Gaya Hidup
11 Desember Hari Gunung Sedunia, Begini Cerita Pegiat Alam Bebas, Hobi Mendaki Gunung Jadi Profesi
11 Desember Hari Gunung Sedunia, Begini Cerita Pegiat Alam Bebas, Hobi Mendaki Gunung Jadi Profesi
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - 11 Desember Hari Gunung Sedunia, begini cerita pegiat alam bebas, hobi mendaki gunung kini jadi profesi.
Pada 11 Desember ditetapkan sebagai Hari Gunung Sedunia atau Hari Gunung Internasional oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2003.
MU PBB mendorong komunitas internasional untuk menyoroti pentingnya pembangunan gunung yang berkelanjutan. Di antaranya dengan menjaga kelestarian alam di sekitar gunung.
Sebagian orang suka mendaki gunung. Selain hobi, mendaki gunung menjadi suatu hal wajib yang dilakukan.
Beberapa dari mereka mengungkapkan ketenangan dan perasaan lain yang dirasakan ketika mendaki gunung menjadi sebuah candu yang harus dituntaskan.

Selain itu, keharusan yang dipicu oleh mata pencaharian memandu gunung juga sudah seperti menjalankan hobi yang mendapatkan imbalan upah dari hal tersebut.
Muhammad Saleh (30) terkadang merasakan bahwa mendaki gunung juga dapat membawanya ke fase rehat dari penatnya kehidupan hiruk pikuk kota.
"Pengen tahu rasanya bisa melihat semuanya dari atas (puncak) gunung," katanya.
Saleh memulai kesukaannya dengan alam bebas dan kegiatan outdoor karena memang sejak duduk di bangku SD ia sempat mengikuti kegiatan Pramuka serta sempat tergabung dalam Komunitas Pecinta Alam semasa ia SMP.
"Pas SMA sempat terhenti karena fokus pada pendidikan akademik, baru kemudian setelah lulus SMA mulai mendalami kegiatan mountaineering atau mendaki gunung," tandasnya.
Saleh mulai mendaki gunung pada tahun 2013 dengan mendaki gunung Halau-Halau di Banjarmasin.
Sejak saat itu, Saleh merasa tertantang dengan gunung-gunung yang berada di Pulau Jawa.

Kemudian di 2014, Saleh mulai mendaki Gunung Semeru bersama dengan beberapa temannya yang berasal dari Balikpapan.
Pendakiannya ke Semeru tersebut menjadi pemicunya membuka rental alat outdoor dan jasa trip organizer di Balikpapan.
Saleh mengaku, sejak dirinya membuka bisnis tersebut, ia termotivasi untuk dapat mendaki gunung-gunung lain yang berada di pulau-pulau lainnya seperti Sulawesi, Lombok dan lain-lain.
Hal itu tentunya didukung dengan upayanya dalam mengembangkan bisnisnya.
Saat ini, ia telah mendaki beberapa gunung di Indonesia dengan atau tanpa tamu.
Adapun gunung-gunung tersebut antara lain, Semeru, Rinjani, Latimojong, Raung, Arjuna, Prau, Merbabu, dan Hauk.
Menurutnya, mendaki gunung dapat diibaratkan seperti proses dalam menggapai sesuatu di kehidupannya.
"Ya bisa diibaratkan, kalau mau menggapai sesuatu itu kita melewati proses dulu, prosesnya bisa panjang ataupun pendek, medannya juga bermacam-macam, ada yang landai, curam ataupun menurun," pungkasnya.

Saleh mengungkapkan, walaupun dirinya terkadang mendaki gunung yang sudah pernah didaki sebelumnya, tetapi Saleh tidak pernah merasakan bosan akan hal tersebut.
"Karena walaupun gunungnya sama, tetapi pasti rekan pendakian kita yang nantinya berbeda, pasti ceritanya berbeda juga," pungkasnya.
Walaupun banyak hal membahagiakan atau menyenangkan dari mendaki gunung, Saleh juga pernah mengalami peristiwa fatal yang cukup menyebalkan baginya ketika mendaki Gunung Arjuna di Jawa Timur pada tahun 2016.
"Pas malam lagi menghangatkan diri di dekat api unggun, terkena ledakan tabung gas yang tidak dibolongi terlebih dahulu oleh pendaki yang membuang," tandasnya.
Karena hal tersebut, Saleh sempat mendapatkan luka bakar yang cukup parah di bagian kepala dan lehernya.
Dari rencana Saleh yang mulanya akan melanjutkan perjalanan dan pendakian ke Gunung Welirang akhirnya harus dibatalkan karena hal tersebut.

Setelah kejadian tersebut, ia seperti disadarkan bahwa sampah pendakian itu tidak boleh ditumpuk apalagi ditinggalkan di atas gunung.
"Peserta pendakian pasti aku pesankan untuk bawa satu kantong trashbag untuk sampahnya masing-masing, baru kemudian dikumpulkan jadi satu ketika akan dibawa turun," jelasnya.
Saleh juga mengaplikasikan hal tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.
Pelajari Medan Pendakian

Mendaki gunung tidak boleh sembarangan. Harus ada etika, apa yang boleh dan tidak dilakukan saat mendaki.
"Pertama, pelajari dulu medannya seperti apa, sekarang di YouTube juga sudah banyak video-video soal pendakian di beberapa gunung yang mainstream di Indonesia," tegasnya.
Selain itu, tentunya harus mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di gunung-gunung yang akan didaki.
Hal yang paling utama adalah persoalan sampah, Saleh sangat menekankan bahwa gunung bukanlah tempat sampah.
"Bawa turun sampahmu! Ketika mendaki menuju ke atas kita sanggup bawa logistik yang menumpuk tetapi giliran sudah berkurang bebannya malah nggak kita bawa turun kan aneh," pungkasnya. (*)