Ekonomi Indonesia Tahun 2021 Tumbuh 3,69 Persen, Airlangga: Tertinggi dalam Satu Dekade Terakhir

Keberlangsungan pandemi Covid-19 telah memunculkan berbagai tantangan baik di sisi kesehatan maupun ekonomi bagi semua negara, termasuk Indonesia.

Editor: Diah Anggraeni
ekon.go.id
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan pada acara BRI Microfinance Outlook 2022 di Jakarta, Kamis (10/2/2022). 

TRIBUNKALTIM.CO - Keberlangsungan pandemi Covid-19 telah memunculkan berbagai tantangan baik di sisi kesehatan maupun ekonomi bagi semua negara, termasuk Indonesia.

Pemerintah terus berupaya maksimal untuk dapat menyelesaikan berbagai dampak yang timbul serta memitigasi risiko yang muncul melalui kerja sama yang baik dengan semua pemangku kepentingan dan menjaga kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan.

Untuk merespons peningkatan kasus varian Omicron saat ini, Presiden Joko Widodo telah menekankan bahwa percepatan vaksinasi dan peningkatan protokol kesehatan merupakan suatu keharusan, sekaligus untuk menjaga kegiatan perekonomian tetap tumbuh.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 tercatat sebesar 3,69 persen, dengan pertumbuhan tertinggi dialami pada Q2-2021 sebesar 7,07 persen yang sekaligus merupakan pertumbuhan tertinggi dalam satu dekade terakhir," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan pada acara BRI Microfinance Outlook 2022 di Jakarta, Kamis (10/2/2022).

Baca juga: Menko Airlangga Ungkap Indonesia Miliki Potensi Besar pada Penyimpanan Emas

Pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut tercermin dari berbagai indikator pertumbuhan di sektor riil yang mengalami peningkatan.

Dana pihak ketiga juga mengalami pertumbuhan sebesar 12,2 persen (yoy) dengan tingkat NPL yang terjaga di level 3 persen.

Hal ini memperlihatkan bahwa peningkatan geliat ekonomi dan optimisme mulai dirasakan oleh masyarakat di segala lapisan.

"Guna meneruskan pemulihan ekonomi, Pemerintah telah mengalokasikan Rp 455,62 triliun anggaran PCPEN untuk tahun 2022. Pada tahun ini, UMKM juga akan mendapatkan prioritas dalam alokasi anggaran PEN guna mendorong pemulihan yang lebih cepat," ujar Menko Airlangga.

Pemerintah juga mendorong Front Loading berbagai Kebijakan Insentif Fiskal dan Perlindungan Sosial pada awal tahun 2022 ini.

Selanjutnya, sebagai wujud keberpihakan dan dukungan bagi sektor UMKM yang sangat terdampak selama masa pandemi, pemerintah memberikan kebijakan restrukturisasi kredit untuk mengurangi beban para debitur.

Baca juga: Hari Pers Nasional 2022, Airlangga Ucapkan Terima Kasih Bantu Indonesia Perangi Hoax selama Pandemi

Pemerintah juga mendorong peningkatan perluasan akses pembiayaan untuk UMKM melalui Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial, agar porsi kredit UMKM ditingkatkan pada tahun 2022 sebesar 20 persen dan secara bertahap menjadi 30 persen pada tahun 2024.

Pemerintah juga telah membentuk holding BUMN pembiayaan ultra mikro (UMi), dengan PT Bank Rakyat Indonesia sebagai induk usaha, untuk menggabungkan entitas-entitas utama yang dapat mengembangkan segmen ultra mikro lebih baik dengan target penambahan 29 juta pelaku usaha yang dapat terlayani pada tahun 2024.

Menko Airlangga yang juga merupakan Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM menyampaikan, pemerintah terus mendorong pengembangan program Kredit Usaha Rayat (KUR) untuk dapat dinikmati oleh masyarakat yang lebih luas lagi.

Selain memberikan subsidi bunga KUR sebesar 3 persen sampai dengan 30 Juni 2022, pemerintah juga meningkatkan plafon KUR yang pada tahun 2022 telah ditetapkan sebesar Rp 373,17 triliun atau meningkat 30 persen dari tahun lalu.

"Hal ini merupakan wujud kehadiran pemerintah untuk membantu UMKM mengakses pembiayaan usaha yang terjangkau melalui KUR," kata Menko Airlangga.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved