Fakta Unik Bunga Bangkai, Ternyata Berbeda dengan Raflesia, Ada Kejadian Menghebohkan di Balikpapan
Sering dianggap sama, bunga bangkai dan Rafflesia Arnoldii ternyata berbeda, simak ulasannya.
TRIBUNKALTIM.CO - Sering dianggap sama, bunga bangkai dan Rafflesia Arnoldii ternyata berbeda.
Rafflesia Arnoldii sering disebut-sebut sebagai bunga bangkai.
Padahal keduanya bukanlah jenis tumbuhan yang sama, meski memiliki bentuk fisik yang agak mirip.
Rafflesia pertama kali ditemukan pada tahun 1800-an di Bengkulu.
Baca juga: Ikan Juga Bisa Haus dan Menelan Permen Berbahaya? Ini 5 Fakta Unik Dunia Sains yang Jarang Diketahui
Baca juga: Firaun Ternyata Bertubuh Gemuk & Tak Berotot, Berikut 4 Fakta Unik Mesir Kuno yang Jarang Diketahui
Baca juga: Bayi Baru Lahir Sudah Dihitung Berusia 1 Tahun, Ini 4 Fakta Unik Korea Selatan yang Jarang Diketahui
Ditemukan oleh dua orang Inggris
Bunga raksasa ini memiliki nama latin Rafflesia arnoldii.
Nama latin tersebut merupakan gabungan dari nama penemunya, yaitu Joseph Arnold dan Thomas Stamford Raffles yang memimpin ekspedisi kala itu.
Keduanya menemukan bunga raksasa tersebut di hutan Bengkulu pada tahun 1818.

Tumbuhan parasit yang tergolong bunga terbesar di dunia
Rafflesia adalah tumbuhan parasit berukuran besar, biasa tumbuh di hutan-hutan tropis.
Ukuran bunga merah ini bisa mencapai 1 meter dan memiliki 5 kelopak.
Rafflesia Arnoldi disebut parasit sebab tumbuh sendirian, menempel pada tumbuhan induk untuk mendapatkan nutrisi makanan.
Jika tumbuhan induknya mati, maka bunga ini juga akan ikut mati.
Bunga ini tidak memiliki daun, akar, dan hal-hal yang dimiliki tumbuhan lain pada umumnya.
Baca juga: MAMPU Mampu Deteksi Gempa & buat Pemiliknya Makin Sehat, 10 Fakta Unik Kucing yang Jarang Diketahui
Berbeda dengan bunga bangkai
Meski sama-sama berukuran raksasa, tapi Rafflesia ternyata bukanlah bunga bangkai.
Sebab, bunga bangkai memiliki daun dan batang.
Selain itu, ukurannya juga tinggi ke atas, bukan melebar ke samping seperti Rafflesia.
Dengan tinggi mencapai 4 meter, bunga bangkai memiliki kelopak yang berwarna keunguan.
Semakin langka dan terancam punah
Rafflesia memiliki banyak jenis, ada sekitar 20-an jenis bunga Rafflesia di seluruh dunia, meski tidak semuanya tumbuh di Indonesia.
Hanya belasan di antaranya yang bisa dijumpai di Indonesia terutama Bengkulu.
Tetapi, ternyata Rafflesia Arnoldii ini sudah semakin langka serta terancam punah, lo! Hal ini dikemukakan oleh salah seorang ahli peneliti di kota Bengkulu.
Sering dikunjungi wisatawan
Kota Bengkulu menjadi identik dengan bunga Rafflesia dan hingga kini sering dikunjungi wisatawan dalam maupun luar negeri.
Bunga bangkai di Balikpapan
Penemuan sejenis bunga dengan diameter sekitar 80cm dan dan tinggi 60cm tumbuh di kebun belakang rumah kediaman Sadartati yang berada di Straat 1 RT.14 No. 1 Kampung Timur pada, pada Rabu (30/1/2019) lalu seketika menjadi pusat perhatian masyarakat.
Bunga itu juga mengeluarkan aroma busuk.
Tati, panggilan Sadartati, menjelaskan sore, bunga tersebut ditemukan oleh sang adik yang tengah mencari rumput pada hari Jumat (27/1/2019).
"Dia lihat ada bunga kok gede banget, mungkin bunga langka, terus biar enggak diganggu sama anak-anak lalu dia kasih pagar. Jadi itu tumbuh, bukan ditanam sendiri," ujarnya.
Tak disangka, pada hari Sabtu bunga tersebut mulai mekar dan mengeluarkan aroma busuk, seperti aroma bangkai.
"Awalnya saya kira kucing saya mati. Saya cari-cari, ternyata asalnya dari bunga. Itu baunya sampai ke rumah-rumah tetangga juga," ujar wanita yang sudah puluhan tahun tinggal di Balikpapan ini.
Selain mengeluarkan aroma busuk, bunga tersebut juga menarik perhatian lalat, yang mengerubuti puncak putik yang berwarna ungu kemerahan.
"Kalau kemarin-kemarin putiknya masih ada sarinya, lengket seperti madu, dan itu dikerubungin lalat, banyak banget," imbuh Tati.
Gambar bunga yang mekar disebarkan oleh salah satu kerabatnya ke media sosial, dan langsung mengundang rasa penasaran masyarakat Balikpapan.
Tati mengatakan, rumahnya telah didatangi banyak orang dari berbagai wilayah di Balikpapan.
"Ada yang dari Gunung Guntur, dari lain-lain juga sempat datang ke sini. Sampai-sampai ada yang minta, untuk di tanam di pot. Ya enggak bisalah," ucapnya sambil tertawa.
Bunga semacam ini bukan yang pertama kali tumbuh di daerah tersebut.
Beberapa tahun silam, kata Tati, juga pernah tumbuh tanaman serupa.
"Dulu pernah ada, di belakang sana. Ukurannya lebih besar daripada yang sekarang ini. Tapi saya lupa tahun berapa," katanya.
Pada Rabu sore, bunga yang disinyalir sebagai salah satu jenis bunga bangkai tersebut sudah mulai tampak mulai layu.
Aroma busuk sudah tidak lagi tercium, bahkan dalam radius setengah meter.