Aplikasi
INI Alat Deteksi Pegasus, Spyware Buatan Perusahaan Israel yang Bikin WhatsApp & Telegram Disalahkan
Ini alat untuk deteksi Pegasus, spyware buatan perusahaan Israel yang sempat bikin WhatsApp dan Telegram disalahkan. Bisa untuk HP iOS maupun Android
TRIBUNKALTIM.CO - Baru-baru ini, spyware Pegasus kembali jadi bahan perbincangan hingga membuat dua aplikasi perpesanan, WhatsApp dan Telegram disalahkan.
Meski sudah lama ada, namun spyware Pegasus buatan perusahaan NSO Group dari Israel ini kembali jadi perhatian setelah beberapa perangkat milik aktivis, jurnalis, politisi, bahkan Presiden Perancis diretas.
Kabar yang beredar, spyware Pegasus ini menyusup lewat WhatsApp atau Telegram.
Sistem keamanan kedua aplikasi bertukar pesan, WhatsApp dan Telegram ini pun disorot.
Ini yang kemudian membuat WhatsApp dan Telegram, balik menuding Apple dan Google.
Terlepas dari tudingan terhadap WhatsApp, Telegram, Apple dan Google, kini organisasi hak asasi manusia Amnesty International telah mengembangkan tools atau alat pendeteksi spyware Pegasus.
Dikutip TribunKaltim.co dari nextren.grid.id, alat pendeteksi spyware Pegasus ini diberi nama dengan MVT atau Mobile Verification Toolkit.
Spyware Pegasus merupakan perangkat pengintai yang dibuat oleh perusahaan NSO Group dari Israel.
Baca juga: WhatsApp dan Telegram tak Ingin Disalahkan soal Spyware Pegasus, Apa Aplikasi Chat yang Lebih Aman?
Spyware Pegasus digunakan oleh penegak hukum dan layanan intelijen untuk memata-matai pengguna smartphone di berbagai negara secara diam-diam.
Melansir dari Kompas Tekno, setidaknya 50.000 perangkat telah terinfeksi spyware Pegasus di seluruh dunia, mulai dari aktivis, jurnalis media besar, hingga Presiden Perancis, Emmanuel Macron.
Lalu, bagaimana cara mendeteksi spyware Pegasus dengan MVT?
Spyware Pegasus tak bisa dibasmi menggunakan antivirus populer di komputer maupun smartphone.
Hal tersebut dikarenakan spyware ini mampu mengeksploitasi kerentanan zero-day yang tak diketahui oleh pengembang sistem operasi dan aplikasi antivirus.
Untuk itu, organisasi Amnesty International menciptakan MVT agar pengguna smarthone bisa mendeteksi keberadaan spyware Pegasus di perangkat mereka.
Kalian bisa mengunduh kode untuk program MVT di Link berikut >>>>>
MVT dapat digunakan di Android dan iOS.
Sayangya saat ini masih belum ada aplikasi siap pakai yang bisa dipasang di smartphone pengguna.
Kode di atas perlu dikompilasi untuk tiap perangkat melalui komputer berbasis Linux atau macOS.
Cara kerjanya, Tools MVT akan menyimpan salinan data dari smartphone ke komputer kemudian memindainya.
Nantinya, hasil pemindaian akan menyimpulkan apakah smartphone pengguna telah terinfeksi spyware Pegasus atau tidak.
MVT bakal memindah log trasfer data sehingga indikator infeksi Pegasus dapat terdeteksi.
Log transfer data yang dimaksud adalah riwayat panggilan, SMS, pesan iMessages dll.
Penggunaan MVT untuk saat ini masih sangatlah rumit dan hanya bisa digunakan oleh kalangan profesional.
Jadi, bagi kalian yang masih awam sebaiknya menunggu pengembangan MVT agar menjadi sebuah aplikasi final.
WhatsApp, Telegram dan Spyware Pegasus
Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, sebelumnya WhatsApp dan Telegram pernah memiliki pengalaman tidak menyenangkan dengan Pegasus.
Head of WhatsApp, Will Catchcart, lantas menyalahkan Apple dan mengatakan iPhone buatan mereka rentan disusupi Pegasus.
Salah satu contohnya adalah kasus peretasan iPhone milik bos Amazon, Jeff Bezos tahun 2020 lalu.
iPhone milik Bezos dikabarkan terinfeksi spyware Pegasus setelah mendapat kiriman file media yang diduga berasal dari Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman.
Catchcart mengatakan, Apple seharusnya angkat bicara terkait ancaman Pegasus sebagaimana yang dilakukan Microsoft.
"Tidak cukup hanya mengatakan kepada pengguna mereka untuk tidak kahwatir dengan hal ini.
Tidak cukup sekadar mengatakan bahwa 'oh ini cuma ribuan atau puluhan ribu korban'," kata Catchcart.
"Jika ini (Pegasus) 'menginfeksi' jurnalis di seluruh dunia, ini juga akan berdampak pada pembela hak asasi manusia di seluruh dunia, hal itu akan mempengaruhi kita semua.
Dan jika ponsel seseorang tidak aman, artinya ponsel semua orang juga tidak aman," imbuhnya.
Hal senada dilontarkan pendiri Telegram, Pavel Durov. Tidak cuma Apple, Durov juga menuding Google ikut acuh tak acuh dengan skandal Pegasus.
"Alat ini (Pegasus) bisa meretas perangkat iOS dan Android apapun dan tidak ada cara untuk melindungi perangkatmu dari ancaman ini.
Tak peduli aplikasi apa yang Anda pakai, karena sistem dibobol di level yang paling dalam," jelas Durov.
Durov kemudian menghubungkan dengan informasi yang diungkap Edward Snowden pada 2013 lalu, yang mengatakan bahwa Apple dan Google adalah bagian dari program pengintaian global, yang artinya perusahaan-perusahaan ini harus memasang backdoor di sistem operasi mobile mereka. "
Backdoor ini biasanya menyamar sebagai bug keamanan, memungkinkan agen Amerika Serikat untuk mengakses informasi di smartphone manapun di dunia," kata Durov, menjelaskan pernyataan Snowden beberapa tahun silam.
NSO Group sebelumnya berkelit, mengatakan bahwa mereka hanya menjual software Pegasus ke pemerintah atau lembaga kemanan yang sah.
Tapi menurut Durov, hal itu bukanlah jaminan. "Semua orang bisa mengeksploitasinya," kata Durov.
Baca juga: Biar Tidak Diintip, Cara Menyamarkan Chating via WhatsApp Web di Google Chrome dan Mozilla Firefox
(*)