Berita Nasional Terkini
Fakta Baru Jatuhnya Pesawat Rimbun Air di Sarang KKB Papua Terkuak, Polisi Duga Ada 3 Pelanggaran
Simak fakta baru jatuhnya pesawat Rimbun Air di sarang KKB Papua terkuak, polisi duga ada 3 pelanggaran
TRIBUNKALTIM.CO - Jatuhnya pesawat Rimbun Air di wilayah yang menjadi sarang Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua, terus menjadi perhatian.
Terbaru, polisi menemukan fakta baru dugaan pelanggaran yang dilakukan Rimbun Air.
Diketahui, saat jatuh, Rimbun Air hanya memuat logistik, dan bahan bangunan.
Pesawat Rimbun Air diisi 3 awak yakni pilot, kopilot dan engineer.
Kini, polisi dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) menyelidiki dugaan pelanggaran yang dilakukan Rimbun Air tersebut.
Belakangan, Rimbun Air ditemukan jatuh di sekitar wilayah KKB Papua di Kabupaten Intan Jaya.
Baca juga: Rimbun Air Urus Kompensasi Ahli Waris Mekanik Iswahyudi Asal Balikpapan
Baca juga: Iswahyudi Mekanik Rimbun Air Dimakamkan, Keluarga Sempat Minta Buka Peti di Rumah Duka
Baca juga: BERITA FOTO Jenazah Mekanik Rimbun Air Iswahyudi Tiba di Balikpapan
Proses evakuasi tiga awak Rimbun Air melibatkan 100 personel termasuk dari SAR, TNI dan Polri.
Dilansir dari Tribun Papua dalam artikel berjudul Rimbun Air yang Jatuh di Intan Jaya Diduga Lakukan Pelanggaran, Polisi: Manifestnya Kami Periksa, polisi dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan penyelidikan di lokasi kecelakaan pesawat Rimbun Air PK OTW di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Dari hasil penyelidikan awal yang dilakukan pada Senin (20/9/2021) pagi, ditemukan dugaan pelanggaran yang dilakukan maskapai penerbangan.
"Ada tiga dugaan pelanggaran maskapai tapi masih saya dalami dan saya akan cari buktinya," ujar Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan lewat pesan singkat yang diterima Tribun-Papua.com, Senin (20/9/2021) malam.
Hanya, Sandi belum mau mengungkapkan rinci dugaan pelanggaran tersebut.
Namun ia membeberkan, dari lokasi kecelakaan, ditemukan bukti-bukti bahan bangunan berupa semen, triplek, daftar manifes, dan lainnya.
Ia memastikan, proses penyelidikan akan terus dilanjutkan sampai penyebab pasti jatuhnya pesawat diketahui.
"Besok akan saya temui pegawai/enginering dari Rimbun Air," kata Sandi.
Baca juga: Tangis Pecah, Jenazah Mekanik Rimbun Air Iswahyudi Tiba di Balikpapan
Ia juga meminta semua pihak bersabar dan tidak berspekulasi mengenai penyebab jatuhnya pesawat Rimbun Air.
"Semua bersabar dan tunggu KNKT membuka kotak hitam pesawat," kata Sandi.
Pesawat Rimbun Air PK OTW yang dipiloti Mirza dan Fajar sebagai kopilot hanya membawa Iswahyudi selaku teknisi.
Pesawat yang tengah membawa bahan bangunan tersebut, lepas landas dari Bandara Nabire pada pukul 06.40 WIT.
Kontak terakhir antara pilot dengan petugas Airnav Sugapa berlangsung pada pukul 07.30 WIT.
Umumnya waktu tempuh penerbangan dari Nabire ke Sugapa sekitar 40 menit.
Setelah dilakukan pencarian menggunakan helikopter milik TNI AU, lokasi pesawat terlihat sekitar lima kilometer dari Bandara Bilogai.
Saat ditemukan, kondisi pesawat sudah dalam keadaan hancur dan tidak didapati tanda-tanda kehidupan dari ketiga kru.
Pada Rabu, pukul 23.50 WIT, tim evakuasi gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi ketiga jenazah kru pesawat Rimbun Air PK OTW dan membawanya ke Sugapa.
Bandara Bilogai Sugapa, merupakan salah satu bandara di Papua yang berada di tepian jurang dan landasannya hanya sepanjang 600 meter.
Sehingga hanya pesawat berbadan kecil yang bisa mendarat di lokasi tersebut.
Baca juga: Anak Iswahyudi Cerita Sosok Sang Ayah, Korban Pesawat Rimbun Air yang Jatuh di Wilayah KKB Papua
Sudah Tiba di Bandara Bilogai
Dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel berjudul Pemda Intan Jaya Sebut Kecelakaan Pesawat Rimbun Air Karena Cuaca Ekstrem, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupatan Intan Jaya, Yoakim Mujizau menegaskan jatuhnya Pesawat Rimbun Air di Distrik Sugapa, murni karena kecelakaan.
Yoakim menyebut, kecelakaan ini akibat cuaca di wilayah Bandar Udara Bilogai sedang ekstrem.
Hal ini disampaikan Yoakim pada Kamis (16/9/2021), demi meluruskan banyaknya spekulasi masyarakat terkait sebab jatuhnya pesawat Rimbun Air.
"Kami tegaskan bahwa apa yang terjadi pada pesawat Rimbun Air adalah murni kecelakaan."
"Pesawat tersebut alami kecelakaan karena faktor cuaca ekstrem yang terjadi di Bandar Udara Bilogai saat pesawat hendak mendarat," terang Yoakim dalam keterangan tertulis, dikutip Tribunnews.com, Jumat (17/9/2021).
Yoakim menerangkan, cuaca ekstrem yang terjadi yakni berupa awan gelap dan pada saat itu pesawat hendak mendarat.
Saat itu pesawat harus menunggu terlebih dahulu karena landasan Bandar Udara Bilogai masih ada satu pesawat terparkir.
Baca juga: Hampir Tiba di Bandara, Tapi Pesawat Rimbun Air Batal Mendarat, Akhirnya Jatuh di Wilayah KKB Papua
Baca juga: Jenazah Mekanik Rimbun Air yang Jatuh di Papua Diterbangkan Besok ke Balikpapan
Demi memastikan kondisi pendaratan aman, sang pilot kemudian memutar arah pesawat.
Namun, setelah Rimbun Air mengarah kembali ke landasan Bilogai, kemudian menabrak gunung dan pepohonan, hingga akhirnya jatuh ke tanah.
Hal ini, kata Yoakim, terlihat dari kondisi moncong pesawat yang tertanam cukup dalam di tanah.
Kepastiannya, Yoakim meminta kepada masyarakat untuk menunggu penelitian lebih lanjut dari pihak berwenang terkait ditemukannya Black Box.
"Sementara ini sambil menunggu penelitian lebih lanjut dari pihak berwenang melalui pemeriksaan terhadap Kotak Hitam (Black Box)," kata Yoakim. (*)