Mata Najwa

Dampak Pembelajaran Jarak Jauh pada Kecerdasan Siswa Dibahas di Mata Najwa, Materi di Sekolah Pudar

Menurut Direktur Eksekutif Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, Nisa Felicia, dampak pembelajaran jarak jauh bisa berdampak pada kecerdasan anak.

Penulis: Heriani AM | Editor: Heriani AM
Capture Twitter Mata Najwa
Mata Najwa tadi malam membahas soal plus minus pembelajaran tatap muka. 

TRIBUNKALTIM.CO - Metode pembelajaran jarak jauh dilakukan hampir 2 tahun ini akibat pandemi Covid-19.

Menurut Direktur Eksekutif Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, Nisa Felicia, dampak pembelajaran jarak jauh bisa berdampak pada kecerdasan anak.

"In general itu terjadi learning loss, satu tahun penutupan sekolah bisa menurunkan sekian poin. Bukan karena anak gak belajar selama pandemi, tapi apa yang mereka pelajari pudar," kata Nisa Felicia dilansir dari Twitter Mata Najwa.

Jika telah masuk ke era digital, menurut Nisa Felicia sentuhan dari tenaga pendidik akan sangat berkurang.

"Kalau sudah masuk ke digital learning, sense of controlnya guru harus berkurang. Jangan 'anak harus melihat saya.' Itu kita gak bisa lagi kontrol," lanjut Nisa Felicia.

Baca juga: Catatan Mata Najwa Soal Coba-coba Pembelajaran Tatap Muka, Ketimpangan Mutu Pendidikan Menjadi-jadi

Catatan Mata Najwa

Presenter Mata Najwa, Najwa Shihab mencatat beberapa poin penting soal pembelajaran tatap muka yang saat ini boleh dilakukan.

Catatan Najwa Shihab ini, terkait dengan tema Mata Najwa 'Coba-coba Tatap Muka' tadi malam Rabu 1 September 2021.

Dalam acara tersebut, Najwa Shihab menghadirkan beberapa narasumber, seperti murid SMA, tenaga pendidik, guru,..

Inilah beberapa catatan Najwa Shihab, yang dikutip dari akun Twitter Mata Najwa:

1. Pandemi membuat problem apa pun menjadi makin sulit, termasuk pendidikan yang dari sananya memanglah rumit.

2. Timpangnya mutu pendidikan bisa semakin menjadi-jadi, jika dilema pendidikan daring tak juga teratasi.

3. Kondisi dan kapasitas infrastruktur yang sangat beragam, membuat kualitas pembelajaran pasti jauh dari seragam.

4. Tantangan besar untuk mengatasi jurang yang menganga, mencegah makin tajamnya kesenjangan di antara siswa.

5. Pendidikan menjadi hak segenap warga negara, pemerintah wajib memenuhi dengan segala cara.

6. Mencari jalan agar akses pendidikan bisa merata, agar mutu sekolah tak jomplang sedemikian rupa.

7. Kita belum tahu dampak pandemi kepada taraf kecerdasan, moga 2 tahun penuh kesulitan tak bikin kita makin ketinggalan.

8. Pelajaran berharga tentang gentingnya adaptasi dengan zaman, yang terlambat niscaya akan tercecer jauh di alam kejumudan.

Baca juga: Di Mata Najwa, Guru Asal Kebumen Cerita Uji Nyali Saat Kunjungi Siswa, Reaksi Ganjar Pranowo

Guru di Kebumen Uji Nyali

Acara Mata Najwa kali ini menampilkan foto dan video pembelajaran jarak jauh yang dikirim oleh penonton setia Mata Najwa dari berbagai daerah di Indonesia.

Selain itu, Najwa Shihab juga berinteraksi dengan masyarakat, tenaga pendidik, hingga pemangku kebijakan di wilayah tersebut.

Salah satu cerita datang dari guru yang mengaju uji nyali saat sekolah jarak jauh bernama Tri Puji.

Ia adalah guru di salah satu sekolah dasar negeri di daerah Kebumen, yang mengaku kesulitan dalam proses pembelajaran jarak jauh selama ini.

Metode pembelajaran yang Tri Puji pakai adalah daring dan luring.

Baca juga: COBA-COBA Tatap Muka Tema Mata Najwa Malam Ini, Pro Kontra Kebijakan Nadiem Makarim

Setiap metode pembelajaran daring, seminggu sekali kita lakukan kunjungan ke rumah-rumah siswa dibagi per kelompok.

"Namanya juga pegunungan, ke rumah-rumah lumayan jauh, bisa pakai motor. Naiknya bisa, turunnya yang uji nyali," ujarnya dikutip dari akun Twitter Mata Najwa.

Kendala lain yang dihadapi adalah saat pengumuman tugas.

Dimana ia menganggap bahwa siswanya memiliki kecenderungan learning loss, bahkan ada murid kelas 4 SD yang masih mengeja.

"Anak-anak pas ngumpulin tugas datang seminggu sekali. Pas ditanya ini tulisan siapa, dia jawab: enggak tahu kayaknya ibu saya. Jadi ibunya yang lebih pintar," jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut ada kekhawatiran akan dunia literasi saat ini.

"Sebenarnya potensi learning loss generation ditakutkan di banyak tempat," ujar Ganjar Pranowo.

Baca juga: Postingan Mata Najwa Kembali Sindir Habis KPK, Najwa Shihab: Maling Kok Diajak Kolaborasi?

Satu tahun penutupan di sekolah itu bisa menurunkan sekian poin tes PISA (Programme for International Student Assesment).

Isunya, bukan hanya ketertinggalan di satu tahun selama pandemi, tapi apa yang sudah ia pelajari sebelumnya juga memudar.

Olehnya itu, Ganjar Pranowo menyambut pembelajaran tatap muka agar maksimal dan kekhawatiran ibu bisa berkurang dengan memastikan penerapan protokol kesehatan.

Termasuk memastikan para guru mendapatkan suntikan vaksin secara merata.

"Guru masuk dalam pelayanan publik, vaksin mungkin sudah hampir 100 persen. Kalau ada kasus yang belum selesai, besok pagi (hari ini) saya vaksin," pungkas Ganjar Pranowo. (Tribunkaltim.co/Heriani AM)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved