Jeli Membaca Peluang di Desa, 3 Pengusaha Lokal Ini Sukses Hasilkan Omzet Ratusan Juta
Bekerja atau memulai bisnis di desa masih membuat enggan banyak orang. Namun, tidak bagi beberapa pengusaha lokal di desa yang memiliki pandangan
"Pertama jadi AgenBRILink semua blank, karena di BRI itu produk baru saat 2015. Kami diarahkan ikut dan saya pelajari, hampir kaya otodidak, ini kan mini ATM, kalau kita sering ke ATM tau menunya," kata Ai ketika ditemui di rumahnya di Majalaya, Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu.
Setelah semuanya dipelajari, ia juga menginisiasi sebuah inovasi agar para pelanggan kembali memanfaatkan layanan AgenBRILink.

"Saya juga kini membuka program, tukar struk lalu pernah juga ada undian sehingga terdapat daya tarik bagi nasabah," ujarnya.
Cicipi Lini Usaha Lainnya
Sementara itu, Nardi menambahkan, agar sukses membangun bisnis di desa, ia harus memiliki beragam lini usaha.
Nardi sendiri memiliki beragam bisnis seperti 3 kios bakso, minimarket, dua kios penggilingan mie, rental mobil, bengkel las, AgenBRILink, dan isi ulang air minum.
Dengan memiliki beragam lini usaha, pengusaha lokal mampu bertahan di berbagai situasi, termasuk di bawah tekanan selama pandemi.
Selain itu, agar sukses di desa, pengusaha lokal harus memiliki kemampuan untuk mengelola modal.
Baca juga: UPDATE BRI Liga 1: Pelatih Persib Cecar Wasit yang Untungkan Persija, Eks Juventus Beri Kesaksian
Dengan pengelolaan modal yang baik, pengusaha lokal mampu meningkatkan pendapatan dan mengembangkan usaha yang dimiliki.
"Sudah tiga kali meminjam uang (di Bank BRI) dengan pencairan pertama Rp 4 juta, beberapa tahun kemudian Rp 800 juta, dan terakhir RP 1,3 miliar," katanya.

Dari modal tersebut, Nardi memastikan dana tersebut semuanya dialokasikan ke berbagai "pipa" bisnis yang dimilikinya, termasuk AgenBRILink.
"Setiap transaksi (lewat AgenBRILink) itu saya menetapkan nominal biaya transaksi tergantung nominalnya. Kalau di sini itu per kelipatan Rp 5 juta biayanya Rp 5 ribu, kalau Rp 10 juta biayanya Rp 10 ribu dan kalau Rp 20 juta biayanya Rp 20 ribu," ujar Nardi.
Efek positif dari pengelolaan modal yang baik pun dirasakan olehnya.
Dari seluruh modal tersebut, ia mampu meraih omzet Rp 700 juta hingga Rp 900 juta per bulan dari aneka sumber bisnis yang dimilikinya.
Jeli melihat peluang berefek positif bagi masyarakat desa