Hujan Meteor

Hujan Meteor Terjadi dalam Beberapa Hari Ini, Bisa Dilihat di Langit Indonesia

Beberapa fenomena alam yaitu hujan meteor bakal bisa disaksikan di langit Indonesia dalam beberapa hari ini.

LAPAN
Ilustrasi hujan meteor 

TRIBUNKALTIM.CO - Hujan meteor terjadi dalam beberapa hari ini.

Beberapa fenomena alam ini bakal bisa disaksikan di langit Indonesia dalam beberapa hari.

Berdasarkan catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ada hujan meteor Monocerotid dan Chi-Orionid yang akan mencapai puncaknya 3 malam ini.

Baca juga: Bencana Hidrometeorologi 2021 di Balikpapan, Daerah Harus Punya 3 Pilar Penanggulangan Bencana

Masyarakat bisa menyaksikannya sejak tadi malam hingga malam nanti.

Dua puncak hujan meteor, yakni hujan meteor Monocerotid dan hujan meteor Chi-Orionid akan hiasi langit malam ini.

Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel berjudul Bisa Disaksikan di Langit Indonesia, Fenomena Hujan Meteor yang Terjadi Dalam Beberapa Hari Ini, berikut ini hujan meteor yang bisa dilihat hingga malam nanti.

1. Hujan meteor Monocerotid

Monocerotid adalah hujan meteor minor yang titik radian atau titik asal kemunculan meteornya berada di dekat konstelasi Monoceros yang berbatasan dengan konstelasi Orion dan Gemini.

Baca juga: Gerhana Matahari Total Terjadi Hari Ini 4 Desember 2021, Daftar Wilayah yang Mengalami Fenomena Ini

Hujan meteor ini bersumber dari sisa debu asteroid 2004 TG10 yang mengorbit Matahari selama 3,34 tahun dan juga menjadi sumber bagi hujan meteor Taurid Utara.

Peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN BRIN, Andi Pangerang mengatakan, fenomena hujan meteor Monocerotid akan mencapai puncaknya mulai malam ini, 9 -10 Desember 2021.

Anda dapat menyaksikan puncak hujan meteor Monocerotid sejak pukul 19.40 waktu setempat hingga keesokan harinya saat akhir fajar bahari atau 25 menit sebelum terbenam Matahari dari arah Timur hingga Barat.

"Intensitas hujan meteor ini untuk Indonesia mencapai 1,9-2 meteor per jam di Sabang hingga Pulau Rote," kata Andi kepada Kompas.com.

Hal ini dikarenakan titik radian berkulminasi pada ketinggian 71°-88° arah utara, sementara intensitas hujan meteor saat di zenit sebesar 2 meteor per jam.

Intensitas hujan meteor ini berbanding lurus dengan 100 persen minus persentase tutupan awan dan berbanding terbalik dengan skala Bortle.

Skala Bortle adalah skala yang menunjukkan tingkat polusi cahaya, semakin besar skalanya, maka semakin besar polusi cahaya yang timbul.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved