Berita Nasional Terkini

Mahfud MD Jawab Konspirasi Virus Corona Alat Kafir untuk Hancurkan Umat Islam, Juga Hoaks Vaksin

Mahfud MD jawab konkspirasi Virus Corona alat kafir untuk hancurkan Umat Islam, juga hoaks vaksin

Editor: Rafan Arif Dwinanto
KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Mahfud MD mengulas seputar hoaks Covid-19 

Acara tersebut juga dihadiri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Mahfud mengatakan bahwa korban meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia sekarang ini sudah lebih dari 80 ribu. Mereka yang meninggal berasal dari berbagai latar belakang.

"Sampai catatan tadi malam mungkin hari ini bertambah lagi, termasuk dari kalangan tokoh agama, kiai, dokter, ilmuwan, pejabat, orang kecil, orang besar.

Ini yang terjadi sekarang," kata Mahfud.

Penanganan Pandemi sekarang ini kata dia, sama beratnya dengan tahun lalu.

Hanya saja yang berbeda, pada tahun lalu pemerintah masih mencari orang yang mau diobati melalui tracing dan testing.

Kini situasi berbalik yang ingin diobati banyak hingga antre di rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya.

Bahkan saking banyaknya yang ingin diobati, harta serta jabatan sudah tidak berguna atau berpengaruh.

"Nah sekarang, saudara, harta dan jabatan dan sebagainya nggak ada gunanya.

Karena sekarang sudah pada antre di rumah sakit, nggak dapat tempat.

Hartanya banyak mau bayar paling mahal, nggak bisa, karena ini (tempat perawatan) sudah ditempati orang, di rumah sakit, begitu banyak orang itu," kata Mahfud.

Bahkan orang kaya yang biasa ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan, sekarang ini tidak bisa, karena negara lain juga menutup pintu.

"Kalau dulu orang punya uang bisa, mau ke Jerman, Singapura, Amerika tinggal milih, sekarang nggak bisa di sana ditutup di sini penuh," katanya.

Oleh karenanya kata Mahfud sekarang ini dibutuhkan kebersamaan dan persatuan dari seluruh elemen masyarakat dalam menangani Pandemi Covid-19.

Karena dalam menangani Pandemi yang hampir melanda seluruh negara di dunia tersebut, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. (*)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved