CPNS 2021

Passing Grade SKD CPNS 2021 Berubah, Mau Lolos? Latihan Soal dan Catat Nilai Minimal TWK, TIU & TKP

Passing grade SKD CPNS 2021 berubah, mau lolos? belajar soal dan catat nilai minimal TWK, TIU dan TKP.

Tribun Timur/ Sakinah Sudin/ cat.bkn.go.id
Contoh soal TWK SKD CPNS 2021 resmi dari Portal CAT BKN. Passing grade SKD CPNS 2021 berubah, mau lolos? belajar soal dan catat nilai minimal TWK, TIU dan TKP. 

Apa itu dimensi fleksibilitas Pancasila?

Pelamar CPNS 2021 wajib paham betul mengenai dimensi Pancasila karena selalu muncul di setiap TWK SKD CPNS.

Oleh karena itu, soal serupa juga kemungkinan besar muncul di SKD CPNS 2021.

Inilah rangkuman lengkap soal CPNS tentang dimensi Pancasila.

Dimensi Pancasila diketahui ada tiga, yakni :

1. Dimensi Realitas

Adaptasi nilai-nilai yang dijalankan dalam kehidupan nyata.

2. Dimensi Idealisme

Pencerminan ideologi yang harus mampu memberikan harapan dan cita-cita kepada masyarakat.

3. Dimensi Fleksibilitas

Mencerminkan atau menggambarkan kemampuan suatu ideologi untuk memengaruhi dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Passing Grade CPNS 2021

Sementara itu, BKN juga baru saja mengumumkan passing grade CPNS 2021.

Untuk formasi umum, passing grade nya, yakni TWK 65, TIU 80, dan TKP 166.

Untuk formasi disabilitas, TWK 65, TIU 60, dan TKP 166.

Untuk formasi cumlaude, TWK 65, TIU 85, dan TKP 166.

Untuk formasi putra/putri Papua/Papua Barat, TWK 65, TIU 60, dan TKP 166.

Soal CPNS Radikalisme

Apa saja tahap-tahap dalam radikalisasi?

Pertanyaan seperti di atas sangat mungkin ke luar di dalam SKD CPNS 2021.

Nah, lalu apa jawabannya?

Dikutip dari buruhmigran.or.id, menurut Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris, tahapan radikalisasi adalah pra-radikalisasi, identifikasi diri, indoktrinasi, dan jihadisasi.

Pra-radikalisasi merupakan kehidupan sebelum terjadi radikalisasi.

Identifikasi diri adalah individu mulai mengidentifikasi diri ke arah radikalisme.

Indoktrinasi adalah kondisi dimana individu mulai mengintensifkan dan memfokuskan kepercayaannya. Hal ini bisa dilakukan melalui pertemuan langsung (offline), maupun tidak langsung atau melalui media (online).

Tahap terakhir adalah Jihadisasi, yaitu mulai mengambil tindakan atas keyakinannya seperti melalui aksi kekerasan ekstrim seperti melakukan teror.

Selain itu, masih banyak soal-soal lain menyangkut radikalisme.

Oleh karena itu, para pelamar CPNS 2021 harus memahami betul berbagai hal menyangkut radikalisme.

Mari kita mulai daftar soal CPNS menyangkut radikalisme:

1. Apa pengertian radikalisme?

Radikalisme adalah suatu keinginan pada perubahan yang menentang keseluruhan yaitu struktur dasar dan fundamental. Yang secara politik diarahkan pada setiap gerakan atau tindakan yang ingin mengubah sistem
dari akarnya.

Tindakan radikalisme yang menginginkan perubahan dengan cara tindak kekerasan, kekejaman oleh seseorangan atau golongan sebagai usaha untuk mencapai suatu tujuan terutama tujuan tentang politik. Tujuannya untuk mengusung perubahan tapi tindakan seperti ini menggunakan kekerasan dan terror yang sangat merugikan orang lain.

2. Ciri-ciri orang terpapar radikalisme?

Dikutip dari buruhmigran.or.id, Prof. Dr. Irfan Idris, Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), ada proses tersendiri seseorang mengalami perubahan dari seseorang yang radikalis, ekstrimis, hingga menjadi teroris.

Menurut Irfan, Radikalisme mengalami perubahan secara total dan bersifat drastis. Radikalisme menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada, ciri-cirinya adalah mereka intoleran atau tidak memiliki toleransi pada golongan yang memiliki pemahaman berbeda di luar golongan mereka, mereka juga cenderung fanatik, eksklusif dan tidak segan menggunakan cara-cara anarkis.

3. Apa definisi terorisme?

Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. (Sumber: UU Nomor 5 Tahun 2018)

4. Apa itu ekstrimisme?

Dikutip dari buruhmigran.id, menurut Merriam-Webster Dictionary, ekstremisme secara harfiah artinya “kualitas atau keadaan yang menjadi ekstrem” atau “advokasi ukuran atau pandangan ekstrim”.

Saat ini, istilah tersebut banyak dipakai dalam esensi politik atau agama, yang merujuk kepada ideologi yang dianggap (oleh yang menggunakan istilah ini atau beberapa orang yang mematuhi konsensus sosial) berada jauh di luar sikap masyarakat pada umumnya. Namun, ekstremisme juga dipakai dalam diskursus ekonomi.

Menurut Dr. Alex P. Schmid (2014), kelompok ekstrimis merupakan kelompok yang menganut paham kekerasan ekstrim atau ekstrimisme. dibandingkan radikalis, ekstrimis cenderung berpikiran tertutup, tidak bertoleransi, anti-demokrasi dan bisa menghalalkan segala cara, termasuk penipuan, untuk mencapai tujuan mereka. Kelompok ekstrimis juga berpikiran tertutup. Kelompok ini berbeda dengan kelompok radikalis, kelompok yang menganut paham radikal atau radikalisme. (“Radicalisation, De-Radicalisation, Counter-Radicalisation: A Conceptual Discussion and Literature Review”, 2014: h. 56)

5. Apa itu radikalisasi?

Menurut Dr. Alex P. Schmid (2013), radikalisasi adalah proses dimana Individu atau kelompok yang berubah dan memiliki kecenderungan menentang dialog dan kompromi dengan pihak yang berbeda; mereka memilih jalan konfrontasi dan konflik.

Pilihan ini disertai oleh dukungan terhadap, antara lain :

(i) penggunaan tekanan dan strategi memaksa (coersion) dengan jalan kekerasan atau non-kekerasan,

(ii) legitimasi atau dukungan terhadap berbagai bentuk kekerasan, selain terorisme, untuk mewujudkan tujuanya yang dianggap mulia, dan

(iii) pada ujungnya bisa berlanjut ke level tertinggi dalam bentuk kekerasasan ekstrim atau terorisme.

Proses ini biasanya diikuti oleh kecenderungan penguatan ideologi yang menjauh dari arus utama (mainstream) dan mengarah kepada titik ekstrim yang didasari oleh cara pandang dikotomis dan keyakinan bahwa kemapanan sistem yang ada tidak lagi bisa menjadi jalan bagi terjadinya perubahan yang diinginkan.

6. Bagaimana cara menangkal radikalisme?

- Dikutip dari lipi.go.id, Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra mengatakan cara untuk menangkal munculnya radikalisme harus dimulai dari keluarga.

"Tanggung jawab semua, dimulai dari keluarga untuk menghormati perbedaan agama hingga budaya yang sangat majemuk," kata Azyumardi Azra usai menerima LIPI Sarwono Award, Rabu malam.

- Pola pengasuhan di rumah dilakukan dengan se-demokratis mungkin.

- Penguatan Pancasila.

- Menerapkan pembelajaran di sekolah di mana anak dirangsang untuk berpikir kritis.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved