi
WhatsApp Disebut Rentan Diretas Spyware Pegasus, Bagaimana Telegram, Signal dan Wire?
Kabarnya, WhatsApp diretas spyware Pegasus, buatan NSO grup dari Israel, lalu bagaimana dengan Telegram, Signal dan Wire?
Yerry mengatakan, hal itu disebabkan adanya celah dari aplikasi WhatsApp yang kemudian dimanfaatkan oleh pembuat Pegasus, NSO Group asal Israel.
"Benar. Ada celah keamanan yang dimanfaatkan pencipta Pegasus. Sebenarnya ini (Pegasus) sudah 3-4 tahun beredar. Cuma baru ramai sekarang," kata Yerry, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/7/2021).
Yerry mengatakan, enkripsi end-to-end yang diterapkan WhatsApp tidak akan banyak membantu ketika berhadapan dengan Pegasus.
"Tetap mampu dilakukan (peretasan). Karena Pegasus buatan NSO Group ini mengekspoitasi sistem operasi core-nya (WhatsApp)" ujar Yerry.
Pegasus bukan satu-satunya
Tak hanya Pegasus, Yerry mengatakan bahwa WhatsApp juga rentan terhadap serangan siber yang dilakukan oleh spyware-spyware lain, seperti FinFisher.
"Bukan hanya Pegasus sebenarnya ada banyak tools lain. Cuma Pegasus ini punya fasilitas cukup lengkap dan menawarkan interface mudah untuk penggunanya," kata Yerry.
Mengenai FinFisher, Yerry menyebutkan bahwa spyware itu bisa ditempelkan pada semua dokumen, mulai dari dokumen PDF hingga hingga gambar.
"Begitu di-klik dia (FinFisher) akan menginfeksi semua bentuk device, dari HP sampe laptop. Ini (FinFisher) juga sangat digemari di jagat intelijen politik, dan bisnis, terutama untuk memata-matai lawan politik, membungkam jurnalis, dan lain-lain," ujar dia.
Yerry mengatakan, cara kerja FinFisher sama dengan Pegasus.
"Begitu masuk dan menginfeksi ponsel lawan, dia akan secara rutin mengirim semua info aktivitas di device itu," kata Yerry.
Pejabat negara jangan pakai WhatsApp
Menurut Yerry, kerentanan WhatsApp terhadap serangan siber membuat aplikasi chat terpopuler itu tak cocok dipakai oleh pejabat negara.
"Sulit untuk terhindar (dari spyware) kalau terus memakai WhatsApp. Saya sih menyarankan hanya menggunakan WA untuk keperluan remeh temeh, misalnya untuk reunian SMA, atau cakap-cakap dengan keluarga.
WA tidak direkomendasikan untuk pejabat negara, atau pelaku bisnis, sangat berbahaya soalnya," kata Yerry.