Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Akhirnya Dapat Lawan Pada FIFA Matchday, Pratama Arhan cs Hanya Hadapi 1 Negara
Timnas Indonesia akhirnya punya lawan pada FIFA Matchday, akhir Januari 2022 mendatang
TRIBUNKALTIM.CO - Timnas Indonesia akhirnya punya lawan pada FIFA Matchday, akhir Januari 2022 mendatang.
Namun, hanya satu negara yang akan menjadi lawan Timnas Indonesia.
Padahal, setidaknya Timnas Indonesia bisa melawan dua negara pada FIFA Matchday, mengingat laga ini sangat menentukan bagi posisi Timnas Indonesia di ranking FIFA.
FIFA Matchday sendiri akan berlangsung pada 24 januari - 1 Februari 2022.
Lalu, negara manakah yang menjadi lawan Timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong?
Ternyata negara yang menjadi lawan Timnas Indonesia pada FIFA Matchday, yakni Bangladesh.
Baca juga: BURSA TRANSFER Liga 1: Persib dan Persija Gigit Jari, Winger Timnas Indonesia Resmi ke Bali United
Baca juga: Bakal Jadi Ajang Pelipur Lara Shin Tae-yong? Inilah Jadwal Timnas Indonesia di Piala AFF U-23 2022
Baca juga: Pemain Timnas Indonesia yang Berada di Level Top Versi Media Inggris, Bukan Egy atau Witan Sulaeman
PSSI memastikan bahwa Timnas Indonesia hanya akan melawan Bangladesh dalam laga persahabatan FIFA Matchday.
Seperti diketahui, sebelumnya PSSI mengungkapkan bahwa Timnas Indonesia akan menjalani dua laga tanding pada FIFA Matchday.
Dalam dua laga itu, Timnas Indonesia direncanakan akan melawan Bangladesh dan Brunei Darussalam.
Namun, kabar terbaru PSSI mengungkapkan bahwa lawan skuad Garuda di FIFA Matchday hanya melawan Bangladesh.
Hal ini dikungkapkan Sekertaris Jendral (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi yang mengungkapkan Brunai Darussalam batal.
Ini terjadi karena Bangladesh dengan jelas meminta untuk melakoni laga tanding dua kali melawan Timnas Indonesia.
Baca juga: Tampil Menawan di Piala AFF 2020, 3 Pemain Timnas Indonesia Jadi Target Buruan Klub Luar Negeri
Dengan ini, pastinya lawan Brunei diurungkan dan hanya lawan Bangladesh.
Rencananya untuk uji tanding FIFA Matchday ini bakal berlangsung pada akhir Januari.
Tentunya ini tak lepas dari kalander FIFA yang memang menetapkan masa FIFA Matchday dari 24 Januari - 1 Februari 2022.
Terkait tepatnya tanggal berapa akan dilangsungkan masih dalam komunikasi antar federasi.
Yunus Nusi juga mengatakan bahwa PSSI juga saat ini masih terus dibahas agar bisa segera ada keputusan.
“Untuk Januari ini kami lagi komunikasi dengan Bangladesh karena mereka ma ke sini tapi harus dua kali main,” ujar Yunus Nusi kepada awak media termasuk BolaSport.com, di Hotel Sultan, Kamis (6/1/2022).
Baca juga: NEWS VIDEO PSSI Talangi Hadiah Piala AFF 2020, Bagaimana Bonus untuk Timnas Indonesia?
“Jadi kalau Bangladesh minta dua kali main, ya Brunei tidak jadi,” ucapnya.
Seperti diketahui, dalam aturan FIFA Matchday hanya diperbolehkan setiap tim nasional menjalani maksimal dua laga uji tanding.
Dengan itu, dengan mendatangan Bangladesh maka Brunei Darussalam tidak perlu ke Indonesia.
“Karena aturan FIFA Matchday hanya dua kali, jadi ya itu,” katanya.
Sementara itu, sebelumnya Timnas Indonesia juga direncanakan melawan Tajikistan.
Tetapi karena Tajikistan belum memiliki pelatih utama untuk Timnas senior mereka maka memutuskan tidak jadi datang ke Tanah Air.
Baca juga: Media Inggris Hanya Akui Asnawi dan Elkan Baggott, Pemain Timnas Indonesia yang Berada di Level Top
Saat ini PSSI memang masih melakukan negosiasi dengan tim yang akan dijadikan lawan Timnas.
Untuk penempatan waktu memang masih dalam tahap negosiasi, maka dari itu hingga sekarang belum ada keputusan kapan Timnas akan menggelar pemusatan latihan (TC).
PSSI hanya baru memastikan bahwa pertandingan akan berlangsung di Bali karena kompetisi Liga 1 saat ini terpusat di Pulau Dewata.
Sehingga nantinya akan memudahkan semua pihak menurut Yunus Nusi.
Agenda Timnas U-23 Indonesia
Penampilan impresif skuad muda Indonesia di Piala AFF 2020 memang melebihi ekspektasi publik sepakbola di tanah air.
Bagaimana peluang Timnas U-23 di Piala AFF U-23 2022?
Baca juga: PSSI Siapkan Lawan Tangguh Buat Timnas Indonesia di FIFA Match Day, Dewangga Dkk Duel dengan Modric
Namun penampilan tersebut tidak membuat Shin Tae-yong senang.
Timnas masih memiliki 3 masalah besar yang belum mampu dieksploitasi oleh lawan-lawan mereka di Asia Tenggara.
Masalah itu antara lain, kualitas penyerang yang jadi posisi paling lemah di skuad Timnas Indonesia, intensitas pressing yang menurun di babak kedua, dan jumlah gol yang bersarang ke gawang Timnas.
Untuk masalah pertama, mungkin Shin Tae-yong masih bisa memaksimalkan para pemain dibelakang striker tengah sebagai sumber gol.
Namun para penyerang tengah Indonesia terlihat belum mampu menjalankan taktik yang diinginkan Shin Tae-yong sebagai tembok pertama saat skema serangan balik dimulai.
Masalah ini jelas terlihat di babak semifinal dan final lawan Singapura dan Thailand, di mana serangan balik Indonesia dengan mudah dapat digagalkan karena tidak memiliki sosok tembok pertama sebelum diselesaikan oleh Witan, Irfan Jaya, atau Ricky Kambuaya.
Baca juga: Jadwal Piala AFF U-23 2022, Timnas Indonesia vs Malaysia Lagi, Mampu Pertahankan Gelar?
Stok penyerang Liga 1 sendiri yang mampu memerankan role tersebut sangat terbatas sekali, sehingga memusingkan Shin Tae-yong.
Masalah kedua terkait intensitas sepertinya sudah diketahui oleh publik sepakbola Indonesia.
Di babak pertama, Indonesia bisa menyulitkan lawan-lawan mereka untuk membangun serangan.
Setelah pergantian babak, lawan berani mengambil inisiatif dan menebar banyak ancaman sehingga detak jantung pencinta Timnas berdegup kencang.
Masalah tersebut sebenarnya tercermin dari bagaimana tim-tim Liga 1 membangun intensitas pertandingan.
Pada era sepakbola yang semakin cepat dan proaktif, tim-tim Liga 1 masih memainkan pertandingan intensitas rendah yang tidak menghasilkan banyak peluang.
Baca juga: Kabar Gembira, 4 Pemain Incaran Shin Tae-yong Bersedia Bela Timnas Indonesia, PSSI Kebut Progresnya
Hal ini karena melihat kapasitas stamina pemain-pemain Indonesia dan tidak terbiasa tampil intensitas tinggi sejak usia muda.
Seringkali tim-tim Liga 1 selalu mengalami kebuntuan menyelesaikan serangan, karena minimnya opsi umpan di kotak penalti.
Tak heran ketika tampil di Timnas, mereka akan diajari bermain dengan intensitas tinggi seperti Thailand dan Vietnam, lalu dipaksa bertahan di depan gawang sendiri.
Lawan-lawan terkuat mereka di Piala AFF U-23 hanya akan memperlakukan turnamen ini sebagai batu loncatan untuk tampil di SEA Games dan Piala Asia U-23 tahun ini.
Thailand, Malaysia, dan Vietnam yang lolos ke babak final akan menyimpan taktik dan materi pemain terbaik mereka untuk turnamen yang lebih penting.
Seperti ketika Indonesia mampu juara Piala AFF U-23 tahun 2019, Vietnam, Thailand, maupun Malaysia masih menyimpan tim terbaik mereka untuk kualifikasi Piala Asia U-23.
Baca juga: Lengkap, Jadwal Timnas Indonesia Senior dan U23 Sepanjang 2022, Waktunya Garuda Raih Medali Emas
Diajang Kualifikasi Piala Asia U-23 2019, Indonesia justru kena bantai 0-4 oleh Thailand, 0-1 lawan Vietnam, dan hanya menang tipis 2-1 lawan Brunei Darussalam.
Pengalaman tersebut tentu tidak ingin terulang kembali dan Shin Tae-yong sudah membaca itu dengan mengisyaratkan untuk menyimpan para pemain yang tampil di luar negeri.
Coach Shin Tae-yong sepertinya akan memberikan kesempatan bagi para pemain U-23 yang belum mendapatkan kesempatan tampil bersama tim nasional.
Kesempatan tersebut sepertinya akan jadi sinyal bagi seluruh pemain Indonesia untuk selalu waspada bahwa posisinya siap digusur oleh nama-nama lain yang sedang top perform. (*)
Join Grup Telegram TRibun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tRibunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.