Berita Nasional Terkini
PENYEBAB Hubungan Puan Maharani dan Ganjar Pranowo Makin Panas, PKS Ikut Campur: Cool Saja Mbak Puan
Puan Maharani kesal sama Gubernur tak sambut dirinya saat turun ke darah, sindir Ganjar Pranowo? PKS ingatkan kepala daerah layani rakyat bukan elite.
TRIBUNKALTIM.CO - Baru-baru ini Puan Maharani mengungkapkan pernyataan yang akhirnya jadi sorotan publik.
Putri Megawati Soekarnoputri itu mengaku kesal sama Gubernur tak sambut dirinya saat turun ke daerah.
Banyak pihak yang bertanya, siapa sosok yang disindir Puan Maharani?
Sebagai pihak menyorot hubungan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dna Puan Maharani belakangan ini.
Lantaran beberapa kali agenda partai PDIP maupun DPR RI yang melibatkan Puan Maharani di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo selalu absen.
Kondisi tersebut jelas membuat rumor politik berkembang cepat.
Persaingan Ganjar Pranowo dan Puan Maharani untuk merebut tiket ke arena Pilpres 2024, jadi penyebab hubungan keduanya semakin memanas.
Bahkan salah satu partai politik lain turut bereaksi, politisi PKS Mardani Ali Sera menegaskan tugas Kepala Daerah adalah melayani rakyat bukan elite.
Informasi selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: NEWS VIDEO Ada Gubernur Tak Sambut Kedatangannya, Puan Maharani Merasa Kesal
Melansir Tribunnews.com dengan judul Ada Gubernur Tak Sambut Kedatangannya, Puan Maharani Merasa Kesal: Kayak Males-malesan, Ketua DPR RI Puan Maharani menceritakan adanya gubernur yang tak menyambutnya saat turun ke daerah.
Ketua daerah tersebut dinilai malas-malasan hingga membuatnya kesal.
Hal ini disampaikan Puan dalam rapat koordinasi tiga pilar PDIP di Luwansa Hotel, Manado, Sulawesi Utara pada Rabu (9/2/2022).Ia menceritakan, kala itu gubernur tersebut tak menjemput dirinya.
Bahkan, ujar Puan, gubernur lain lah yang menyambut dan mengurusi kedatangannya.
Karena itu, Puan mengaku bertanya-tanya mengapa ada kepala daerah yang bersikap sedemikian rupa.
Padahal, katanya, ia adalah Ketua DPR RI ke-23.
"Kenapa saya datang ke Sulawesi Utara itu tiga pilar bisa jalan, jemput saya, ngurusin saya, secara positif ya."
"Kenapa saya punya gubernur kok nggak bisa kaya begitu, justru yang ngurusin saya gubernur lain," kisah Puan, dikutip dari Kompas.com.
"Kenapa gitu loh, ini kan jadi pertanyaan."
"Kok bisa gitu, saya ini Ketua DPR ke-23 dari tahun 45 setelah ada menjabat DPR-DPR, itu saya Ketua DPR ke-23," tambahnya.
Baca juga: Puan Maharani Emosi, Ada Gubernur yang Tak Sambut Dirinya, Sindir Ganjar Pranowo?
Lebih lanjut, Puan merasa heran saat tahu ada kepala daerah yang tak bangga saat dirinya berkunjung ke daerah.
Terkait hal itu, dirinya pun mengaku merasa kesal.
"Ke daerah ketemu kepala daerah, kepala daerahnya tidak bangga ya kepada saya, kayak males-malesan. Bikin kesal," ujarnya.
Mendengar cerita Puan Maharani soal gubernur yang tak menyambutnya, kader PDIP yang hadir sontak berkata agar kepala daerah tersebut diganti.
Mengutip Kompas.com, Ketua DPP PDIP ini hanya tersenyum mendengar perkataan para rekannya.
Baca juga: Penuhi Janji, Gubernur Ganjar Pranowo Pulangkan Warga Desa Wadas yang Ditangkap Polisi
Dilansir TribunManado, rapat tersebut dihadiri Ketua DPD PDIP Sulut, Olly Dondokambey, bersama struktur DPD lainnya, Franky Wongkar, Andrei Angouw, dan Fransiskus Silangen.
Seperti diketahui, Puan berkunjung ke Kota Manado, Bitung, dan Minahasa Utara pada Rabu dan Kamis (10/2/2022) dalam rangka kunjungan kerja.
Disambut Antusias
Kedatangan Puan Maharani ke Sulawesi Utara disambut antusias kader PDIP Sulut.
Di sela-sela rapat tiga pilar PDIP di Luwansa Hotel, Rabu, teriakan "Puan calon presiden 2024" disuarakan.
"Siapa calon pilpres?" tanya Olly, kepada kader dari atas mimbar, dikutip dari Kompas.com.
"Puan Maharani," kata para kader membalas.
Di hadapan Puan, Olly mengatakan 15 kabupaten dan kota di Sulut solid memenangkan putri Megawati itu pada Pilpres 2024 mendatang.
Bukan tanpa alasan, partai berlambang banteng ini menjadi parpol penguasa terbesar di PDIP.
Sejak Pilkada Serentak 2015, ujar Olly, PDIP telah memenangkan empat pilkada dari delapan daerah.
Baca juga: Alasan Ganjar Pranowo Diundang Tapi Tak Hadir, Ada Puan Maharani & Gibran di Peresmian Pasar Legi
Kemudian, pada 2017, menang satu dari dua Pilkada.
Di tahun 2018, menang lima dari enam Pilkada.
Terakhir, pada Pilkada 2020 kemarin, PDIP menang tujuh dari delapan pemilihan.
"Lima belas kabupaten/kota semuanya diisi oleh PDI-P dan dalam pilkada kami menempatkan 10 kader sebagai kepala daerah dan 13 sebagai kader wakil kepala daerah," sebut Olly.
Sambutan antusias juga terlihat saat Puan datang ke Pulau Lembeh untuk meletakkan batu pertama pembangunan patung Ir Soekarno di Monumen Trikora, Rabu.
Dikutip dari TribunManado, teriakan itu berasal dari ibu-ibu yang hadir.
Baca juga: Mengenal Kutai Martadipura, Kerajaan Hindu-Buddha Tertua di Indonesia yang Lokasinya Dekat IKN Baru
PKS: Cool Saja Mbak Puan
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengingatkan tugas pokok dan fungsi kepala daerah untuk melayani rakyat.
Mardani menyatakan, tidak ada aturan yang menegaskan bahwa kepala daerah wajib melakukan penyambutan secara khusus kepada Ketua DPR yang datang ke daerahnya.
Hal tersebut disampaikan Mardani menyikapi curhatan Ketua DPP PDI-P sekaligus Ketua DPR Puan Maharani yang mengaku tidak disambut oleh seorang kepala daerah saat turun ke lapangan.
"Tupoksi (tugas pokok dan fungsi, red) kepala daerah yang utama memang melayani rakyat, bukan elite. Jika tidak menyambut karena ada acara dengan rakyat, tidak masalah," ujar Mardani, Kamis (10/2/2022), dikutip dari Kompas.com.
Mardani menambahkan, sikap meminta pelayanan berlebih tersebut mengingatkan pada era orde baru yang seluruh pemerintahan daerah masih mendapat kontrol dari pusat.
Namun setelah reformasi, model pemerintahan terpusat ini sudah diganti dengan otonomi daerah yang membuat hubungan pusat dan daerah tidak sekaku di zaman Orde Baru.
Mardani menyarankan agar Puan menjunjung sikap negarawan. Apalagi, Ketua DPP PDIP itu memimpin lembaga tinggi perwakilan rakyat.
"Cool saja untuk Mbak Puan, karena memang era sekarang, hubungan pusat dengan daerah tidak sekaku dulu. Khususnya, zaman Orde Baru," jelasnya. (*)