Gaya Hidup
HUT TVRI 24 Agustus, Rumah Mirip Bioskop Ramai-ramai Nonton Pertandingan Rudy Hartono di Televisi
HUT TVRI 24 Agustus, Rumah Mirip Bioskop Ramai-ramai Nonton Pertandingan Rudy Hartono di Televisi
Penulis: Nevrianto |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sambut HUT TVRI jatuh pada 24 Agustus 2021, nostalgia menonton TVRI, Rumah jadi mirip bioskop ramai-ramai nonton pertandingan bulutangkis Rudy Hartono di televisi.
Tanggal 24 Agustus 2021 diperingati sebagai HUT ke-59 Televisi Republik Indonesia (TVRI).
TVRI merupakan jaringan televisi publik berskala nasional di Indonesia. TVRI berstatus sebagai Lembaga Penyiaran Publik bersama Radio Republik Indonesia, yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
TVRI merupakan jaringan televisi pertama di Indonesia, mulai mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962.
TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia hingga tahun 1989, ketika televisi swasta pertama didirikan.
Pada masanya, TVRI menjadi sarana informasi dan hiburan satu-satunya di Indonesia. Masyarakat kota hingga pedesaan selalu menantikan beragam tayangan TVRI.
Tak jarang warga yang tak punya televisi sendiri, menonton beramai-ramai di rumah tetangga atau bahkan balai desa untuk tayangan tertentu seperti pertandingan olahraga.
M Faisal, Kepala Diskominfo Kaltim juga memiliki kenangan tersendiri saat menonton TVRI.

“Paling ingat itu saat masih kecil nonton pertandingan bulutangkis Rudi Hartono, kemudian pertandingan tinju Muhammad Ali, dan sepakbola Piala Dunia,” ujar Faisal yang bermukim di Sempaja.
Saat menonton di rumahnya, ia harus membuka pintu lebar-lebar agar para tetangga dan teman-temannya juga bisa nonton bersama.
“Biar bisa nonton ramai-ramai, kan seru. Suasananya jadi mirip bioskop di rumah,” tuturnya.
Selain acara olahraga, Faisal juga suka menonton acara Dunia Dalam Berita dan Aneka Ria Safari untuk hiburan musik.
“Ada juga kuis tebak lagu yang saya suka seperti Berpacu Dalam Melodi. Kalau tontonan pas masih kecil pastilah film Boneka Si Unyil, itu legend banget,” ungkapnya.

Segendang sepenarian, Yusuf, pekerja swasta yang bermukim di Balikpapan mengaku menjadi penonton TVRI merupakan bagian dari perjalanan hidupnya yang tak terlupakan.
Terlebih ia memiliki kenangan tersendiri saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar di Pati, Jawa Tengah.
Bersama 10 kawan sekolahnya, Yusuf menonton pertandingan tinju Mike Tyson di rumah orang tak dikenal.
“Saya lupa siapa lawannya. Tapi siapa sih yang tidak menonton Mike Tyson, dari anak kecil hingga lansia semua pasti pada nonton,” katanya.
Pada hari pertandingan yang disiarkan secara langsung, sayangnya bertepatan dengan hari dan jam pelajaran sekolah, pukul 10.00 pagi.
Yusuf mengaku gelisah karena ia dan teman-temannya tak sabar ingin nonton sedangkan di dalam kelas, masih ada guru paling galak yang tengah mengajar.
“Kami sepakat mau nonton bareng, tapi bingung mau nonton dimana karena saat itu masih jam sekolah. Akhirnya satu per satu pada minta izin ke toilet. Setelah itu kami kabur keluar sekolah. Bisa-bisanya ya dalam satu kelas ada sepuluh orang yang izin ke belakang,” kenang Yusuf tergelak.
Begitu di luar sekolah, sepanjang jalan mereka celingak-celinguk melihat adakah rumah yang pintunya terbuka dan sedang menayangkan pertandingan tinju Mike Tyson.
“Pas di pinggir jalan ada rumah terbuka dan nyetel Mike Tyson, kami memberanikan diri bilang ke pemilik rumah, ‘Pak bolehkah kami ikut nonton Mike Tyson?’ Begitu dibilang boleh, kami bersepuluh langsung masuk nonton beramai-ramai sambil berdiri,” tutur Yusuf.
Pertandingan Mike Tyson tak pernah berjalan lama, begitu lawan KO dalam hitungan beberapa menit, mereka langsung berlari kembali ke sekolah.
Alih-alih bakal dihukum karena kabur dari jam sekolah, ternyata begitu sampai kelas, sang guru killer juga tak kelihatan di dalam kelas.
“Sepertinya Pak Guru juga sedang nonton karena nggak ada. Zaman itu siapa sih yang mau melewatkan pertandingan Mike Tyson,” ujar Yusuf tergelak mengingat pengalaman yang memorable banget.

Siap Hadir Secara Digital
Menginjak usia yang ke-59 TVRI, Kepala Stasiun TVRI Kaltim Arif Suriansyah mengaku saat menjadi penonton setia, ia sangat suka dengan siaran berita seperti Berita Nasional, Berita Daerah, Dari Gelanggang ke Gelanggang, Dunia Dalam Berita, Berita Terakhir atau Berita Malam juga ada feature.

"Di Kaltim saat ini ada 13 Pemancar di Kaltim dan Kaltara. Kini TVRI menyesuaikan dengan peraturan Pemerintah beralih dari analog ke TV Digital dengan sejumlah kelebihan dan keuntungan,” ujar Arif.
Arif memaparkan, keuntungan TV digital yakni bersih gambarnya, suara jernih, dan canggih teknologinya. Tak berbayar dengan pilihan banyak channel.
“Sinyalnya juga stabil dan TVRI siap secara digital," jelasnya.

M Faisal, Kepala Diskominfo Kaltim mengungkapkan bangga dengan TVRI.
"Saya bangga karena TVRI sudah masuk ke televisi digital sehingga siarannya lebih bersih dan jernih. Harapan saya, TVRI bisa lebih profesional, penggarapannya lebih berkualitas karena persaingannya sekarang lebih ketat. Juga memperluas jangkauan sehingga seluruh pelosok tanah air bisa menikmatinya," tutur Faisal. (Penulis: Nevrianto Hardi Prasetyo/Tre Umardini)