Berita Nasional Terkini

Kopassus dan Brimob Bentrok di Papua, Dipicu Urusan Rokok, Tindakan Panglima TNI Andika Perkasa

Kopassus dan Brimob bentrok di Papua gara-gara urusan rokok. Tindakan Panglima TNI Andika Perkasa, terkait bentrok Kopassus dan Brimob

Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNNEWS/PUSPEN TNI
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa saat mengunjungi Mabes TNI AL dan Mabes TNI AU yang berada di Kompleks Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (22/11/2021). Kopassus dan Brimob bentrok di Papua gara-gara urusan rokok. Tindakan Panglima TNI Andika Perkasa, terkait bentrok Kopassus dan Brimob 

TRIBUNKALTIM.CO - Kasus Kopassus dan Brimob bentrok di Papua yang dipicu urusan rokok

Tindakan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa terkait Kopassus dan Brimob bentrok di Papua

Panglima TNI memastikan akan memproses semua oknum anggota TNI yang ikut terlibat dalam kasus Kopassus dan Brimob bentrok di Papua.

Pernyataan ini disampaikan Panglima TNI Andika Perkasa menanggapi kasus prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Nanggala dengan personel Brimob Polri yang tergabung dalam Satgas Amole di Timika, Papua, Sabtu (27/11/2021).

"Pusat Polisi Militer TNI bersama-sama dengan Pusat Militer TNI AD sedang lakukan proses hukum terhadap semua oknum anggota TNI yang terlibat dalam dugaan tindak pidana di Timika tersebut," ujar Andika Perkasa melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (29/11/2021).

Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, Andika Perkasa juga memastikan bahwa TNI juga telah berkoordinasi dengan Polri untuk melakukan proses hukum terhadap oknum anggota Polri yang terlibat.

"TNI juga sudah lakukan koordinasi dengan Polri untuk lakukan proses hukum terhadap oknum anggota Polri yang terlibat dalam dugaan tindak pidana di Timika tersebut," kata Andika Perkasa.

Baca juga: PENYEBAB Brimob Polisi dan Kopassus Bentrok di Papua, Simak Perintah Panglima TNI Andika Perkasa

Kronologi Kopassus bentrok dengan Brimob di Papua

Diberitakan, prajurit Satgas Nanggala Kopassus terlibat keributan dengan personel Satgas Amole di Timika, Papua, Sabtu.

Keributan itu terjadi di lokasi Ridge Camp Pos RCTU Mile 72.

Tepatnya di depan Mess Hall, Timika.

Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri memastikan kasus bentrokan ini hanya sekadar salah paham.

"Tidak ada bentrok itu, salah paham saja. Sudah diselesaikan, sudah berdamai.

Nanggala juga kan itu di bawah Kapolda, karena di bawah Operasi Nemangkawi.

Amule juga sama di bawah Kapolda, sudah diselesaikan langsung," kata Mathius dikutip dari Tribunnews.com, Senin (29/11/2021).

Diberitakan sebelumnya, peristiwa tersebut bermula dari personel Satgas Amole Kompi 3 yang berada di pos RCTU Ridge Camp Mile 72 berjualan rokok.

Kemudian, personel Satgas Nanggala sebanyak 20 orang hendak membeli rokok.

Namun, mereka tidak terima dengan mahalnya rokok membuat anggota Satgas Nanggala melakukan pengeroyokan terhadap anggota Satgas Amole.

Selanjutnya personel yang berada di lokasi Pos RCTU melakukan perlawanan dan menyisir lokasi kejadian guna menyelamatkan rekan-rekan yang terluka.

Akibat dari kejadian itu, lima anggota polisi dari Satgas Amole terluka dan mendapatkan perawatan medis.

Kelima anggota yang menjadi korban yakni Bripka Risma, Bripka Ramazana, Briptu Edi, Bharaka Heru Bharatu Munawir, dan Bharatu Julianda.

Minta TNI-Polri Evaluasi Menyeluruh

Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, anggota Komisi III DPR Arsul Sani meminta Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo melakukan evaluasi menyeluruh atas peristiwa bentrok antara aparat TNI dan Polri yang kembali terjadi.

Hal ini disampaikan Arsul merespons peristiwa bentrok antara anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan anggota Korps Brigade Mobil (Brimob) di Timika, Papua, Sabtu (27/11/2021).

"Kami di Komisi III meminta agar Panglima TNI dan Kapolri melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kasus-kasus konflik fisik antara personil TNI dan Polri yang terjadi tersebut," kata Arsul saat dihubungi, Senin (29/11/2021).

Arsul menuturkan, evaluasi tersebut paling tidak mesti mencakup pemetaan penyebab bentrokan-bentrokan yang telah terjadi.

Misalnya, apakah bentrokan tersebut timbul semata-mata karena alasan personal antarkelompok di lapangan atau ada alasan lain seperti masalah kesejahteraan.

"Selanjutnya dari evaluasi tersebut masyarakat tentu ingin mendengar bagaimana langkah-langkah antisipasi ke depannya, serta ketegasan sanksi yang perlu disosialisasikan kepada seluruh personel TNI dan Polri," ujar Arsul.

Politikus PPP itu yakin, ada titik- titik permasalahan yang sama di antara kasus-kasus bentrok yang selama ini sudah terjadi.

"Nah titik-titik taut ini yang memerlukan pemecahan seksama untuk mencegah bentrokan di masa yang akan datang," kata dia.

Ia juga mendorong Andika dan Listyo untuk membangun sinergi TNI-Polri yang lebih baik dengan memperbaiki manajemen relasi personel antarkedua institusi setelah evaluasi menyeluruh telah dilakukan.

Baca juga: Persoalan Rokok, Kopassus Bentrok dengan Brimob di Papua, Jenderal Andika Perkasa Turun Tangan

(*)

Berita Nasional Terkini Lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved