Gaya Hidup
Cara Kaum Urban Menikmati Sastra di Kedai Kopi, Ngopi Pagi sambil Baca Novel di Umak Communal Space
Cara Kaum Urban Menikmati Sastra di Kedai Kopi, Ngopi Pagi sambil Baca Novel di Umak Communal Space
"Daripada aku simpan di rumah, kan jadi kesannya ilmunya disimpan sendiri ya, jadi aku berbagi dan menaruh sebagian buku-buku koleksiku dan istri di Umak sini," tambahnya.
Adapun, beberapa buku yang sengaja dibeli untuk diletakkan di Umak juga sebagai pelengkap bahan bacaan yang sudah ada.
Lovi mengaku bahwa jumlah buku yang ada di Umak ini belum terinventarisir jumlahnya karena masih ada lagi yang mau ditambahkan di sini.
"Kalau dihitung, kasarnya sih mungkin ada kurang lebih 150-an judul yang sudah ada disini dengan kisaran keseluruhan mencapai Rp 60 juta," tandasnya.
Untuk tema buku-bukunya, Umak menyediakan berbagai jenis bacaan mulai dari novel, sastra, materi hukum, jurnalistik, filsafat romawi, materi pergerakan masyarakat.

"Kalau bukuku pribadi itu lebih banyak dengan tema materi pergerakan masyarakat, sebagai penyeimbangnya juga ada buku-buku hukum disini," lanjutnya.
Lovi mengaku dirinya tak takut jika nantinya ada buku-buku yang dipinjam dan tak kembali.
"Memang niat awalku adalah berbagi ilmu, tapi sejauh ini belum ada yang aku lihat hilang ya, paling susunannya saja yang agak sedikit berantakan. Tapi, kalau hilang belum pernah ada sih," pungkasnya.
Dalam bidang literasi ini, dirinya menyampaikan bahwa tak pernah menyayangkan biaya yang harus dihabiskan untuk membeli buku baik yang ia simpan di rumah atau yang sengaja diletakkan di Umak untuk dapat berbagi ilmu dan dibaca pengunjung.
"Yang paling mahal itu lagi dipinjam, temanya sejarah Sumatera dan islamisasi Banjar. Aku beli memang sepaket isi 15 buku itu totalnya Rp 3 juta. Nggak sayang sih kalau bisa dibagi ke teman-teman," tandasnya.

Tak sedikit juga yang memang kesini dengan membawa bahan bacaan sendiri atau bahkan hanya mencari tempat tenang untuk dapat bekerja dengan suasana yang ditawarkan Umak.
"Malahan, ada yang memang bawa sendiri buku dan memilih tempat bacanya saja di sini karena di sini tenang dan sepi, sambil menyeruput kopi," tambahnya.
Adapun pengunjung yang datang dari luar daerah yang memang sengaja mencari tempat yang sepi atau tenang saja disini.
"Mungkin karena memang nggak seberapa ramai kalau memang pas tidak ada event atau kegiatan di sini," ucap Lovi.
Tak jarang, Umak Communal Space juga cukup sering menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan sastra, seperti contohnya Malam Puisi.