Aplikasi
WhatsApp Disebut Rentan Diretas Spyware Pegasus, Bagaimana Telegram, Signal dan Wire?
Kabarnya, WhatsApp diretas spyware Pegasus, buatan NSO grup dari Israel, lalu bagaimana dengan Telegram, Signal dan Wire?
Jika WhatsApp rentan, bagaimana aplikasi chat lain, seperti Telegram, Signal dan Wire?
Yerry mengatakan, ia juga tak merekomendasikan Telegram untuk dipakai oleh pejabat negara.
Ia mengatakan, ada beberapa alasan yang mendasari itu.
"Saya tidak rekomendasikan Telegram. Pertama kodenya (source code) tidak transparan, jadi kita tidak tahu isinya apa.
Kedua, secara default, chat Telegram, baik pribadi maupun grup, tidak dienkripsi," kata Yerry.
Yerry mengatakan, pemerhati kemanan siber secara umum merekomendasikan Signal atau Wire sebagai media telekomunikasi, karena dinilai memiliki keamanan cukup baik.
"Yang biasa kita rekomendasikan Signal, Wire, dan lainnya, yang kodenya dibuka ke publik secara lengkap.
Juga secara berkala, aplikasi-aplikasi ini ada audit keamanan dari pihak independen, yang hasilnya dibuka ke publik," kata Yerry.
"Setahu saya belum ada audit independen ke Telegram. Karena sulit juga, kodenya tidak dibuka," ujar Yerry.
Kasus pembobolan WhatsApp via Pegasus Diberitakan Kompas.com, Selasa (27/7/2021), salah satu kasus peretasan terkait Pegasus yang sempat ramai beberapa waktu lalu, yakni peretasan iPhone milik Jeff Bezos pada 2020.
Perangkat iPhone milik bos Amazon itu dikabarkan diretas melalui WhatsApp.
Menurut hasil investigasi, Bezos diketahui menerima pesan WhatsApp yang diduga dikirim oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman.
Pesan tersebut berisi sebuah video berukuran 4,22 MB yang mengandung malware.
Dari hasil analis forensik digital yang dilakukan firma konsultasi bisnis kenamaan asal Amerika Serikat, FTI, terhadap ponsel Bezos, ditemukan bahwa software yang digunakan untuk meretas iPhone Bezos adalah spyware Pegasus.
Selain Bezos, baru-baru ini Presiden Perancis Emmanuel Macron dan jajaran kabinetnya juga dilaporkan menjadi sasaran Pegasus.