Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Walikota Samarinda Andi Harun Buka-bukaan Soal Banjir, Waspadai Curah Hujan Tiga Bulan
Menanggulangi banjir, Andi Harun meminta kesabaran masyarakat, karena penanganan banjir tidak secepat penanganan sektor sosial lainnya.
Tinggal menunggu tender lelang, kita akan memasang saluran Drainase ke arah jalan M. Yamin, sehingga air yang selama ini naik ke atas jalan, kita kirimkan ke Sungai Karang Mumus di arah jembatan Ruhui Rahayu.
Kita akan bekerja secara terpadu dengan TNI Polri, beserta relawan yang sangat besar di kota Samarinda. Juga ada ancaman longsor saat curah hujan tinggi, saya meminta teman-teman pers untuk mengedukasi masyarakat agar tidak tinggal di daerah rawan bencana seperti diperbukitan.
Kita juga sudah pasang tanda di beberapa titik rawan longsor mudah-mudahan dengan tanda itu ada kesadaran untuk secara perlahan untuk menghindari tempat tersebut ke tempat yang lebih aman.
Ada belanja pegawai yang memakan biaya, di samping masalah infrastruktur seperti penerangan yang mumpuni dan jalan yang layak, dari tiga infrastruktur tersebut mana yang menjadi prioritas untuk tahun 2022?
Penanggulangan banjir
Perkembangan Pro Bebaya yang akan dibagikan kepada 1.992 RT di kota Samarinda pada tahun 2022?
Pada APBD tahun 2021, kita telah menetapkan 59 RT yang kita pilih satu RT tiap kelurahan untuk menjalankan pilot project Pro Bebaya, agar semua tahu apa itu Pro Bebaya, karena anggaran kita belum mampu membiayai hingga Rp 300 juta per RT, maka kita tetapkan batas minimal Rp 100 juta untuk satu RT per tahunnya.
Dalam evaluasi yang kita lakukan tahun lalu, LPM di lingkungan masyarakat mengapresiasi karena ini langkah pemerataan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah kota.
Data dari BPS, angka penduduk miskin kita ada 40.000 jiwa, saya ingin dan secara moral ketika menjadi pemimpin adalah untuk mengurangi orang miskin.
Maka kami menerjemahkan upaya pemerataan kesejahteraan ini dengan menyentuh langsung ke lingkungan di tingkat RT.
Saya katakan kepada ketua RT, tolong cari orang miskin berdasarkan data di lingkungan kalian, kemudian RT melakukan sendiri program pengentasan kemiskinan itu, yang kegiatannya dilakukan dengan pendampingan dari pemerintah hingga kelurahan dan dilakukan dengan swakelola, serta juga ada buku pedoman untuk melaksanakannya.
Ada pesimisme bagaimana jika ketua RT menyelahgunakan program ini, tetapi jika dilaksanakan dengan penuh jujur, maka tidak usah takut melaksanakan program ini, seperti yang mereka laporkan di 59 RT tahun 2021.
Tahun 2022 anggaran kita berikan Rp 100 juta dengan kita bagi dua Rp 75 juta dalam APBD murni, dan Rp 25 juta di APBD perubahan, seluruh RT akan dapat, dengan komposisi alokasi anggaran sekitar 70 persen untuk membuat infrasrtruktur skala kecil, seperti drainase atau posyandu, dan 30 persen untuk pemberdayaan masyarakat seperti kesehatan, olahraga dan pendidikan.
Kita optimis akan berhasil dalam melaksanakan program ini dengan beberapa penguatan yang kita lakukan.
Sebanyak 59 RT di tahun 2021, sedangkan di 2022 sudah 1.992 RT yang akan dibagikan, bagaimana pendamping mengawasi program Pro Bebaya ini?