Berita Bontang Terkini
Disdikbud Bontang Percepat Penyesuaian Sistem Merdeka Belajar
Skema Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara penuh atau 100 persen, masih terus digagas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Penulis: Ismail Usman | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Skema Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara penuh atau 100 persen, masih terus digagas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang.
Rekomendasi pelaksanaan PTM secara penuh ini tentunya menjadi kabar baik setiap daerah, termasuk Bontang.
Kesempatan ini pastinya menjadi spirit baru di awal tahun bagi para tenaga pengajar mengatasi lost learning selama Covid-19.
Kebetulan, di tahun yang baru ini waktunya bertepatan memasuki semester baru.
Baca juga: Sudah 15 Pegawai Positif Narkoba, Alat Tes Urine Pemkot Bontang Habis, Kegiatan Dihentikan Sementara
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Bontang, Cakupan Vaksin Covid-19 Dosis Dua Capai 65 Persen
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Bontang, Penambahan 2 Kasus Aktif Covid-19 dan 3 Pasien Sembuh
Kiranya dapat menjadi penyulut semangat guru dan siswa untuk memulai pembelajaran era baru.
Kebijakan "Merdeka Belajar" yang tengah digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI, nantinya akan mengubah wajah pendidikan.
Wacana ini pun kini telah ditangkap dan akan siap diterapkan oleh Disdikbud Bontang.
Menurut Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Disdikbud, Saparudin, penerapan sistem Merdeka Belajar ini perlahan akan mengarahkan pada penyesuaian diri terhadap kurikulum prototipe.
Sistem ini nantinya akan mengarahkan para guru untuk lebih memfokuskan pembelajaran siswa pada bidang yang paling diminati.
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Bontang, 33 Pasien Covid-19 Sembuh dan 1 Orang Meninggal Dunia
“Sama saja dengan K 2013, hanya saja kurikulum prototipe ini pendekatannya lebih mengarah pada ke individu siswa. Kalau dulu kompetensi dasarnya harus terpenuhi, sekarang tidak,” terangnya.
Ke depan, anak-anak akan dilayani secara individu. Sembilan kecerdasan akan digalakkan, dengan kata lain pendidikan akan menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa.
“Kita dulu marah kalau anak matematikanya dapat 5, padahal kesenian atau agamanya dapat 9. Ke depan pendidikan akan melihat minat dan kemampuan masing-masing siswa, tidak dipaksa sama rata,” terangnya.
Namun tidak hanya siswa, para guru juga dituntut untuk lebih cepat beradaptasi terhadap sistem yang baru digagas ini.
Sebab pemahaman itu harus lebih dikuasai oleh guru sebelum membarikan pelajaran terhadap murid.
"Yah, guru juga pasti harus paham, agar prakteknya bisa maksimal," tandasnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.