Virus Corona di Kaltim
Tak Ada Zona Hijau di Kaltim, Pemprov Ingatkan Warga untuk Antisipasi Gelombang 3
Tiga hari terakhir tercatat adanya penambahan kasus penularan Covid-19 yang membuat tak ada lagi zona hijau di Kalimantan Timur
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tiga hari terakhir tercatat adanya penambahan kasus penularan Covid-19 yang membuat tak ada lagi zona hijau di Kalimantan Timur.
Tercatat penambahan kasus per-29 Januari 2022 Kutai Barat 0 kasus, Kutai Kartanegara 3 kasus, Kutai Timur 12 kasus, 18 Kasus PPLN, Mahakam Ulu 0 kasus, Paser 7 kasus, Penajam Paser Utara 0 kasus, Balikpapan 5 kasus, Bontang 3 kasus Samarinda 4 kasus.
Semula penambahan terjadi di bawah 5 kasus, namun saat ini dalam waktu tiga hari terakhir kasus yang terjadi berada diangka 8 sampai 10 kasus lebih.
Menurut Juru Bicara Satuan Tugas (Jubir Satgas) Covid-19 Provinsi Kalimantan Timur, Andi Muhammad Ishak, kenaikan kasus Covid-19 terkini dominan pelaku perjalanan luar daerah.
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Kaltim, Lantaran Omicron, Gubernur Isran Noor Bersikap soal PTM
Baca juga: Virus Corona di Kaltim, Kota Balikpapan Masih Zona Merah
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Kaltim, 90 Persen Jamaah Haji Kalimantan Timur Telah Divaksin Covid-19
"Peningkatan kasus di Kaltim beberapa hari ini, berawal dari pelaku perjalanan luar kota, baru pulang dari luar daerah kembali ke Kaltim," terangnya pada awak media, Minggu (30/1/2022) hari ini.
Andi Muhammad Ishak juga menyampaikan imbauannya serta anjuran agar warga tidak berpergian, tetapi masih saja dilakukan.
Pasalnya jika dengan banyak masyarakat yang berpergian, terlebih pada Natal dan Tahun Baru lalu, potensi penularan juga semakin besa.
Apalagi, masyarakat yang keluar daerah Kaltim, menuju daerah yang terjadi penularan.
Ditambahkannya bahwa tiap terjadi peningkatan mobilitas, risiko penularan juga semakin tinggi.
Hal ini juga telah terlihat dari beberapa kasus yang telah terjadi, pada tahun lalu, seperti jika ada libur, ada peningkatan kasus.
Andi Muhammad Ishak mengambil contoh pada bulan Agustus 2021 silam, usai libur lebaran, yang juga mengalami peningkatan.
"Jika tidak kita antisipasi dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan ketat dan disiplin, maka risiko penularan mungkin sama seperti Agustus 2021 lalu,” bebernya.
Dia juga menerangkan, gelombang 3 bisa saja terjadi.
Kalau seluruh masyarakat tidak patuh terhadap protokol kesehatan (prokes).