Berita Kubar Terkini
Infrastruktur Jalan yang Rusak Jadi Kendala Peningkatan Sektor Pertanian di Kutai Barat
Sektor pertanian di wilayah Kabupaten Kutai Barat saat ini terus disorot dan menjadi perhatian serius oleh pemerintah.
Penulis: Zainul |
TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR - Sektor pertanian di wilayah Kabupaten Kutai Barat saat ini terus disorot dan menjadi perhatian serius oleh pemerintah.
Hal itu dikarenakan menurut hasil penelitian Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Timur, wilayah Kutai Barat sendiri memiliki banyak potensi yang belum tentu dapat dimiliki daerah lain di Kaltim.
Salah satu potensi yang dimiliki Kutai Barat adalah kondisi tanahnya yang paling subur dan sangat cocok untuk aktivitas pertanian.
Sehingga strategi perkembangan sektor pertanian pun di Kutai Barat sangat perlu dilakukan guna mendukung ketersediaan bahan pangan sebagai salah satu daerah penyangga ibukota negara baru (IKN).
Kendati demikian, Pemerintah Kutai Barat mengakui ada beberapa kendala yang dihadapi saat ini sehingga dapat berdampak pada beberapa sektor, termasuk di antaranya adalah perkembangan sektor dibidang pertanian.
Baca juga: 20 Persen Jalan Rusak di Kaltim Imbas Aktivitas Tambang, BPJN Soroti Jalan Poros Samarinda-Bontang
Menurut Bupati Kutai Barat, FX Yapan, akses jalan menjadi kendala paling utama sehingga perbaikan infrastruktur jalan tahun ini juga akan diprioritaskan di samping penanganan pandemi Covid-19.
"Berkenaan dengan arah pembangunan di Kubar adalah pembangunan yang berkelanjutan, terutama di bidang infrastruktur.
Oleh sebab itu pada momentum Merdeka Ekspor Pertanian, kita merasa sedih di mana lahan pertanian sangat luas dan potensial, namun kita belum bisa berbuat apa-apa karena akses jalan yang belum ada, bagaimana kelompok tani bisa bekerja karena bisa lebih dari hasil produksi, itu semua karena akses jalan yang belum ada,” ujar FX Yapan, Rabu (18/8/2021).
Dia membeberkan, pembangunan infrastruktur jalan yang akan dilakukan nanti mengutamakan perbaikan jalan-jalan menuju kawasan pertanian.
Apalagi kondisi jalan-jalan pertanian di Kutai Barat saat ini hampir keseluruhan hanya tanah pengerasan sehingga sangat menyulitkan bagi para petani.
"Ke depan untuk pembangunan pemerintah tentu memprioritaskan akses jalan menuju lahan-lahan pertanian, dengan harapan mampu memenuhi kebutuhan lokal/Kubar sebagai target utama.
Sekali lagi pembangunan infrastruktur jalan tetap diutamakan, karena bagaimanapun program pemerintah tidak akan berjalan jika tidak memiliki akses jalan, oleh sebab itu akses jalan yang menjadi prioritas utama," ucapnya tegas.
Untuk pembangunan nonfisik tetap dilaksanakan, terlebih saat ini sesuai instruksi pemerintah pusat dana pembangunan kurang lebih 65 persen diarahkan untuk penanganan Covid-19, oleh sebab itu kita harus bersabar.
"Dan instruksi pemerintah pusat mau tidak mau dan suka tidak suka harus dilaksanakan, sehingga arah pembangunan di Kubar adalah pembangunan yang berkelanjutan dan penanganan Covid-19 yang terpadu," jelas FX Yapan. (*)
