Virus Corona di Kutim
Tingkatkan Angka Testing Covid-19, Dinkes Kutim Galakkan Tes Rapid Antigen Acak di Tempat Keramaian
Sesuai arahan Gubernur Kalimantan Timur, Kabupaten Kutim ditargetkan mampu melakukan testing terhadap 831 orang per hari.
Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur terus menggalakkan kegiatan testing Covid-19 kepada masyarakat.
Sesuai arahan Gubernur Kalimantan Timur, Kabupaten Kutim ditargetkan mampu melakukan testing terhadap 831 orang per hari.
Kepala Dinas Kesehatan Kutim Bahrani Hasanal melalui Kabid P2P, Muhammad Yusuf mengatakan bahwa testing dilakukan secara acak saat kegiatan operasi yustisi.
"Ini berbagai macam cara yang dilakukan. Ada yang secara rutin dan ada yang secara acak. Kita diminta oleh Gubernur harus testing 831 orang perhari," ujarnya, Senin (9/8/2021).
Ia mengakui bahwa saat ini, Pemkab Kutim mampu melakukan testing kepada kurang lebih 600 orang per hari.
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Kutai Timur, Pasien Sembuh dari Covid-19 Capai 89 Orang dalam Sehari
Setelah beberapa pekan terakhir mengadakan tes rapid antigen secara acak di beberapa tempat keramaian, ternyata terbukti efektif.
Beberapa kali menggelar testing secara acak, petugas mendapati beberapa orang yang reaktif Covid-19.
Kefektifan tes secara acak ini jika dipertahankan sedikit-banyak dapat menekan penularan Covid-19 di tempat-tempat yang dinilai rawan.
"Jadi silakan kita bekerjasama dengan siapapun untuk melakukan tes ini. Dengan cara ini, akan memberikan pengetahuan bahwa ternyata selama ini ada orang yang tidak terdeteksi membawa Covid-19," ucapnya.
Lebih lanjut, Yusuf menegaskan memang sudah seharusnya masyarakat mengurangi kegiatan yang menimbulkan kerumunan yang tidak perlu seperti nongkrong-nongkrong di warung.
Baca juga: Tes Swab Acak di Tempat Kuliner Sangatta Utara Kutim, Satu Pengunjung Reaktif Covid-19
Dengan adanya tes secara acak ini, tentu pemilik dan pengungjung akan lebih berhati-hati dalam menerima pembeli dan menaati protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
"Kan seharusnya tidak ada yang nongkrong-nongkrong di warung. Ini adalah memberikan efek Jera juga kepada pelanggannya," ujarnya.
Akibat dari tingginya jumlah warga yang dites akan berpengaruh pada meningkatnya angka terkonfirmasi positif Covid-19 di Kutai Timur.
Namun Yusuf memastikan bahwa hal tersebut justru lebih baik karena keakuratan data yang didapat oleh pemkab Kutim akan semakin tinggi.
"Kalau tinggi testingnya nanti bisa-bisa tinggi juga angka penambahan. Tapi nggak papa, contoh seperti Balikpapan, biarpun tinggi kasusnya tapi datanya akurat," tuturnya. (*)