Timnas Indonesia
Indra Sjafri Dikabarkan Tutup Peluang Pemain Andalan FC Copenhagen & Sandy Walsh ke Timnas Indonesia
Indra Sjafri dikabarkan tutup peluang pemain andalan FC Copenhagen & Sandy Walsh ke Timnas Indonesia
TRIBUNKALTIM.CO - Dua pemain asing yang getol ingin menjadi pemain Timnas Indonesia harus gigit jari.
Peluang mereka menjadi pemain naturalisasi di skuad asuhan Shin Tae-yong terganjal.
Sosok Indra Sjafri disebut sebagai sosok di PSSI yang menghambat proses naturalisasi dua pemain Eropa tersebut.
Kedua pemain yang ingin menjadi bagian Timnas Indonesia itu adalah Kevin Diks dan Sandy Walsh.
Kevin Diks bahkan kini sedang menjadi andalan klub raksasa liga utama Denmark, FC Copenhagen.
Sementara, Sandy Walsh terus dipercaya menjadi starter di klub KV Mechelen di Liga Belgia.
Baca juga: Jadwal dan Hasil Undian Piala AFF 2021, Timnas Indonesia Satu Pot Malaysia, Ini Calon Lawannya
Kevin Diks bahkan sudah mengutarakan niatnya menjadi bagian Timnas Indonesia kepada gelandang naturalisasi Persib Bandung, Marc Klok.
Dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel berjudul Indra Sjafri Lontarkan Pernyataan Kontroversial, Kevin Diks-Sandy Walsh Tak Bisa ke Timnas Indonesia, peluang Kevin Diks dan Sandy Walsh membela timnas Indonesia tertutup merujuk pada pernyataan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri.
Dilaporkan, Indra Sjafri menyampaikan pernyataan kontroversial terkait naturalisasi pemain.
Indra Sjafri belakangan diduga sebagai sosok yang tak menggolkan rencana naturalisasi pemain keturunan dari Eropa.
Terbaru, Indra Sjafri menjelaskan alasan tak berkenan memproses naturalisasi pemain karena alasan regulasi FIFA.
Indra Sjafri mengklaim, FIFA tak membolehkan federasi untuk melakukan perpindahan pemain untuk kepentingan sepak bola.
"Kembali lagi (soal) naturalisasi," ujar Indra di kanal Youtube Caknun.com (14/8/2021).
"FIFA juga ndak membolehkan perpindahan kewarganegaraan untuk kepentingan sepak bola," ujar Indra.
Indra Sjafri terlihat menekankan aspek pembinaan sebagai upaya menciptakan tim nasional yang kuat.
"Karena FIFA itu memerintahkan semua federasi, aktifkan pembinaan," ucap Indra.
"Ndak boleh itu, dia misalnya menghalalkan perpindahan itu karena alasan sepak bola, itu bisa-bisa aja ya, itu tadi bisa (negara kaya seperti) Arab Saudi bisa beli semua," katanya.
Baca juga: Nasib Timnas Indonesia di Drawing Piala AFF 2021, Berpeluang Satu Grup dengan Vietnam dan Thailand
Saat ini paling tidak terdapat dua pemain keturunan berusia matang yang bersedia membela timnas Indonesia, yaitu Kevin Diks dan Sandy Walsh.
Kevin Diks (24 tahun) saat ini sedang dalam performa panas dengan mencetak 5 gol dalam 5 laga bareng klub raksasa Denmark FC Copenhagen.
Kevin bahkan menghubungi Marc Klok untuk mengutarakan keinginannya dipanggil timnas Indonesia.
"Saya pernah mengunjungi Marc Klok ketika ke Indonesia," ucap Kevin (25/10/2020).
"Saya bicara ke Marc Klok yang sebentar lagi akan menjadi WNI, saya tertarik untuk memperkuat negara dari nenek moyang saya," tambahnya.
Hal serupa dinyatakan oleh Sandy Walsh (26 tahun), yang musim ini selalu bermain dalam empat laga KV Mechelen di Liga Belgia.
"Sebelumnya saya sudah menjalin komunikasi dengan pelatih timnas (Shin Tae-yong)," ucap Sandy (7/8/2021).
"(Penghambat) utamanya adalah direktur teknik (Indra Sjafri) yang menahan proses naturalisasi sekarang ini," katanya.
Selain Kevin dan Sandy, terdapat sejumlah besar pemain keturunan di Eropa yang dipercaya mau memperkuat timnas Indonesia.
Dengan sikap Indra Sjafri di atas, harapan Kevin, Sandy, dan pemain blasteran lainnya tampak sulit terlaksana.
Baca juga: Jelang Kualifikasi Piala Asia U-23, China Trauma Jumpa Timnas Indonesia, Singgung Speaker Masjid
Timnas Indonesia Sempat Ingin TC di Samarinda
Sebelumnya, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) berencana menggelar Training Camp (TC) Timnas Indonesia di Samarinda.
Langkah ini diambil lantaran adanya lonjakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Jakarta, yang biasanya dipusatkan di Kawasan Senayan, Jakarta sebagai tempat Timnas Indonesia gelar TC.
Yunus Nusi, Sekretaris Jendral (Sekjen) PSSI menuturkan bahwa awalnya, pihaknya berharap bisa melaksanakan TC Timnas di Samarinda.
Akan tetapi, kata Yunus Nusi, masih melihat perkembangan sekarang di Jakarta yang kasusnya malah melandai.
Kalau dilihat malah di Samarinda sekarang ini juga menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV atau PPKM Darurat.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, di Samarinda juga ada banyak orang yang terpapar, termasuk para dokter atau tenaga kesehatan (Nakes), bahkan rumah sakit juga terisi penuh.
Baca juga: Shin Tae-yong Pernah Bantai Timnas Indonesia 4-0 di Kualifikasi Piala Asia U-23, Kini Bawa Misi PSSI
"Dari analisa dokter Timnas, malah Jakarta lebih memadai dilaksanakan TC, karena di sini (Samarinda) ada dokter timnas, mereka pantau Samarinda malah lebih menghawatirkan," ungkapnya, Sabtu (7/8/2021).
Sehingga, lanjutnya, masih belum diputuskan terkait pelaksanaan TC Timnas Indonesia, apakah di Samarinda atau di Jakarta seperti sebelumnya.
"Belum diputuskan (TC), makanya saya juga datang ke sini (Samarinda) sekaligus untuk melihat kondisinya," imbuhnya.
Ia mengatakan, hal tersebut nantinya akan dibicarakan kembali, baru setelah itu kelanjutannya akan bisa diputuskan. (*)