Tahun 2022 Jadi Golden Moment Indonesia untuk Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia tengah berada pada masa momentum positif karena pandemi Covid-19 yang terkendali dengan baik.
TRIBUNKALTIM.CO - Indonesia tengah berada pada masa momentum positif karena pandemi Covid-19 yang terkendali dengan baik.
Angka Rt atau effective reproduction number berada di bawah 1 yang berarti wabah dapat dikendalikan.
Kondisi tersebut memunculkan optimisme di masyarakat dan kalangan dunia usaha.
Terlihat dari berbagai indikator yang mengalami kenaikan, di antaranya kredit yang mulai mengalami peningkatan, indeks keyakinan konsumen (IKK) yang berada di level 113,4 pada bulan Oktober 2021, indeks PMI manufaktur yang mencapai 57,2 pada bulan Oktober 2021, dan dunia usaha yang mulai melakukan perekrutan kembali yang tercermin dari turunnya tingkat pengangguran.
Baca juga: Pemerintah Targetkan Penurunan Tingkat Kemiskinan Ekstrem, Airlangga: Nol Persen pada Tahun 2024
Dengan kondisi yang baik ini, Indonesia diharapkan dapat mengoptimalkan berbagai peluang yang ada untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.
"Ini merupakan golden moment Indonesia untuk melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi. Walaupun masih ada tantangan terkait Covid-19 dan variannya, namun hal itu dapat dimitigasi," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara 12th Kompas100 CEO Forum dengan tajuk "Ekonomi Sehat 2022" yang diselenggarakan oleh Harian Kompas di Jakarta Convention Center, Kamis (18/11/2021).
Pada tahun 2022, upaya penanganan pandemi yang sistematis dan pelaksanaan program vaksinasi secara konsisten diperkirakan dapat mendorong ekonomi untuk pulih dan tumbuh di kisaran 5,2 persen (yoy).
Pemerintah juga tetap memberikan dukungan kepada dunia usaha untuk menjaga proses keberlangsungan usaha selama masa pemulihan.
Khusus untuk UMKM, berbagai program telah diberikan antara lain subsidi bunga, penempatan dana pemerintah pada bank umum mitra untuk mendukung perluasan kredit modal kerja dan restrukturisasi kredit UMKM, penjaminan kredit modal kerja UMKM, Banpres Produktif Usaha Mikro, Bantuan Tunai untuk PKL dan Warung, dan insentif PPh Final UMKM Ditanggung Pemerintah (DTP).
Baca juga: Ucapkan Milad ke-109 Muhammadiyah, Airlangga: Semoga Istiqamah dan Berkontribusi bagi Pembangunan
Hingga 12 November 2021, total realisasi program PEN telah mencapai Rp 483,91 triliun atau 65 persen dari total pagu anggaran Rp 744,77 triliun.
Pemerintah akan tetap menjaga fleksibilitas APBN dan melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Pelaksanaan program PEN ini akan dilanjutkan pada tahun 2022 untuk mengantisipasi perluasan dampak Covid-19 pada tahun 2022.
Pemerintah telah menyediakan alokasi anggaran sebesar Rp 321,2 triliun pada tahun 2022.
Alokasi program PEN di tahun 2022 akan diarahkan untuk mendorong perekonomian melalui 4 klaster program, di antaranya, kesehatan Rp 77,05 triliun, perlindungan masyarakat Rp 126,54 triliun, program prioritas Rp 90,04 triliun, dan dukungan UMKM dan korporasi Rp 27,48 triliun.
Pentingnya pemulihan kesehatan masyarakat juga akan tetap menjadi prioritas utama.