Berita Kukar Terkini

Kisah Sukses Sunardi, Pensiunan Guru Kukar yang Punya 4 Hektare Sawah, Ternak Sapi dan Rental Truk

Program transmigrasi di Orde Baru sudah berjalan puluhan tahun lamanya, tak sedikit warga transmigrasi sudah beranak pinak di tempat tinggal barunya p

Penulis: Aris Joni |
TRIBUNKALTIM.CO/ARIS JONI
Sunardi Sovyan Ali (67), sosok transmigran yang sukses. Kini ia memiliki 4 hektare sawah, peternakan sapi dan usaha rental truk. TRIBUNKALTIM.CO/ARIS JONI 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Program transmigrasi di Orde Baru sudah berjalan puluhan tahun lamanya, tak sedikit warga transmigrasi sudah beranak pinak di tempat tinggal barunya pasca program trasmigrasi.

Bahkan, adapula warga transmigran yang sukses menjalani kehidupan di kampungnya yang baru tersebut.

Salah satunya, Sunardi Sovyan Ali (67), seorang warga transmigran dari Kediri, Provinsi Jawa Timur, pada 13 Januari tahun 1976 silam.

Di mana, saat itu dirinya tercatat sebagai aktivis Pramuka di Kediri dan tertarik dengan program transmigrasi Pramuka yang ditawarkan Kwartir Nasional Jawa Timur.

Pada tahun tersebut, Sunardi ikut rombongan transmigrasi Kediri sebanyak 22 Kepala Keluarga (KK) dengan total sekitar 76 jiwa yang dibagi kelompok Kediri I dan Kediri II dan ditempatkan di kawasan Kelurahan Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kukar.

Baca juga: NEWS VIDEO Kisah Sunardi, Warga Transmigrasi Yang Sukses Berada Di Tempat Barunya

“Saat itu saya masih bujangan, usia saya masih 21 tahun,” ujar Sunardi kepada TribunKaltim.co, Senin (16/8/2021).

Saat pertama kali menginjakkan kaki di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pihaknya cukup disambut ramah warga lokal dan seiring berjalan waktu hubungan mereka dan masyarakat lokal berjalan harmonis dan baik.

Menjalani kehidupan barunya di Tanah Kutai, dia pertama kali bekerja sebagai guru sembari beternak ayam potong yang semakin digelutinya hingga sampai berkembang 15 ribu ekor.

Usaha ternak ayam itu digelutinya sampai tahun 1993.

“Tapi sekarang sudah tidak lagi ternak ayam. Tapi hasil dari ternak ayam itu saya bisa beli tanah, sawah dan lainnya,” ungkapnya.

Kemudian, ucap Sunardi, saat dirinya menjadi guru pegawai negeri pada tahun 1990, ia dinobatkan sebagai guru teladan dan diangkat menjadi instruktur guru matematika se-Kalimantan Timur (Kaltim).

Bahkan di masa itu saat dirinya menjadi guru, SK PNS-nya merupakan guru tingkat SD, namun pada pelaksanaannya dirinya juga mengajar di tingkat SMP dan SMA.

“Jadi instruktur matematika se-Kaltim sampai tahun 2005,” katanya.

Namun, pada tahun 1997 dirinya diangkat menjadi kepala seksi (Kasi) Pendidikan Dasar (Dikdas) di Departemen Pendidikan Kabupaten Kukar, karena masa itu belum adanya otonomi daerah, sehingga instansi pendidikan masih di bawah Departemen Pendidikan.

Lalu, tahun 2001 Sunardi kembali diangkat menjadi Kasi Pendidikan, Pengembangan dan Latihan (Dikbanglat) dan akhirnya pensiun di tahun 2008.

“Itu perjalanan saya di pemerintahan. Saya juga ada usaha, karena kalau mengandalkan pegawai negeri saja, tidak korupsi tidak bakal kaya,” tuturnya.

Semenjak dirinya pensiun, ia fokus mengembangkan usaha pertanian dan peternakannya, yakni beternak kambing dan sapi.

Dalam mengembangkan usahanya tersebut, dirinya membeli sapi dari modal yang ia punya dan juga bantuan dari pinjaman bank sekitar Rp 1,5 miliar, sehingga dirinya langsung membeli kambing dan sapi sekaligus banyak untuk diternak.

“Tapi di musim pandemi Covid-19 ini jadi bangkrut. Kemarin sebelum lebaran Idul Adha kandang sapi dan kambing penuh, jadi sekarang sisa sedikit, sapi ada enam sisa,” tuturnya.

Tak haya di peternakan, Sunardi juga meiliki sawah seluas empat hektare yang tiap tahunnya mengalamii dua kali panen.

“Pertama kali tahun 1976 cuma setengah hektare aja sawah saya, tapi saya beli lahan lagi sampai akhirnya ada empat hektar saat ini,” ucapnya.

Sunardi menambahkan, tahun 2008 dirinya juga memiliki usaha rental truk sebanyak tujuh unit ke beberapa perusahaan, namun tertipu oleh perental tersebut sehingga saat ini dirinya hanya memiliki dua unit truk yang masih direntalkannya.

“Dulu ada tujuh unit, tapi ditipu sama yang rental, jadi sekarang tinggal dua unit aja,” ucapnya.

Sekadar diketahui, Sunardi bersama istrinya, Sri purwati (60) menikah di Jawa tahun 1980 dan saat ini telah memiliki tiga orang anak perempuan, di antaranya Eka Sulistiawati (40), Dwi Anggraeni (39) dan Anis Nugraheni (37). (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved