Breaking News

Berita Nasional Terkini

Ganjar Pranowo Diberi Salawaktu dan Parang, Arti Pengangkatan sebagai Kesatria Tobelo

Jesayas Banari terus merapal doa-doa. Sambil berdiri dia menelangkupkan kedua tangan.

Editor: Budi Susilo
HO/GANJAR PRANOWO
Ganjar Pranowo diberi Parang dan Salawaku. Ialah semacam alat perang yang mengandung arti pengangkatan Ganjar sebagai kesatria Tobelo. 

TRIBUNKALTIM.CO, TOBELO - Jesayas Banari terus merapal doa-doa. Sambil berdiri dia menelangkupkan kedua tangan.

Ketika dia mulai memejamkan matanya, dua perempuan membawa bejana berjalan lalu duduk bersimpuh di hadapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta istrinya, Siti Atikoh.

Ketika Jesayas melafalkan kalimat "O Gikiri Moi O Jou Madutu. O gikiri moi O jou madutu. Oh".

Dibasuhlah dua kaki Ganjar dan istri oleh kedua perempuan pembawa bejana.

Baca juga: Kader Pendukung Ganjar Pranowo Capres 2024 Siap Dipecat, PDIP Bocorkan 10 Kader Potensial Go Pilpres

Baca juga: Komentar Jenaka Ganjar Pranowo Soal Polemik PDI Jawa Tengah Celeng & Bebek: Celeng Adanya di Hutan

Baca juga: Eks Walikota Solo Bicara Celeng dan Banteng di Internal PDIP Jateng, Singgung Kinerja Ganjar Pranowo

Begitu tuntas, lima perempuan lain yang duduk di sebelah kanan kiri Ganjar langsung berteriak sahut menyahut 

"Oooo ooooo oooo."

"Gunung dan tanjung-tanjung jadi saksi bagaimana mimpi kami tuntas. Laut dan selat bukan hambatan bahwa bapak (Ganjar) adalah keluarga kami. Siapapun yang sudah masuk ke Hibualamo tidak disediakan pintu keluar. Dan mulai saat ini bapak sudah ada di dalamnya," kata Jesayas.

Hibualamo merupakan rumah besar bagi Suku Tobelo. Ada 10 subsuku yang bernaung di sana, di bawah sebuah lembaga adat. Dan Jesayas Banari jadi salah satu tetua suku Tobelo.

"Ini adalah ungkapan hati kami. You Yaihoro atau upacara pencucian kaki ini adalah curahan hati kami. Jangan dulu berbalik arah bapak, jika cakrawala tidak berarak pulang," katanya.

Baca juga: Survei SMRC Terbaru Tokoh Pilpres 2024, Ganjar Disuka, Prabowo Unggul Elektabilitas, Posisi Anies?

You Yaihoro hanya diberikan pada orang-orang terpilih untuk dijadikan bagian dari keluarga Tobelo.

Dan dia tidak menyangka, hari ini, Sabtu (16/10/2021) sukunya melakukan upacara pencucian kaki atau pemberian kehormatan itu bakal diberikan pada Ganjar dan istri.

Tak hanya sebagai keluarga, Ganjar siang itu juga diberi Parang dan Salawaku. Ialah semacam alat perang yang mengandung arti pengangkatan Ganjar sebagai Kesatria Tobelo.

Beberapa waktu lalu anak-anak kami menyampaikan pakaian adat yang  sekarang bapak kenakan, itu adalah buatan tangan-tangan Tobelo.

Baca juga: Senangnya Masyarakat Jawa-Madura di Papua Jumpa Ganjar Pranowo, Kita Merasa Diperhatikan

"Dan hari ini, entah karena tanda apa, bapak bisa hadir di tengah-tengah kami," kata Jesayas.

Sebanyak 10 tetua sub suku Tobelo hadir langsung menyaksaan Prosesi you yaihoro itu. Bahkan ibu-ibu dan para pemuda Tobelo juga tidak mau ketinggalan memberikan penyambutan. Merekalah yang menyambut Ganjar dari gapura hingga duduk di beranda Hibualamo.

Ganjar sendiri juga tak menyangka hari ini ditahbiskan sebagai warga Suku Tobelo.

Selama ini ia hanya memendam mimpi, kapan akan mendapat kesempatan mengunjungi Tobelo. Kota kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara yang terkenal dengan tambang emas itu.

Mimpi itu ia pelihara setelah beberapa waktu lalu mendapat tamu warga Halmahera Utara yang mengantarkan seperangkat busana adat Tobelo.

Baca juga: Hasil Survei Terbaru Elektabilitas Puan Maharani Jauh Tertinggal dari Ganjar Pranowo, Ini Sikap PDIP

Dan kesempatan itu datang setelah Ganjar diundang menghadiri Seleksi Tilawatil Quran Nasional XXVI di Kota Sofifi, Maluku Utara.

Ganjar pun memutuskan menyisihkan waktu tiga setengah jam perjalanan dari Sofifi menuju Tobelo.

Ganjar Pranowo saat berada di Tobleo.
Ganjar Pranowo saat berada di Tobleo. (HO/GANJAR PRANOWO)

"Saya bersama istri merasa bangga bisa hadir di tengah panjenengan. Inilah cara Tuhan mempertemukan kita. Dan inilah cara kita merawat Indonesia," kata Ganjar.

Begitu prosesi ritual selesai, diputarlah alunan musik pengiring Tari Meyasa. Para tetua pun langsung turun untuk menari. Tidak mau ketinggalan, Ganjar beserta istri langsung turut menarikan Meyasa warga.

Baca juga: Bangun Pariwisata di Jateng, Ganjar Pranowo Raih Penghargaan Spesial Trisakti Tourism Award 2021

Sayang sungguh sayang, musik rancak yang menghadirkan suasana hangat serta tawa dan canda siang itu hanya berlangsung singkat.

Waktu Ganjar dan isteri sangatlah mepet. Hanya satu jam di Tobelo, Ganjar harus pamit untuk menemani para kafilah Jawa Tengah pada pembukaan STQN malam ini.

"Terimakasih Bapak Ganjar, kami yakin Bapak akan kembali ke sini suatu hari nanti," kata Jesayas ketika melepas Ganjar, layaknya melepas kepergian anggota keluarganya sendiri. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved